Bulungan (7/6). Berbekal bahan-bahan bekas seperti kerangka mobil tua, mesin diesel bekas, dan besi tua yang masih layak pakai, Nestopa, warga LDII Bulungan, Kalimantan Utara. Ia berhasil membuat kendaraan angkut serba guna, berupa mobil ledok bermesin diesel.
Nastopa, yang juga menjabat sebagai Bendahara PAC LDII Wonomulyo, menjelaskan bahwa seluruh bagian ledok dirakit menggunakan bahan bekas. “Jadi, ledok ini semua dirakit dengan bahan bekas mulai dari kerangka sampai mesin, semuanya bekas,” ucap Nastopa.
Untuk memastikan kualitas perakitan, Nastopa mendatangkan mekanik andal yang sudah berpengalaman dalam merakit mobil bekas dan ledok. “Alhamdulillah, mekanik sudah mahir tentang perakitan jadi kami serahkan sepenuhnya ke mekanik,” tambahnya.
Biaya perakitan dan peralatan sepenuhnya didanai oleh PAC LDII Wonomulyo dan sumbangan dari warga LDII setempat. Proses perakitan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 60 hari. “Untuk biaya perakitan sepenuhnya dibiayai oleh PAC LDII Wonomulyo dan sedekah warga LDII yang ada di Wonomulyo,” jelas Nastopa.
Ketua PAC Wonomulyo, Anwar Sutanto, juga menyampaikan rasa syukur atas kerukunan dan kekompakan warga LDII yang memungkinkan proyek ini terlaksana. “Alhamdulillah dengan kerukunan dan kekompakan warga LDII, PAC LDII Wonomulyo bisa membuat ledok, yang tujuannya nanti bisa digunakan untuk gotong royong mencari pasir, memuat buah sawit, mengantar batako, dan lain-lain. Bahkan jika desa Wonomulyo mau menggunakan, dipersilahkan,” ungkap Anwar.
LDII PAC Wonomulyo juga menaungi usaha percetakan batako dan paving blok. Keuntungan dari usaha ini sepenuhnya digunakan untuk keperluan kas PAC LDII Wonomulyo, seperti pembiayaan pengajian caberawit, pengajian generus, dan lainnya. “Untuk percetakan batako sudah berjalan kurang lebih dua tahun, dan alhamdulillah sudah terjual kurang lebih 20.000 batako/paving blok. Usaha ini memperkerjakan dua orang warga LDII dengan upah per batako dan paving 1.000 rupiah,” tambah Anwar.
Kerjasama dengan PC LDII Tanjung Palas Timur dalam bidang perkebunan sawit juga dilakukan dengan cara bergotong royong. Hasil dari kebun sawit digunakan untuk pembangunan fasilitas seperti masjid dan wisma tamu.
“Untuk sawit ini, kami bekerja sama dengan PC LDII Tanjung Palas Timur dan penanamannya dilakukan dengan cara bergotong royong. Hasilnya nanti bisa dipakai untuk pembangunan-pembangunan seperti masjid, wisma tamu, dan lain-lain. Dan PAC membuat ledok ini ke depannya bisa dipakai untuk mengangkut hasil perkebunan sawit,” imbuh Anwar.
Inisiatif warga LDII Wonomulyo dalam memodifikasi barang bekas menjadi ledok bermesin diesel dapat menjadi contoh nyata kreativitas dan kerjasama masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga memupuk semangat gotong royong di antara warga. Dengan inovasi dan kolaborasi, diharapkan warga LDII Wonomulyo dapat terus berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (FWI/LINES)