Jakarta (27/10). MUI Kecamatan Senen beserta Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jakarta Pusat didampingi LDII Jakarta Pusat bersilaturrahim ke Ponpes Wali Barokah Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (17/10). Saat itu, Ketua MUI Kec. Senen KH Ahmad Manshur berkesempatan memberikan tausiyah di hadapan para santri.
Kegiatan ini menjadi ajang berbagi pengalaman sekaligus memperkuat sinergi antar wilayah dalam mengelola masjid dan pesantren agar semakin makmur dan berdaya bagi umat.
Rombongan yang dipimpin oleh Ketua DMI Jakarta Pusat KH. Syawaluddin Hidayat dan didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Senen, Jakarta Pusat KH Ahmad Manshur disambut hangat oleh Ketua DMI Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Jalil dan Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto.
Dalam kesempatan itu, KH. Sunarto menuturkan bahwa masjid menjadi pusat kegiatan utama di lingkungan pesantren. Selain tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai ruang pendidikan dan pembinaan karakter santri. “Masjid di pesantren menjadi sarana utama proses belajar mengajar. Kami senang bisa berbagi praktik pengelolaan masjid, mulai dari kebersihan, kegiatan dakwah, hingga pendidikan. Kami juga banyak belajar dari pengalaman teman-teman Jakarta Pusat, terutama soal kesejahteraan pengelola masjid,” jelas KH Sunarto.
Sementara itu, KH Syawaluddin Hidayat menjelaskan bahwa pihaknya datang untuk bersilaturahim sekaligus belajar dari pengelolaan masjid di Kediri yang dinilai efektif dan berdaya guna. “Apa yang baik di Kediri bisa kami bawa ke Jakarta, dan begitu pula sebaliknya. Setiap daerah punya kelebihan masing-masing, dan tujuannya satu: memakmurkan dan dimakmurkan masjid,” tutur KH Syawaludin.
Syawaluddin juga mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak pondok. Peserta yang ikut kunjungan ini sebanyak 32 peserta. Suasana penuh keakraban langsung terasa sejak awal pertemuan mencerminkan semangat kolaboratif antar lembaga keagamaan untuk membangun ekosistem masjid yang lebih makmur dan produktif.
“Kami datang satu bus, bersama LDII Jakarta Pusat. Alhamdulillah disambut luar biasa, dijamu dengan ramah dan penuh kekeluargaan. Ini bentuk ukhuwah yang nyata,” imbuhnya.
Seteleh kunjungan tersebut selesai, rombongan mencoba naik ke Menara Asmaul Husna didampingi penguruus Ponpes Wali Barokah. Kemudian dilanjut dengan salat Jumat di Masjid Baitul A’la serta diisi tausiyah agama dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
“Pendidikan yang utama adalah pendidikan di pondok pesantren. Di luar pendidikan pesantren itu sering tawuran, tapi kalau ponpes itu tidak,” jelas KH. Ahmad Manshur pada pertengahan tausiyah jumatnya. Ia juga mengingatkan para santri tidak bosan mencari ilmu, sehingga waktunya disibukkan untuk belajar.
“Di dunia ini kalau dibekali ilmu agama insya Alloh akan jadi orang yang berkah. Kita jangan bosan untuk selalu belajar. Kalau cari ilmu agama, tentunya Dunia ini akan ikut kita. Ingat jangan jadi remaja yang mengganggu ketertiban umum,” pungkasnya.














