PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Artikel

Kaum Rebahan Bukan Lagi Generasi Pemalas

in Artikel
394
0
Kaum Rebahan Bukan Lagi Generasi Pemalas

Dewan pemateri dan peserta Pelatihan Jurnalistik DPP LDII berfoto bersama. Foto: LINES.

577
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kaum rebahan merujuk kepada generasi muda yang suka bermalas-malasan di ranjang sambil memegang ponsel. DPP LDII mengarahkan potensi mereka dalam mengelola media sosial.

Mendung sejak sore di atas langit Jakarta, rupanya tak sanggup lagi menahan hujan. Awan gelap yang menggelayut itu berubah menjadi hujan lebat. Para pemotor menepi, berganti dengan mobil-mobil yang merayap dihempas kabut hujan. Hujan sore di awal Februari itu membuat orang menggigil. Namun, cuaca yang tak bersahabat itu tak mengurangi minat peserta menyelesaikan administrasi pendaftaran pelatihan jurnalistik.

Mereka memenuhi ruangan sekertariat panitia Pelatihan Jurnalistik LDII News Network (LINES) Angkatan VI di area Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin. Pelatihan yang menjadi program kerja tahunan Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII itu berlangsung selama tiga hari, 2-4 Februari 2024, di Gedung Grand Ballroom Minhaajurrosyidin. Dengan cekatan tim secretariat melayani pendafataran itu, “Peserta membludak, kami membuka pendafataran hanya untuk 100 orang, namun pendaftar mencapai 300-an orang,” ujar Ketua Panitia Faishal Muhammad Dzulfikar yang akrab disapa Ijul.

Ia mengatakan peserta berasal dari berbagai wilayah, meskipun prioritas peserta adalah warga LDII di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek), “Tapi ada juga yang berasal dari daerah lain seperti Karawang, Bandung, Banjarnegara, Pemalang, Magelang, Yogyakarta, Madiun, Kediri, Nganjuk, Jombang, Sumenep, Denpasar hingga Polewali Mandar,” ungkap Ijul yang juga praktisi digital marketing. Usai memperoleh tanda peserta panitia dan jadwal cara, mereka diarahkan ke kamar peserta.

Sebulan sebelumnya panitia sudah mulai sibuk menyiapkan pelatihan jurnalistik itu. Meskipun sudah berpengalaman menggelar pelatihan serupa dengan peserta mencapai 100 orang di Pondok Pesantren Wali Barokah di Kediri dan Lampung, persiapan yang matang tetap menjadi kunci acara berlangsung mulus. Mulai dari membuat pemberitahuan di media sosial, membuat alur seleksi peserta, “Kami rapat hingga larut malam untuk menyiapkan pernak-pernik persiapan lainnya,” tutur Ijul.

Unggahan di media sosial mengenai ajakan pelatihan jurnalistik itu disambut antusias yang tinggi. Hanya dalam dua hari, peserta yang mendaftar membludak hingga mencapai 400-an orang. Padahal, batas yang ditetapkan panitia hanya 100 orang. Panitia mengambil langkah tegas, dengan terpaksa mereka menutup pendaftaran lebih cepat, “Kami khawatir pendaftar akan semakin banyak hingga merumitkan proses penyeleksian. Terdapat 462 pendaftar, kami saring dan seleksi mereka menjadi 160 orang yang mengikuti secara offline,” ujarnya.

Ia mengungkapkan pelatihan tersebut diharapkan dapat menambah kuantitas dan kualitas sumberdaya anggota LDII News Network (LINES). Kantor berita resmi LDII itu, mulanya hanya beranggotakan tujuh orang, lalu mengalami lompatan 10 tahun kemudian. Alat yang lebih lengkap dan tim mencapai puluhan orang, membuat produksi berita baik video, tulisan, dan media sosial melimpah.

Bahkan, kini LINES semakin digandrungi generasi muda yang ingin mencari wadah kreatif untuk berkarya sembari beramal saleh. “Semoga ke depannya kita tidak lagi membatasi berapapun jumlah peserta yang mendaftar. Semua bisa ikut pelatihan jurnalistik tanpa harus diseleksi,” harap Ijul.

Tepat pada pukul 20.00, para peserta pelatihan jurnalistik sudah mulai berkumpul. Mereka menempati kursi-kursi yang berderet memanjang memenuhi Ruang Musyawarah A Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin. Suara mikropon mulai terdengar. Pelatihan jurnalistik itu dibuka dengan sambutan Ketua DPP LDII Bidang KIM, Rulli Kuswahyudi. Ia menjelaskan tugas pokok dan fungsi Departemen KIM dan kelompok kerja (Pokja) LINES.

Di hadapan para peserta yang didominasi oleh generasi muda, pria yang akrab disapa RK itu mengingatkan, generasi muda apalagi ‘kaum rebahan’ sudah saatnya mengambil andil beramal saleh. Terutama untuk membuat dan menyebarkan informasi mengenai kontribusi LDII dalam pembangunan dan program pemerintah. Ia berharap peserta bisa menyadari untuk tak merespon ujaran kebencian di media sosial, “Kita tak perlu berdebat di media sosial karena tak ada untungnya. Kita hanya perlu produksi yang menarik dan baik,” ungkap Rulli.

Ia melanjutkan, melalui media sosial, berbagai informasi membanjiri ruang publik. Arus informasi yang deras tanpa batas tersebut, ibarat pisau yang memiliki dua sisi yang berbeda. Pada satu sisi, media sosial dapat bersifat positif apabila dimanfaatkan secara benar. Namun di sisi lain pemanfaatan media sosial juga bisa berubah menjadi kontraproduktif, apabila ruang publik disesaki informasi yang mengandung hoax, informasi palsu (fake news) dan informasi keliru (falsenews).

Pesan-pesan seperti itu memiliki daya rusak yang tinggi, karena penyebarannya sangat cepat tanpa batas dan mampu membangkitkan emosi yang sangat kuat. Media sosial menjadi saluran yang sempurna untuk menyebarkan kebaikan ataupun kebencian, “Masyarakat bisa beropini atau menyuarakan pendapatnya dengan bebas. Maka kita harus meluruskan mana berita yang benar, bukan hanya untuk kepentingan LDII tapi juga untuk kepentingan masyarakat,” lanjut Rulli yang pernah menjadi wartawan stasiun televisi berita Liputan6 SCTV itu.

Di era post truth, menurut Rulli, kebenaran bukan sebatas ditentukan oleh fakta, tapi persepsi. Opini yang beredar, terkadang dianggap sebagai fakta yang dipercaya oleh publik. Masyarakat kerap kali dihadapkan pada situasi semakin tipisnya pembatas antara kebenaran dan kebohongan, kejujuran dan penipuan, fiksi dan nonfiksi. Bahkan, pada era post truth masyarakat lebih mencari pembenaran dari pada kebenaran, dengan mengesampingkan fakta dan data informasi yang objektif.

“Kita harus hadapi post-truth atau kebenaran baru yang berasal dari hasil framing. Post truth adalah pergeseran sosial yang secara spesifik melibatkan media arus utama, dan para pembuat opini melalui media sosial,” tutur Rulli.

Ia mengatakan LDII sebagaimana ormas lainnya, kerap menjadi sasaran post truth, untuk itu perlu memberikan informasi kepada seluruh masyarakat, bahwa tidak semua yang disebarkan itu memang benar terjadi, “Kita perlu literasi digital agar bisa memilah dan memilih sesuatu yang benar dan memanfaatkan teknologi digital,” tegasnya.

Rulli menambahkan, melalui LINES meskipun dengan rebahan, generasi muda bisa berkontribusi dengan produksi konten dan berita positif. “Generasi LDII harus menjadi humasnya LDII. Dengan membekali generasi muda dengan pelatihan jurnalistik, mereka mampu mengedukasi warga LDII lainnya di daerah masing-masing,” ungkap Rulli.

Paparan Rulli, membuat peserta perlahan-lahan mulai memahami dan menyelaraskan tujuan mereka datang ke pelatihan tersebut. Salah satu Muhammad Taufik peserta asal Jakarta. Ia mengungkapkan, lewat pelatihan jurnalistik ternyata generasi muda bisa berkarya sekaligus beramal saleh, “Banyak ilmu jurnalistik yang didapatkan dan bisa memaknai menjadi ibadah hanya dengan membuat tulisan,” ucapnya.

Senada dengan Taufik, peserta lainnya Affan Huda Mukhlison mengungkapkan kesiapannya untuk berkontribusi menyebarluaskan kontribusi LDII dalam membangun karakter generasi muda, “Alhamdulillah dengan adanya pelatihan jurnalistik yang diadakan Departemen KIM DPP LDII, bisa semakin menambah ilmu dan pengalaman, serta bisa semakin membantu organisasi untuk menyebarluaskan kebaikan,” ungkap Affan.

Selama tiga hari melahap teori dan praktek, para peserta dengan tekun mengikuti kelas masing-masing. Panitia membagi mereka menjadi empat kelas, yang meliputi kelas jurnalistik online, jurnalistik televisi, media sosial, dan desain. Rulli berharap para peserta dapat memilih bidang sesuai minat dan bakatnya, “Sehingga mereka bisa beramal saleh memberitakan kontribusi positif LDII lewat karya yang mereka buat,” harap Rulli.

Rulli memiliki harapan besar terhadap pelatihan jurnalistik yang terus dihelat dari tahun ke tahun. Untuk mengubah generasi muda yang berjuluk kaum rebahan menjadi generasi kreatif. Agar mereka tak lagi dianggap pemalas, tapi generasi baru yang berkarya di atas tempat tidur sekalipun. (Fitri Utami/LINES)

Tags: DigitalGenerasi MudaLDIIMedia SosialPelatihan Jurnalistik

Related Posts

Ketum DPP LDII: Meskipun Dwifungsi Tiada, TNI Kian Profesional Kawal 4 Pilar Kebangsaan
Artikel

KH Chriswanto: Pancasila Adalah Jiwa Bangsa dan Jaminan Keharmonisan Indonesia

by eko nuansa
June 3, 2025
0

Jakarta, (01/06) — Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi juga jiwa dan identitas...

Read more
Kenalkan Batik Luwu, Santri PPM Al-Mukhlis Raih Penghargaan IMUN Hanoi 2025
Artikel

Kenalkan Batik Luwu, Santri PPM Al-Mukhlis Raih Penghargaan IMUN Hanoi 2025

by admin
May 24, 2025
0

Makassar (12/5). Setelah berhasil meraih Kategori Terbaik pada ajang Global Youth Innovation Summit (GYIS) 2024 silam. Generasi muda LDII asal Sorowako, Sulawesi...

Read more
Bolehkah Khutbah Jumat Selain Bahasa Arab?
Artikel

Bolehkah Khutbah Jumat Selain Bahasa Arab?

by admin
May 24, 2025
0

*Oleh KH Aceng Karimullah Khutbah Jumat merupakan kegiatan dakwah yang dilakukan ketika salat Jumat. Tujuan khutbah Jumat adalah mengajak kaum muslim untuk...

Read more
Artikel

Warga LDII Jakarta Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UI

by admin
May 7, 2025
0

Jakarta (7/5). Warga LDII DKI Jakarta, Krisnawati, dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, pada Rabu (23/4). Ia menerima...

Read more
Kunjungan PC LDII Cileungsi ke Tokoh Masyarakat
Artikel

Kunjungan PC LDII Cileungsi ke Tokoh Masyarakat

by eko nuansa
March 25, 2025
0

Bogor (24/03) – Dalam rangka meningkatkan tali silaturrahim kepada semua tokoh masyarakat, PC LDII Cileungsi melakukan silaturrahim kepada para stake holder, antara...

Read more
Lika-Liku Jalan Warga LDII DIY Raih Guru Besar UGM
Artikel

Lika-Liku Jalan Warga LDII DIY Raih Guru Besar UGM

by admin
March 20, 2025
0

Suprapto, warga LDII asal Daerah Istimewa Yogyakarta menerima Surat Keputusan (SK) Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada pada Desember 2024 yang lalu....

Read more
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Persinas ASAD Dorong Pembinaan Atlet Muda LDII Lewat Baja Cup 2 di Bantul

Persinas ASAD Dorong Pembinaan Atlet Muda LDII Lewat Baja Cup 2 di Bantul

June 8, 2025
Santri PPM Al-Hikmah Raih Grand Championship IYC di Malaysia

Santri PPM Al-Hikmah Raih Grand Championship IYC di Malaysia

June 8, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In