Bandung (14/11). Ketua DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, memaparkan “delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa” dalam Talkshow Formasi Asik. Percakapan tersebut membahas tema “Sinergi Umat dan Pemerintah dalam Mewujudkan Asta Cita Indonesia Emas 2045” yang digelar di studio TVRI Jawa Barat, pada Jumat (14/11).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Pramuswil IX LDII Jawa Barat yang akan Sabtu (15/11/2025). Pada kesempatan itu, KH Chriswanto menjelaskan program kerja LDII tersebut, telah dirumuskan sejak Rakernas 2018 dan diperkuat kembali pada Rakernas 2023. Ketika pemerintah memperkenalkan Asta Cita Indonesia Emas, LDII melihat bahwa rumusan internal organisasi itu selaras dan dapat menjadi kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.
Dalam penjelasannya, KH Chriswanto menyebut bidang kebangsaan menjadi prioritas pertama LDII. Menurutnya, situasi kebangsaan sangat menentukan stabilitas dan ruang gerak masyarakat. “Ibarat naik kapal, jika kapalnya goyang kita tidak bisa bergerak dengan baik. Karena itu kebangsaan kami jadikan pilar utama,” ujarnya.
Setelah itu, ia menjelaskan bidang keagamaan yang menjadi fondasi pembinaan moral warga LDII. “Kami ingin umat beragama menjadi warga yang menebar manfaat, menjadi bagian dari solusi,” tambahnya.
Di bidang pendidikan, menurut KH Chriswanto, LDII berupaya membentuk sumber daya manusia profesional religius, dengan karakter yang menggabungkan kecakapan ilmu dengan akhlak yang kuat. LDII juga menjalankan program-program kesehatan yang dekat dengan masyarakat, “Seperti di Jawa Barat yang rutin menggelar program Cek Kesehatan Gratis,” lanjutnya.
Ia kemudian menyoroti penguatan ketahanan pangan dan lingkungan hidup melalui berbagai program, termasuk pengembangan sorgum sebagai komoditas alternatif. “Kami kemarin panen raya sorgum di Blora. Ini bagian dari kontribusi kami untuk ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Bidang energi baru terbarukan juga menjadi fokus LDII dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk lembaga pendidikan dan kantor organisasi. “Ini bentuk dakwah *bil haal* kami, bagaimana memberi manfaat secara nyata bagi masyarakat,” tuturnya.
Sementara, dalam bidang ekonomi syariah, LDII mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah untuk memfasilitasi para pelaku UMKM, agar memiliki ekosistem usaha yang adil dan saling mendukung. LDII jga menekankan pentingnya literasi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara produktif. “Teknologi digital itu pisau bermata dua. Kami ingin masyarakat memandangnya sebagai ruang produktif,” katanya.
KH Chriswanto menegaskan program ini disiapkan untuk upaya kolaborasi, antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Pemerintah menyediakan fasilitas, tetapi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat adalah ormas seperti kami. Sinergitas ini membuat kebutuhan masyarakat bisa tersampaikan dan ditindaklanjuti,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Barat, Dicky Harun, menjelaskan bahwa “delapan bidang pengabdian” tersebut diimplementasikan sesuai karakter wilayah Jawa Barat yang memiliki populasi besar dan kompleksitas sosial yang tinggi. “Kami coba konsolidasikan potensi pendidikan, ekonomi, dan kepemudaan agar selaras dengan delapan bidang pengabdian yang digariskan DPP,” tanggapnya.
Dicky menambahkan, dari “delapan program pengabdian” tersebut, berbagai inisiatif telah dijalankan secara konkret di Jawa Barat untuk menjangkau masyarakat secara langsung, “Contohnya program cek kesehatan gratis yang digelar dengan dukungan para stakeholder, serta keterlibatan LDII dalam program Citarum Harum dan kegiatan penanaman pohon,” jelas Dicky.
Rangkaian kegiatan Pramuswil ini diharapkan menjadi pijakan bagi LDII Jawa Barat dalam merumuskan program-program yang lebih tepat sasaran, yang akan dibahas dalam Musyawarah Wilayah IX LDII Jawa Barat.







