Denpasar (3/9). DPW LDII Bali menggelar pelatihan jurnalistik pada 29-31 Agustus 2025 di Gedung Serbaguna DPW LDII Bali. Acara itu sebagai bentuk pelatihan kepenulisan dan bermedia sosial bagi generasi muda yang ingin bergiat di bidang jurnalistik.
Menurut Ketua DPW LDII Bali, Olih Solihat Karso, pelatihan jurnalistik tersebut penting di tengah era gempuran bermedia sosial. Dengan belajar jurnalistik dari para pakar, maka generasi muda LDII bisa produktif menyebarkan informasi yang bertanggungjawab.
Olih menambahkan, LDII Bali memiliki banyak kegiatan positif yang harus diketahui masyarakat luas. Salah satunya LDII Ngejot atau berbagi untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Hal positif seperti itu harus ditularkan pada orang lain agar kerukunan selalu terjaga. ”Selain sebagai informasi, berita yang dibuat juga sebagai wahana edukasi. Karena itu, jurnalis LDII harus bisa membuat berita yang berkualitas dan bertanggungjawab,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi mengingatkan, derasnya informasi pada era post-truth, perlu pengelolaan informasi yang berorientasi faktual.
Post-truth adalah sebuah fenomena sosial dengan fakta objektif menjadi kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik, dibandingkan dengan daya tarik emosional dan kepercayaan pribadi. Di era ini, kata Rulli, kebohongan mudah menyamar menjadi kebenaran karena masyarakat lebih fokus pada kecepatan penyebaran informasi dan dampak emosionalnya, bukan pada akurasi fakta. Karena itu banyak berita hoaks yang bisa menimbulkan kegaduhan.
”Melalui pelatihan ini, generasi muda LDII bisa menyebarkan informasi yang benar sesuai fakta, apa adanya. Bukan tentang siapa yang cepat menyebarkan informasi, tapi menyebarkan informasi yang tepat,” ujar Rulli.
Ia pun mengajak para peserta bijak bermedia sosial dengan membuat berbagai konten menarik yang diambil dari kegiatan LDII. ”Begitu banyak kegiatan LDII Bali yang positif dan bermanfaat untuk masyarakat umum, sekarang bagaimana mengemas peristiwa itu menjadi menarik tanpa mengurangi substansinya,” kata dia.
Rulli menambahkan, kilas balik 20 tahun lalu, LDII tidak terlihat kiprahnya di media padahal banyak kegiatan yang telah dilakukan. Karena itu, dengan eranya anak muda saat ini yang familiar dengan media sosial, ia berharap pemuda bisa menjadi tangan panjang publikasi LDII. “Kami merangkul generasi muda untuk bisa beramal saleh dengan riang gembira melalui publikasi kegiatan LDII,” tandasnya.
Sementara Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana, menyinggung pentingnya 3K, yaitu Karya, Kontribusi dan Komunikasi. Melalui publikasi, humas LDII Bali bisa mengomunikasikan kepada media maupun masyarakat mengenai kinerja LDII. ”Salah satu dakwah yang bisa kita lakukan adalah dakwah bil haal, yaitu berdakwah dengan perbuatan. Melalui pemberitaan, kita tunjukkan kalau LDII itu tidak pernah berhenti mengabdi berbuat baik untuk bangsa,” ujar Ludhy.
Pelatihan itu bertema ‘Membentuk Jurnalis Muda LDII Bali yang Menjunjung Nilai Kebangsaan dan Keberagaman Melalui Media Berintegritas’, yang diikuti 60 peserta perwakilan dari DPD, PC, PAC LDII sewilayah Bali hingga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu juga menghadirkan lima pemateri dari DPP LDII yang menyampaikan materi tentang menulis berita lempang, foto, video, hingga membuat konten di media sosial.