Samarinda (11/9). Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud (Harum), memimpin Istighosah di Masjid Nurul Mukminin, Kompleks Pemprov Kaltim, Selasa malam (2/9). Acara tersebut menjadi momentum doa bersama agar Kaltim tetap kondusif.
“Semoga dijauhkan dari perpecahan selalu aman, damai, terhindar dari bencana, dijauhkan dari perpecahan, serta diberi keberkahan dalam setiap langkah pembangunan,” ujar Harum
Ia juga menegaskan bahwa momen tersebut menjadi pengingat pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Momentum ini mari kita jadikan pengingat agar setiap langkah kita harus berlandaskan akhlak mulia. Dengan kebersamaan dan doa, InsyaAllah Kalimantan Timur akan semakin maju, sejahtera, dan bermartabat,” tambahnya.
Acara ini juga dihadiri Wakil Gubernur Seno Aji, Ketua MUI Kaltim, Sekdaprov Sri Wahyuni, para alim ulama, tokoh masyarakat, serta seluruh kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Kaltim. Hadir pula pimpinan ormas dan parpol yang ada di Kaltim. Mereka memadati masjid untuk bersama-sama melantunkan doa dan sholawat.
Ketua DPW LDII Provinsi Kalimantan Timur, Krishna P. Candra, yang juga hadir mengikuti kegiatan ini mengapresiasi dan dukung penuh kepada langkah Gubernur Rudy, dalam menjaga stabilitas dan kondusivitas daerah.
Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat, dalam membangun daerah yang aman dan religius.
“Semoga masyarakat Kaltim dan umumnya Indonesia semakin bijak bersikap dengan meneladani Rasulullah SAW. Kita harus saling menyayangi, memperkuat persatuan, dan bersama-sama membangun bangsa menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujar Prof. Krishna.
Ia juga menegaskan, LDII akan terus bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, hingga penguatan generasi muda. Hal itu sejalan dengan semangat Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan SDM berkarakter, amanah, dan cinta persatuan.
Acara istighosah sekaligus peringatan Maulid Nabi tersebut dihadiri ratusan jamaah dari berbagai lapisan masyarakat, tokoh agama, dan jajaran pemerintah daerah. Selain doa bersama, kegiatan tersebut juga menjadi ruang untuk mempererat ukhuwah islamiyah, menjaga kondusivitas daerah, dan membangun kebersamaan menghadapi tantangan bangsa. (SA/LINES)