PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Opini

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

in Opini
390
0
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Pada suatu Minggu yang cerah, di sebuah rumah sederhana, seorang nenek berusia di atas 70 tahun duduk tersenyum menyambut kedatangan anak dan cucunya. Raut wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tak terbendung. Foto: LINES

558
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Thonang Effendi

Pada suatu Minggu yang cerah, di sebuah rumah sederhana, seorang nenek berusia di atas 70 tahun duduk tersenyum menyambut kedatangan anak dan cucunya. Raut wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tak terbendung. Mereka berbincang santai, saling bertukar kabar, dan tak lupa sang nenek menyelipkan nasihat-nasihat lembut penuh kasih sayang.

Tak lama berselang, gawainya berbunyi—panggilan video dari anak sulungnya yang tinggal di luar provinsi. Dalam layar kecil itu, sapaan hangat mengalir, dan nenek pun menitipkan doa serta uang saku bagi cucunya yang belum sempat berkunjung. Bagi sang nenek, kebahagiaan bukanlah soal kemewahan, melainkan tentang hadirnya cinta, perhatian, dan kebersamaan.

Kisah seperti ini banyak terjadi di sekitar kita, terutama menjelang Hari Lanjut Usia Nasional yang diperingati setiap 29 Mei. Sebuah momen penting untuk merefleksikan makna menua yang sejati—bukan sekadar bertambahnya angka usia, tetapi tentang bagaimana usia lanjut bisa menjadi masa melanjutkan kebahagiaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu, definisi dari WHO menyebutkan bahwa lansia terbagi dalam beberapa kelompok: usia 60–74 tahun (lansia awal), 75–90 tahun (lansia madya), dan di atas 90 tahun (lansia tua). Secara biologis, memang ada kecenderungan penurunan fungsi fisik dan kognitif seiring bertambahnya usia. Namun, banyak pula lansia yang tetap aktif, bugar, bahkan produktif karena menjaga gaya hidup sehat dan membangun kebiasaan positif sejak muda.

Ini menjadi pengingat bagi generasi muda hari ini: menyiapkan usia lanjut yang bahagia dan sejahtera tidak dimulai ketika rambut telah memutih, melainkan sejak usia muda, bahkan sejak usia dini. Dengan kata lain, kebahagiaan di masa tua adalah hasil dari akumulasi kebiasaan baik yang dibangun sejak dini.

Mereka yang memasuki usia lanjut tentunya memiliki satu cita-cita luhur: menutup usia dengan husnul khotimah, akhir kehidupan yang baik. Dalam falsafah Jawa, ada istilah nggayuh marang kasampurnan—menggapai kesempurnaan hidup. Salah satu perwujudan hidup yang matang dan bijak ini tercermin dalam tiga peran utama yang biasa dijalani oleh para sesepuh: tutur (memberikan nasihat), wuwur (memberikan bantuan, baik moral maupun materi), dan sembur (mendoakan yang muda agar selamat dan sukses). Ketiganya bukan sekadar simbol peran sosial, melainkan bentuk kontribusi nyata menuju kebermaknaan hidup di usia lanjut.

Namun di tengah realitas modern, lansia juga menghadapi tantangan: keterasingan sosial, menurunnya perhatian keluarga, serta perubahan peran di tengah masyarakat. Oleh karena itu, keluarga dan masyarakat perlu memastikan bahwa lansia tetap merasa dihargai, dibutuhkan, dan dicintai. Interaksi yang hangat, keterlibatan dalam aktivitas sosial, serta perawatan yang penuh empati adalah bagian dari menciptakan lansia yang bahagia.

Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan LDII melalui Tri Sukses Generus dan 29 Karakter Luhur juga memberikan kontribusi besar dalam menyiapkan masa tua yang bermartabat. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan karakter adalah ketika seseorang di usia lanjut mampu tetap berbagi manfaat, menjadi panutan, dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Artinya, menua bukan akhir dari produktivitas, tapi justru awal dari masa berbagi kebijaksanaan.

Akhirnya, menua dengan bahagia dan sejahtera adalah keniscayaan yang perlu disiapkan sedini mungkin. Usia lanjut bukanlah masa pasrah, tapi masa melanjutkan kebahagiaan dalam bentuk yang lebih dalam dan bermakna. Karena sejatinya, setiap tahap usia memiliki perannya sendiri dalam memberi warna pada kehidupan.

Penulis:

Thonang Effendi

Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII

Tags: Lanjut UsiaMelanjutkan Kebahagiaan

Related Posts

Kedaulatan Sejarah untuk Indonesia: Menulis Masa Lalu, Mengarahkan Masa Depan
Artikel

Kedaulatan Sejarah untuk Indonesia: Menulis Masa Lalu, Mengarahkan Masa Depan

by admin
September 28, 2025
0

oleh Singgih Tri Sulistiyono* Jika orang berbicara tentang “kedaulatan”, bayangan yang muncul sering berkisar pada kokohnya benteng pertahanan, langkah tegas militer, keluwesan...

Read more
Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?
Opini

Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?

by admin
September 17, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Sri Wilarso* Ketika selesai membahas jejak karbon dan cadangan karbon, tanpa terasa pembicaraan bergeser pada isu perdagangan karbon (carbon...

Read more
Menjaga Api Semangat Mewariskan Perjuangan
Opini

Menjaga Api Semangat Mewariskan Perjuangan

by admin
September 16, 2025
0

oleh Budi Muhaeni* Generasi pendahulu bangsa ini adalah saksi hidup betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan. Ada yang berjuang mengangkat bambu runcing, ada...

Read more
Mengapa Cadangan Karbon Harus Kita Jaga?
Opini

Mengapa Cadangan Karbon Harus Kita Jaga?

by admin
September 12, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Sri Wilarso* Istilah perdagangan karbon (carbon trading) pernah menjadi topik santer di berbagai media mainstream Indonesia. Indonesia selain kaya...

Read more
Jejak Karbon (Carbon Footprint) – Apa yang Perlu Difahami?
Artikel

Jejak Karbon (Carbon Footprint) – Apa yang Perlu Difahami?

by admin
September 5, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Wilarso* “Isu perubahan iklim (climate change) semakin mengemuka. Sejalan dengan itu, istilah jejak karbon (carbon footprint) pun semakin populer....

Read more
Peran Masjid dalam Membantu Penanganan Sampah di Nusa Tenggara Barat
Opini

Peran Masjid dalam Membantu Penanganan Sampah di Nusa Tenggara Barat

by admin
August 30, 2025
0

Oleh Bambang Supriadi* Persoalan sampah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup memprihatinkan. Persoalan itu, bila tak ditangani secara...

Read more

Trending

Nasehat

11 hours ago
Nasional

Ponpes Wali Barokah dan LDII Kota Kediri Audiensi dengan Kejari Bahas Jaksa Masuk Pesantren

2 days ago
Nasional

DPP IPI Kunjungi Ponpes Wali Barokah Kediri, Perkuat Jaringan Pesantren

2 days ago
Saat Muswil X, Ketum Dorong LDII DKI Jakarta Sinergi dengan Stakeholder
Lintas Daerah

Saat Muswil X, Ketum Dorong LDII DKI Jakarta Sinergi dengan Stakeholder

2 days ago
Pererat Ukhuwah dan Sinergi Dakwah, Ahmad Ali dan LDII Silaturahim dengan PW Muhammadiyah Malut
Lintas Daerah

Pererat Ukhuwah dan Sinergi Dakwah, Ahmad Ali dan LDII Silaturahim dengan PW Muhammadiyah Malut

3 days ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

October 13, 2025

Ponpes Wali Barokah dan LDII Kota Kediri Audiensi dengan Kejari Bahas Jaksa Masuk Pesantren

October 12, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In