Makassar (1/8). Sukardi Weda, warga LDII kelahiran Pare-Pare dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang bahasa dan sastra Inggris di Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia dikukuhkan pada Sidang Terbuka Luar Biasa Universitas Negeri Makassar, di Ballroom Teater Menara Pinisi, UNM, pada Senin (28/7).
Menariknya, selain meraih guru besar, ia telah memperoleh lima gelar master (S2), yaitu M.Hum., M.Pd., M.Si., M.M., M.Sos.I., M.A.P. “Sejak kecil memang senang belajar dan membaca berbagai topik keilmuan, mulai dari pertanian, perternakan, hobi, hingga biografi tokoh politik maupun ilmuwan dunia dan Indonesia,” kata Sukardi.
Ia menjelaskan, hal itu dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, “Sehingga sebagai seorang cendekiawan, saya dapat bermanfaat di manapun saya berada,” ungkap Sukardi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan.
Akedemisi UNM tersebut menjelaskan, dirinya mendalami berbagai disiplin ilmu, mulai dari bahasa Inggris, linguistik, manajemen pendidikan, sosiologi, manajemen strategis, dakwah dan komunikasi, serta administrasi publik. Ia terinspirasi oleh ilmuan dunia, seperti Noam Chomsky, yang bukan hanya pakar di bidang linguistik tetapi juga di bidang politik.
Sukardi juga terinspirasi dari berbagai ilmuwan Islam klasik, yang ahli di bidang filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, kimia, teknik dan sastra, “Seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Biruni, dan para filsuf Yunani Kuno lainya. Bukan hanya menekuni satu disiplin ilmu. Tetapi beberapa disiplin ilmu lain, sehingga ilmuwan tersebut dapat bermanfaat di berbagai dimensi kehidupan sosial,” terangnya.
Berderet gelar yang diperolehnya adalah potret kegigihannya dalam menuntut ilmu. Ia bercerita beberapa kali gagal meraih beasiswa S2. Penantian panjangnya berbuah manis, tahun 2003 Sukardi berhasil mendapat beasiswa dari Amerika, Ford Foundation International Fellowship Program untuk melanjutkan studi Program Magister Sosiologi, Manajemen Pembangunan Sosial FISIP, Universitas Indonesia dari tahun 2004-2006.
“Dari beasiswa inilah, saya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa sebagai pribadi yang terus menerus berkarya dan belajar. Sampai akhirnya saya berhasil menyelesaikan disertasi S3 dengan judul English Learning Strategies Employed by Senior Secondary School Students,” pungkas Sukardi.
Sukardi yang kerap diundang sebagai pembicara di berbagai forum akademik dan bahasa, menceritakan alasannya tertarik menekuni bahasa Inggris sejak duduk di kelas 1 SMP tepatnya tahun 1983. Ia merasa penasaran setiap mata pelajaran bahasa Inggris yang diajarkan gurunya bernama Andi Zainal. Ini yang mendorong Sukardi untuk menekuni bahasa Inggris sampai sekarang.
“Pesan saya, generasi penerus sebagai calon pemimpin masa depan bangsa ini adalah jangan berhenti belajar. Saya selalu memberi motivasi kepada mahasiswa atau orang dekat untuk terus belajar, setelah selesai S1, ambil lagi S2, kalau sudah selesai S2 ambil lagi S3, dan bila selesai S3 ambil lagi S2 atau S3. Karena semua ilmu yang dipelajari ada manfaatnya. Saya sudah rasakan itu semua,” ujar penulis buku “Profesor Pembelajar: Autobiografi Motivasi”, yang terbit tahun 2023 lalu.
Selanjutnya, Sukardi mendorong generasi muda untuk belajar sampai ke perguruan tinggi, mengingat pemerintah hadir membuka akses beasiswa baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Tidak ada alasan lagi untuk generus tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi hingga S3 hanya karena alasan biaya,” tegas Sukardi.
Sukardi tidak hanya dikenal karena keilmuannya, tetapi juga melalui segudang karya dari publikasi jurnal ilmiah dan buku. Tercatat sekitar 31 buku dan 88 jurnal ilmiah yang telah diterbitkan baik di level nasional maupun internasional. (Nabil)