Pasuruan (23/10). Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kabupaten Pasuruan menetapkan Andik Dwi Susanto sebagai Ketua DPD LDII Kabupaten Pasuruan masa bakti 2025-2030. Ia terpilih secara aklamasi setelah seluruh peserta sidang paripurna menyatakan kesepakatan bulat dalam forum yang digelar pada Minggu (19/10).
“Apresiasi kepada kepengurusan dua periode Pak Sodikin, sudah berhasil dan bagus. Pesan kami untuk kepengurusan selanjutnya untuk mengutamakan nilai kebangsaan. LDII di Pasuruan telah membentuk harmoni yang baik di internal, juga komunikasi vertikal dan horizontal yang berjalan dengan bagus,” ujar Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch Amrodji Konawi
Ia menjelaskan, komunikasi vertikal mencakup hubungan sinergis dengan pemerintah daerah, Polres, dan Kodim, hingga ke tingkat organisasi di bawahnya seperti PC (kecamatan) dan PAC (kelurahan/desa). Adapun komunikasi horizontal dijalin dengan ormas keagamaan sejajar seperti MUI, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, serta tokoh lintas agama lainnya.
“Kerukunan dengan semua pihak, termasuk yang non-muslim, perlu terus dibina. Harmoni yang baik akan menumbuhkan toleransi, dan ini akan sangat membantu menjaga komitmen kebangsaan di Kabupaten Pasuruan,” tambahnya.
Amrodji juga menegaskan pentingnya kaderisasi berlapis sebagai kunci keberlanjutan organisasi. Menurutnya, kepengurusan baru di bawah pimpinan Andik perlu memperkuat struktur kaderisasi yang terdiri dari lapisan senior, menengah, dan junior. Agar proses transfer ilmu dan pengalaman berjalan efektif dari generasi ke generasi.
“Harapan kami, generasi tua bisa mentransfer ilmunya kepada generasi berikutnya sebelum mereka meninggal dunia. Jika tidak, di situlah awal kemunduran organisasi. Karena itu, proses kaderisasi harus berjalan baik dari senior ke junior,” pesannya.
Ia juga mendorong agar LDII Kabupaten Pasuruan terus memperkuat kontribusi nyata bagi masyarakat melalui implementasi delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa.
Amrodji menjelaskan delapan klaster tersebut meliputi bidang kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, teknologi digital, ketahanan pangan dan lingkungan, serta energi baru terbarukan.