Pasuruan (20/10). Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Pasuruan. Acara berlangsung pada Minggu (19/10) bertempat di Auditorium Mpu Sindok, Gedung Pemkab Pasuruan, Jawa Timur.
“Penting menjaga stabilitas dan kerukunan di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks. Keberhasilan pembangunan di tingkatan pusat hingga desa tidak lepas dari suasana masyarakat yang aman, nyaman, dan tenteram,” unkap Rusi.
Ia menjelaskan hal pertama yang harus dilakukan sebelum membangun daerah adalah menjaga stabilitas keamanan, kenyamanan, ketenteraman, dan kedamaian. Menurutnya hal tersebut wajib diperhatikan karena banyak pihak yang ingin mengganggu stabilitas terutama lewat media sosial.
“Kami menyoroti fenomena maraknya akun media sosial yang menyebarkan opini dan komentar tanpa dasar, yang berpotensi memecah belah masyarakat. Karena itu, kami mengajak seluruh elemen umat untuk tetap bersikap sejuk, santun, dan bijak dalam menyikapi perbedaan,” jelasnya.
Bupati yang akrab disapa Mas Rusdi itu menjelaskan, di era media sosial banyak yang belajar agama dari internet, bahkan dari ‘Ustaz Google’. Menurutnya, tidak semua pemahaman di dunia maya itu benar.
“Dakwah harus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kebersamaan dan kedamaian. Ia juga mengapresiasi peran LDII dalam mendukung pendidikan agama serta menjaga kerukunan umat di Kabupaten Pasuruan. Alhamdulillah, pendidikan agama di Kabupaten Pasuruan tidak kalah dengan daerah lain. Ini juga berkat kontribusi LDII,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rusdi berpesan agar perbedaan pandangan di kalangan umat Islam tidak menjadi sumber perpecahan. Ia menegaskan, perbedaan dalam hal furu’iyah merupakan hal yang wajar selama masyarakat tetap menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara.
“Beda keyakinan dalam hal furu’iyah tidak masalah. Yang penting kita satu dalam bernegara, menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945. Kami mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan, termasuk LDII, untuk fokus pada kegiatan positif yang mendorong kemajuan organisasi dan pembangunan daerah,” ungkapnya.
Rusdi menjelaskan jika ingin organisasi tumbuh dan berkembang, abaikan hal-hal yang tidak penting. Ia mengajak untuk saling menghormati demi kemajuan Kabupaten Pasuruan.
Sejalan dengan itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya LDII di semua tingkatan untuk terus memperkuat peran kebangsaan serta menjalin komunikasi lintas organisasi keagamaan.
“Pelaksanaan Musda merupakan bagian dari upaya LDII di tingkat daerah dalam menjalankan arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), khususnya dalam mensosialisasikan delapan klaster kontribusi LDII untuk bangsa.
Ia menjelaskan kewajiban DPD LDII di kabupaten dan kota adalah meneruskan apa yang menjadi program DPP, termasuk delapan klaster LDII untuk bangsa. Salah satunya memperkuat kebangsaan dengan menjalin komunikasi yang baik, baik secara vertikal maupun horizontal.
“Dua parameter keberhasilan organisasi, yakni ketika LDII diundang dalam kegiatan ormas lain, dan sebaliknya, ormas lain turut hadir dalam kegiatan LDII. Kehadiran bersama ini menunjukkan adanya harmoni dan persaudaraan antarumat yang perlu terus kita jaga,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah upaya segelintir pihak yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Dalam konteks sejarah, Amrodji menggambarkan posisi LDII sebagai “saudara muda” bagi organisasi Islam besar lainnya.
“Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah dua saudara tua kami yang lahir sebelum kemerdekaan RI, sementara LDII lahir tahun 1972. Karena itu, LDII perlu terus bergandengan tangan dengan keduanya di bawah naungan rumah besar Majelis Ulama Indonesia,” ujarnya.
Amrodji berharap kepengurusan LDII ke depan mampu terus mengembangkan dakwah yang menebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran (ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar).
“Kita punya tugas bersama untuk mengajak dalam kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran. Ini bukan hanya tugas LDII, tapi juga tanggung jawab semua ormas Islam,” tutupnya.