Jakarta (15/11). DPP LDII menggelar Rapat Koordinasi Bidang Komunikasi Informasi dan Media (Rakorbid KIM) dan LDII News Network (LINES) di Jakarta, pada Sabtu (15/11/2025). Pertemuan ini menjadi langkah konsolidasi untuk memperkuat kualitas komunikasi organisasi, seiring berkembangnya LDII yang kini hadir di 38 provinsi dan 514 DPD di tingkat kabupaten dan kota.
Koordinator Bidang Komunikasi Informasi dan Media (KIM) DPP LDII, Rulli Kuswahyudi, meminta seluruh pengurus KIM dan LDII News Network (LINES) di tingkat pusat hingga daerah, memperkuat koordinasi agar publikasi organisasi berjalan lebih terstruktur.
Rulli menyebut KIM dan LINES memiliki peran strategis sebagai saksi sekaligus pelaku sejarah perjalanan LDII. Ia mencontohkan berbagai kegiatan besar seperti Musyawarah Nasional, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, hingga audiensi dan pengajian yang selama ini selalu diikuti dan didokumentasikan oleh dua unit tersebut.
“Setiap dokumentasi adalah rekam jejak organisasi. Jika tidak ditangani dengan baik, banyak momen penting yang hilang dari catatan sejarah LDII,” ujarnya. Ia menambahkan, publikasi yang rapi membantu masyarakat memahami aktivitas LDII secara terbuka.
Dalam rapat koordinasi itu, Rulli meminta KIM dan LINES menyusun program kerja 2026 yang lebih komprehensif. Program tersebut diharapkan menjadi panduan bagi pengurus daerah dalam memproduksi informasi yang relevan dan akurat.
“Kami ingin setiap daerah membuat perencanaan yang jelas. Mulai dari strategi publikasi, alur pemberitaan, sampai penguatan kapasitas tim di lapangan,” tutur Rulli. Menurutnya, perencanaan yang matang akan membuat seluruh jaringan komunikasi LDII bergerak seragam.

Tahun 2026 disebut Rulli sebagai periode dengan tantangan lebih besar bagi organisasi, terutama karena DPP LDII akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional. Agenda ini membutuhkan publikasi yang intensif dari seluruh DPW dan DPD. “Munas bukan hanya acara internal, tetapi momentum LDII menunjukkan kerja besar organisasi kepada masyarakat. Dukungan publikasi dari daerah akan sangat menentukan,” kata Rulli.
Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana, memaparkan kembali tugas utama KIM yang meliputi fungsi kehumasan, penguatan isu strategis, hingga penyusunan arah komunikasi organisasi. KIM diminta tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga mengolah isu yang berkembang di masyarakat sehingga bisa menjadi bahan rujukan bagi pengurus dalam mengambil kebijakan. “KIM harus menjadi radar informasi dan jembatan komunikasi antara organisasi dan publik,” tutur Ludhy.
Sementara itu, LINES yang berperan sebagai jaringan media internal LDII dibahas sebagai unit yang memegang 50 persen fungsi kehumasan organisasi. Ludhy menegaskan pentingnya profesionalisme dalam produksi konten, agar setiap materi yang disampaikan tidak hanya informatif, tetapi juga kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
“LINES bertanggung jawab memproduksi berita, mengelola konten media sosial, serta membuat berbagai media komunikasi seperti flyer, baliho, dan backdrop.
Ia menilai penguatan LINES menjadi bagian penting dalam membangun citra LDII di era digital. Menurutnya, masyarakat lebih mudah menerima pesan melalui media visual dan pemberitaan yang dikemas secara menarik. “Setiap konten dari LINES harus mampu merepresentasikan LDII sebagai organisasi modern yang adaptif terhadap perkembangan teknologi,” kata Ludhy.












