Palangkaraya (27/8). Sebanyak 200 pemuda LDII Kota Palangka Raya mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan bertema “Melalui Penguatan 29 Karakter Luhur untuk Menangkal Paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme Menuju Generasi Emas 2045”.
Acara itu digelar di Masjid Jamiatul Amaliyah pada Minggu (24/8) lalu dengan menghadirkan narasumber dari Densus Antiteror 88 Satgas Wilayah Kalimantan Tengah, Ganjar.
Ia mengingatkan generasi muda LDII agar selalu bersyukur karena di Indonesia mampu hidup damai meski memiliki ribuan pulau, bahasa, dan budaya. “Kita dengan ribuan pulau, bahasa, budaya disini bisa damai rukun karena ada Pancasila dan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Perbedaan adalah kekayaan yang harus kita jaga. Selain itu, dalam hal bermedia sosial, pemuda pemudi LDII harus hati-hati, harus bisa menyaring berita-berita yang tidak benar, yang mengandung intoleransi dan radikalisme,” kata dia.
Ia menegaskan intoleransi, radikalisme, dan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama. Menurutnya, paham tersebut justru menyusup di kelompok kecil yang berusaha mengaburkan kehidupan beragama dan bernegara. “Generasi muda LDII sudah memiliki bekal kuat dengan wawasan kebangsaan dan 29 karakter luhur,” ujar Ganjar.
Sementara Briptu Raka Sabda Berkah dari Mabes Polri memberikan paparan tentang bahaya faham intoleransi, radikalisme, dan terorisme, serta strategi untuk menangkalnya. Mereka juga berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana menghadapi dan mencegah penyebaran ideologi radikal. “Terorisme tidak masuk dalam suatu agama tertentu, akan tetapi terorisme itu menyusup kedalam mayoritas tertentu, maka dari itu harus waspada semua”, papar Raka.
Menurutnya, terorisme merupakan proses panjang yang berawal dari sikap intoleran. “Hal besar selalu diawali dari hal kecil. Kita jangan sekali-kali membeda-bedakan walaupun di urusan beragama kita masing-masing, tetapi dalam kehidupan sosial dan bernegara kita tidak membeda-bedakan,” ucap Briptu Raka.
Ia menjelaskan, paham intoleransi biasanya ditandai dengan tidak mau berteman dengan yang berbeda suku, agama, atau tempat ibadah. Sikap itu berkembang menjadi saling menjauh, menyalahkan, hingga akhirnya berujung pada aksi kekerasan dan teror.
“Karakter paham terorisme itu biasanya mengkafirkan, menggunakan jihad sebagai berperang, tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak mau hormat bendera merah putih,” tambahnya.
Sementara itu Wakil Sekretaris DPW LDII Provinsi Kalimantan Tengah Aris Wijaya menyampaikan pesan agar generasi penerus LDII memiliki sifat dan karakter yang luhur/baik sebagaimana dicontohkan oleh Rosulullah SAW. “Dalam berdakwah supaya mengedepankan dakwah yang menyejukkan”, ujarnya.
Kegiatan Penguatan Wawasan Kebangsaan Generasi Muda LDII Kota Palangka Raya dapat terlaksana dengan baik berkat sinergi antara LDII, Kementerian Agama Kota Palangka Raya, serta Densus 88 Satgaswil Kalimantan Tengah.
Menurut Aris, penguatan karakter menjadi strategi penting agar generasi muda tidak mudah terpengaruh paham intoleransi, radikalisme, maupun terorisme. Dengan karakter yang kuat, generasi muda juga diyakini akan mampu memperkokoh persatuan dan menjaga keutuhan bangsa.
Dari Kemenag kota Palangka Raya H Supiani HK menyampaikan bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan bisa bermanfaat untuk orang lain sebagaimana diketahui bahwa Islam adalah rohmatan lil alamin. “Generasi LDII agar menjadi benteng ideologi, duta perdamaian, dan harus bisa berperan sebagai mitra aparat” ucap Supiani.