Jakarta (17/11). Kepala Sekolah SMK Multazam Bogor, Anwar Husnul Hadi saat kunjungannya bersama rombongan siswa ke Kantor DPP LDII, Jakarta (17/11) mengatakan, acara itu bukan sekedar outing class siswanya. Mengacu peraturan Mendikbud, ia ingin siswanya melibatkan diri langsung lewat kunjungan industri.
Anwar mengajak para siswanya di acara itu mengambil pelajaran dengan memahami alur kerja di bidang komunikasi media, menyerap pengalaman etika kerja, disiplin dan budaya industri. “Ketiga, juga menginspirasi diri sesuai jurusan masing-masing dengan kompetensi kerja untuk selanjutnya menjadi bekal pengalaman memasuki dunia kerja setelah jenjang sekolah, atau menggagas wirausaha,” kata Anwar.
Ia berharap para siswa yang hadir memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya, menunjukkan antusiasme belajar dan menyerap ilmu sharing ilmu sebaiknya.
Terkait hal itu, Ketua Departemen KIM DPP LDII Ludhy Cahyana memaparkan di hadapan peserta mengenai kinerja LDII terutama Departemen KIM dan Kelompok Kerja LINES (LDII News Network). “Organisasi LDII menerapkan 3K, Karya, Kontribusi, Komunikasi. Setelah baik, harus ada manfaat di lingkungan sekitar kita atau berkontribusi. Selain itu juga berkomunikasi, menjelaskan mengenai kontribusi dan karya tersebut,” kata Ludhy.
Dari cara berkomunikasi itulah ia menjelaskan, bisa melalui berbagai cara, seperti yang diproduksi oleh tim LINES. Contoh menjelaskan cara beribadah, bisa lewat video atau foto yang dikemas dengan baik. “Cara itu yang nantinya bisa jadi pekerjaan di masa depan sekaligus berdakwah,” kata dia. Ludhy juga menyampaikan, 3K itu tentunya ditopang dengan pengetahuan sejarah terkait organisasi.
Mengenai media, ia memaparkan bahwa era media diawali dari old media, new media, hingga post truth, era masa kini yang mengaburkan kebenaran. “Fakta sesungguhnya berdasarkan versi seseorang. Disinilah kehati-hatian akan media dan konten,” kata dia.
Ketua Divisi Media Sosial LDII News Network Faza Ruziqyani Firdausa juga memaparkan media sosial saat ini sudah menjadi barang sehari-hari. Media sosial jika dimanfaatkan dari value-nya atau melihat konten positif, maka menjadi edukasi baik bagi penggunanya. “Platform sosial media menjadi edukasi jika digunakan baik,” kata dia.
Media sosial juga bisa menjadi hal negatif, seperti ujaran kebencian, membuat kecemasan jika membandingkan dirinya dengan orang lain. “Kita punya pilihan, berdampak baik atau tidak. Jika dimanfaatkan dengan baik, akan terbantu untuk tumbuh,” kata dia.
Dipakai dakwah misalnya, berarti memanfaatkan media sosial dengan baik untuk mendapat informasi atau berbagai edukasi. “Tujuannya tetap menjaga keimanan tapi mengikuti perkembangan,” ujarnya. Ia mengingatkan, cakupan dakwah bisa menjadi beragam lewat penggunaan media sosial yang baik.
“Media sosial bisa menyebarkan pesan media sosial secara luas. Selain itu, dakwah lebih mudah dan cepat diketahui secara informasi untuk masyarakat luas,” kata Faza. Kelebihan lain, media sosial bisa menarik atensi para generasi muda untuk menyerap info atau konten dakwah, sembari melawan arus informasi negatif. Di sisi lain, bagi LDII, kata Faza menambahkan, meningkatkan branding organisasi.
Tentunya, pembuatan konten juga harus disesuaikan secara teknis. “Tetap menjaga ketentuan branding komunitas, tapi kemasannya menarik,” kata dia. Faza mengutip, ajakan tidak dinilai seberapa hebat, tapi seberapa harus, terutama terkait dakwah. “Membuat konten dakwah yang menarik, diiringi konten visual yang kuat, juga bisa sembari mengikuti trend terkini,” ujar Faza.














