Jakarta (1/12). Kunjungan Generus DPD LDII Kabupaten Bandung ke Kantor DPP LDII pada Minggu (30/11) diisi dengan pembekalan materi intensif yang berfokus pada penguatan keorganisasian dan strategi dakwah di era digital. Dua materi utama disampaikan oleh narasumber: Anggota Departemen OKK, Nurasid, dan Anggota LDII News Network, Fitri Utami.
Pada sesi materi keorganisasian, Nurasid yang juga Wakil Ketua DPW LDII DIY menegaskan pentingnya organisasi sebagai instrumen wajib dalam beraktivitas di Indonesia, terutama bagi kelompok yang menghimpun banyak orang.
“Organisasi adalah instrumen yang harus dilalui ketika kita beraktivitas di Indonesia. Diperlukan kaderisasi dalam sebuah organisasi seperti LDII. Generasi yang hebat tidak dilahirkan, tetapi memang diciptakan. Satu langkah sudah dilakukan oleh DPD Kabupaten Bandung, tinggal bagaimana mengisi proses kaderisasinya,” ujar Nurasid.
Ia menekankan bahwa penerus organisasi harus sa’dermo, diniati karena Allah, yaitu sigap, ringan tangan, dan siap beramal sholeh. Ia menambahkan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk visi-misi yang selaras untuk mendukung kelancaran program 29 karakter. “Para generasi muda selalu mengingat sejarah LDII serta membiasakan diri membaca Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan-peraturan organisasi sebagai dasar hukum,” ujarnya.
Sesi berikutnya diisi dengan materi Muda & Melek (Strategi Dakwah Kalcer di Era Digital yang disampaikan oleh Fitri Utami dari LDII News Network. Materi ini menitikberatkan pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah yang efektif.
Fitri Utami menyoroti berbagai dampak negatif media sosial—mulai dari penyebaran hoaks Pemilu, gangguan kesehatan mental hingga pemicu bunuh diri, serta viralnya fenomena sosial yang bermula dari unggahan para pengguna.
Menanggapi stigma yang pernah dialami LDII, Fitri mengajak generus menjadi Agent of Change. “LDII memerlukan kontribusi, sumbangsih, dan amal saleh nyata dari generasi muda. Ketika kita menjadi wajah LDII, maka kita harus menjalankan 3K (Karya, Kontribusi, dan Komunikasi),” ujarnya.
Ia menjelaskan konsep Dakwah Kalcer Next Level, yang bertujuan menjaga peramutan keimanan dengan mengikuti perkembangan zaman. Kunci utamanya adalah Dakwah Asyik tanpa Mengusik dan Dakwah Kalcer tanpa Blunder dengan tetap menjunjung tinggi prinsip 29 Karakter.
Fitri menegaskan bahwa konten dakwah tidak boleh hanya mengejar viral atau FYP, tetapi harus menimbulkan dampak positif: audiens terdorong mengaji, merasa diingatkan, dan ingin me-repost konten tersebut. Semua ini dilakukan demi melestarikan keimanan sekaligus memastikan kader muda menjadi pejuang agama yang kompeten di era digital.

Sementara itu Ketua DPD LDII Kabupaten Bandung Didin Suyadi yang memimpin rombongan maksud kunjungannya untuk membekali generasi muda terpilih dengan wawasan keorganisasian serta meningkatkan kapasitas komunikasi dan kolaborasi mereka sebagai calon kader-kader LDII.
Didin Suyadi menjelaskan bahwa tujuan utama kunjungan adalah agar para generus dapat mengetahui secara konkret kiprah dan fungsi DPP LDII, tidak hanya sekadar mendengarnya sebagai cerita. Ini menjadi awal agar DPD Kabupaten Bandung dapat menjadi pioneer atau rujukan model dalam penyiapan generasi pemimpin organisasi di masa depan.
“Tujuan utama kunjungan ini adalah meningkatkan kapasitas komunikasi, wawasan dan kolaborasi, agar anak-anak muda memperoleh rasa percaya diri dan keberaniannya meningkat,” tegas Didin.
Para generus yang hadir merupakan kader terpilih dari total 45 peserta hasil seleksi ketat, dengan kriteria beraklakul karimah, alim faqih, memiliki kemampuan komunikasi dan public speaking, serta merupakan warga Kabupaten Bandung. “Alhamdulillah kami makin memahami esensi berorganisasi. Khususnya terkait aturan main, rambu-rambu, serta petunjuk dasar berorganisasi (AD/ART). Kami berharap para generus makin bersemangat belajar dan beramal sholeh di lingkungannya dalam mengembangkan LDII,” tambahnya.








