PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Lintas Daerah

Budidaya Ikan Lele Tanpa Aroma Amis, Apa Bisa?

in Lintas Daerah
423
0
Budidaya Ikan Lele Tanpa Aroma Amis, Apa Bisa?

Aminto, warga LDII dari Dusun Gelaran II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: LINES

587
SHARES
2.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Sudarsono

Beternak lele memang menguntungkan, tapi risiko susulannya yang mengganggu tetangga. Aroma amis kolam dan bau amis dagingnya memicu Aminto berpikir keras mencari solusi.

Salah satu masalah ikutan dalam budidaya lele secara intensif adalah bau amis dari kolam ikan lele. Kondisi itu memang mengganggu lingkungan, bisa memicu tetangga protes karena terganggu. Ditambah lagi, ikan lele yang dipanen pun juga berbau amis. Walhasil meskipun sudah diolah dengan bumbu lengkap antiamis pun, tetap saja beraroma amis.

Tapi ada juga panenan lele tanpa amis, juga kolam renangnya. Inovasi itu lahir dari Aminto, warga LDII dari Dusun Gelaran II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia mampu membudidayakan lele bebas aroma amis. Padahal, skala peliharaannya lumayan besar: delapan kolam seluas total 150 meter persegi lebih dan satu kolam terpal diameter 6 meter persegi, plus enam kolam beton satu meteran persegi di sekeliling rumahnya. Dan yang terpenting, hasil panen lelenya juga tak beraroma amis.

Aminto memelihara lebih dari 15.000 ikan lele di rumahnya. Saat tim DPP LDII berkunjung ke lokasi peternakan lelenya, pada 17 Agustus 2025, tidak satupun dari rombongan yang mencium bau amis — yang biasanya tercium ketika ada di dekat kolam ikan lele.

Sekilas penampakan kolam-kolam lele milik Aminto, layaknya kolam lele lain: keruh layaknya air comberan. Hanya saja ini tanpa bau amis. Rasa penasaran betul-betul menggelitik perasaan kami, saat melihat kenyataan yang tidak biasa ini. Jawaban Aminto membuat rasa penasaran semakin membuncah, karena ketika ditanya kenapa kolam lelenya tidak berbau amis? Jawabnya: “Nanti akan saya kasih tahu dan jelaskan rahasianya, setelah tim DPP LDII mencicipi ikan lele saat makan malam. Akan saya sajikan ikan lele hasil budidaya dari kolam ini dan saya sajikan juga lele lokal. Nanti silakan dicoba dan setelah itu akan saya jelaskan resepnya,” ujar Aminto.

“Wah, selain penasaran yang membuncah sebetulnya hati kami yang berkunjung ke lokasi kolam ikan lele saat itu merasa sangat berat, sangat berat untuk menolak kesempatan mencicipi ikan lele tanpa amis maksudnya.”

Saat makan malam jam 19.00 tiba, sudah tidak sabar lagi lima anggota tim DPP LDII bersama dua orang dari DPW LDII DIY, ingin mencicipi lele tanpa amis produksi Aminto dan membandingkannya dengan lele lokal. Ternyata betul terbukti juga bahwa ikan lelenya pun tidak berbau amis, tidak seperti ikan lele lokal yang disajikan bersamaan sebagai pembanding.

Rasa penasaran kembali menggelitik perasaan dan pertanyaan yang sama kami ajukan. Rupanya Aminto masih ingin menambah besar rasa penasaran kami, dengan jawaban menggunakan bahasa Jawa, yang artinya kira-kira begini: “Silakan, dinikmati dulu ikan lelenya dan jangan malu-malu untuk nambah lagi.”

Dalam hati kembali kami bergumam, tawaran yang sungguh berat bagi kami, sekali lagi berat untuk menolaknya. Akhirnya setelah menambah nasi hangat dan dua ekor ikan lele goreng tanpa amis. Namun tuntutan untuk mengetahui resep budidaya ikan lele tanpa amis pun tidak terbendung lagi.

Kuncinya Ada pada Resep Jamu

Perbincangan hangat berkisar bagaimana Aminto memulai budidaya lele tanpa amis, hingga harga jual lele produksinya yang lebih tinggi minimal Rp5.000 dibanding produk lele lainnya. Ditemani teh manis, sembari berbincang, Aminto menjelaskan asal-usul teknologi budidaya ikan lelenya, sebetulnya bersumber dari kearifan lokal yang dia adopsi dan modifikasi secara otodidak. Lebih lanjut dia menjelaskan kunci keberhasilan budidaya ikan lele tanpa amis, yang dia dipraktekkan adalah menambahkan jamu ke dalam diet ikan lelenya.

Perbincangan bersama Aminto, warga LDII dari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: LINES

Jamu yang Aminto tambahkan tidak lebih dari yang secara umum dikenal sebagai empon-empon, yaitu: jahe, temu lawak, kunyit putih dan belimbing yang masih hijau atau yang sudah matang, plus beberapa komponen tambahan lainnya. Semua racikan tersebut ditumbuk dan air perasannya difermentasi menjadi cairan jamu anti amis.

Saat akan memberi makan lele, jamu cair yang sudah diracik dan difermentasi tersebut, dicampur dengan pelet makanan ikan lele yang biasa dijual umum. Campurannya pakan dan jamu itu diinapkan atau difermentasi selama 24 jam sebelum digunakan.

Resep jamu tambahan makanan ikan lele ini bisa ditambahkan ke makanan untuk bibit ikan lele yang berukuran 2 – 3 cm, hingga lele dewasa dengan ukuran 5 – 8 ekor per kilogram. Manfaat jamu resep Aminto selain menghilangkan bau amis air kolam dan ikan lele, juga sudah dia buktikan meningkatkan nafsu makan lelenya sehingga cepat besar. Bahkan, menurunkan sifat kanibal ikan lele. Kanibalisme ini juga jadi masalah bagi peternak lele, karena mampu menunrunkan jumlah ikan saat panen.

Tim DPP LDII pun melongo dan geleng kepala, saat Aminto bercerita mengenai bandar lele yang ingin membeli lelenya dengan menawar harga Rp4.000 lebih tinggi dari harga pasar saat itu. Dia hanya angkat tangan dan mempersilakan bandar lelenya untuk mencari dari pembudidaya yang lain saja.

Artinya, walaupun produknya dibeli dengan harga lebih di atas harga pasar, produk lelenya tidak dia lepas. Otomatis kami tercengang, lha biasanya pengepul yang memainkan harga, ini justru petani yang menjadi penentu. Kok bisa? Akhirnya dengan tersenyum Aminto menjelaskan, bahwa di pasar, pengepul yang menjual ikan lelenya selalu lebih cepat habis stok yang dijualnya dibanding pengepul lele yang lain, meskipun harga jual lebih tinggi.

Wah, ibarat barang kualitas premium yang diburu konsumen, gumam kami yang diamini Aminto. Bagi yang memerlukan resep jamu anti amis, silakan komen dibawah, nanti diinfokan resep yang dibagikan Aminto.

Ketika ditanya apa biayanya tidak terlalu mahal untuk memberi jamu ikan lele? Aminto menjelaskan bahwa untuk membuat 40 liter jamu antiamisnya, hanya memerlukan biaya sekitar Rp150.000 – 200.000, karena harga empon-empon di Wonogiri relatif murah, dan ramuan tersebut bisa dia gunakan untuk jamu selama lebih dari sebulan.

Hitungan kasar yang secara cepat kami lakukan membuktikan bahwa biaya jamu tambahan tidak akan menambah harga pokok produksi secara signifikan. Apalagi dengan keuntungan pertumbuhan lele yang lebih cepat, karena meningkatnya nafsu makan dan menurunnya kanibalisme antar sesama lele. Plus utamanya bebas amis yang menjadi unggulan. Masih ditambah harga jual lelenya per kilo minimal lebih mahal Rp5.000.

Tanpa terasa perbincangan pun berlanjut dari ceritera tentang seorang guru besar sebuah universitas yang meremehkannya sebagai jamu abal-abal, tetapi berbalik takjub ketika tanpa penjelasan kata-kata tapi langsung diajak keliling. Aminto membuktikan sendiri produk lele olahannya itu. Bahkan, eorang calon kepala daerah yang sampai nambah empat kali ketika disuguhi lele antiamis ketika kampanye dan berkunjung ke kelompok taninya.

Sambil bergurau Aminto menambahkan, “Tapi janji bantuannya sampai sekarang belum dibuktikan meskipun akhirnya sang calon bupati jadi terpilih.”

Bagaimana soal paten? Aminto menyatakan saya nggak sanggup tapi kalau DPP LDII mau membantu, ia mempersilakan. Sepertinya, pengembangan jamu Aminto tidak hanya terbukti untuk ikan lele, tapi berpotensi untuk dikembangkan sebagai jamu ke ternak lainnya. Meski perbincangan masih terus mengalir, namun waktu sudah menjelang tengah malam dan tim DPP LDII pun harus undur diri.

Kami hanya bisa mengapresiasi, dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan, bertemu Aminto, sosok warga LDII yang telah menyumbangkan karya dan kontribusi, dalam bidang ketahanan pangan. Mungkin Aminto tidak menyadari bahwa karya dan kontribusinya sangat relevan dengan Asta Cita (i.e., ketahanan pangan) dan menyumbangkan pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) no. 1 (tanpa kemiskinan), no. 2 (tanpa kelaparan), dan no. 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), sungguh suatu pengalaman yang tidak terlupakan dan ilmu yang tak terpungkuri manfaatnya. Salam lele tanpa amis dari Gua Pindul, Bejiharjo, Wonogori.

*) Profesor Sudarsono, adalah Guru Besar Ilmu Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga Ketua DPP LDII.

Tags: Budidaya Ikan LeleLDII Gunung KidulLDII ternak leleTernak Lele

Related Posts

LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan
Lintas Daerah

LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan

by admin
November 23, 2025
0

Kendal (23/11). LDII Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) II di Kompleks GNBS Kebonadem, Barangsong, Kendal, Minggu, (16/11). Forum ini membahas...

Read more
Jelang Muswil LDII Kepri, Ketum Ajak Media Evaluasi Program Kerja LDII
Lintas Daerah

Jelang Muswil LDII Kepri, Ketum Ajak Media Evaluasi Program Kerja LDII

by admin
November 23, 2025
0

Batam (23/11). Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso mengajak wartawan untuk mengevaluasi program kerja dan memberi masukan DPW LDII Kepulauan Riau....

Read more
LDII Pemalang Perkuat Sinergi Kamtibmas Lewat Audiensi dengan Polsek
Lintas Daerah

LDII Pemalang Perkuat Sinergi Kamtibmas Lewat Audiensi dengan Polsek

by admin
November 23, 2025
0

Pemalang (23/11). Pengurus PC LDII Kecamatan Pemalang menemui Kapolsek untuk memperkuat kerja sama di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat. Pertemuan tersebut juga...

Read more
Terima Audiensi, Bupati Serang Apresiasi Program Pengabdian dan Zero Waste LDII
Lintas Daerah

Terima Audiensi, Bupati Serang Apresiasi Program Pengabdian dan Zero Waste LDII

by admin
November 23, 2025
0

Serang (23/11). DPD LDII Kabupaten Serang audiensi dengan Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah, di Pendopo Setda Kabupaten Serang, pada Senin (17/11). Ketua DPD...

Read more
Pemkab Serang Apresiasi LDII, Konsisten Bina Umat di Tengah Modernisasi
Lintas Daerah

Pemkab Serang Apresiasi LDII, Konsisten Bina Umat di Tengah Modernisasi

by admin
November 23, 2025
0

Serang (23/11). Pengasuh Ponpes Moderat At-Thohiriyah KH Muhammad Tohir mengisi tausiyah pada pengajian akbar yang digelar DPD LDII Kabupaten Serang di Gedung...

Read more
Komitmen Cegah Terorisme Sejak Dini, LDII Luwu Utara Terima Penghargaan dari BNPT
Lintas Daerah

Komitmen Cegah Terorisme Sejak Dini, LDII Luwu Utara Terima Penghargaan dari BNPT

by admin
November 23, 2025
0

Luwu Utara (23/11). DPD LDII Luwu Utara menerima piagam penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas dukungan...

Read more

Trending

Menghitung Tanpa Angka
Nasehat

Menghitung Tanpa Angka

4 hours ago
LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan
Lintas Daerah

LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan

20 hours ago
Jelang Muswil LDII Kepri, Ketum Ajak Media Evaluasi Program Kerja LDII
Lintas Daerah

Jelang Muswil LDII Kepri, Ketum Ajak Media Evaluasi Program Kerja LDII

20 hours ago
LDII Pemalang Perkuat Sinergi Kamtibmas Lewat Audiensi dengan Polsek
Lintas Daerah

LDII Pemalang Perkuat Sinergi Kamtibmas Lewat Audiensi dengan Polsek

21 hours ago
Terima Audiensi, Bupati Serang Apresiasi Program Pengabdian dan Zero Waste LDII
Lintas Daerah

Terima Audiensi, Bupati Serang Apresiasi Program Pengabdian dan Zero Waste LDII

21 hours ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Menghitung Tanpa Angka

Menghitung Tanpa Angka

November 24, 2025
LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan

LDII Wonogiri Ikuti Rakorwil Jateng, Soroti Penguatan Organisasi dan Pendidikan

November 23, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by GenerusMedia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by GenerusMedia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In