Cimahi (9/12). DPD LDII Kabupaten Bandung Barat menggelar Festival Tahfidz Al-Quran 2025, pada Minggu (30/11), di Pondok Pesantren Baitul Izzah, Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 21 peserta santri tingkat sekolah dasar yang menampilkan kemampuan menghafal Al Quran di hadapan para pembina dan orang tua.
Festival tahfidz yang telah berjalan lima tahun ini merupakan program rutin pembinaan keagamaan untuk siswa SD kelas satu hingga enam. Anggota Bidang Pendidikan Keagamaan dan Dakwah LDII Kota Cimahi, Abdul Muhfid mengapresiasi terhadap perkembangan kemampuan hafalan para santri usia dini, “Alhamdulillah, guru ngaji di tingkat PC dan PAC berhasil mempersiapkan anak-anak sejak dini. Hafalan mereka cukup bagus, bahkan ada yang sudah sampai dua juz,” ujarnya.
Muhfid menjelaskan, program ini bertujuan menumbuhkan kecintaan membaca Al Quran sejak dini dengan menekankan pahala yang luar biasa. Ia mengutip hadits bahwa setiap huruf Al Quran bernilai 10 kebaikan, sementara orang tua akan mendapat mahkota di hari kiamat.
Untuk menjaga konsistensi pembinaan, LDII Kota Cimahi mengadakan pertemuan rutin dua kali sebulan bagi para mubaligh dan mubalighot, “Anak itu seperti kita mengukir di atas batu. Prosesnya sulit, tapi kalau sudah terukir, hilangnya lama,” kata Abdul Muhfid.
Program festival tahfidz setidaknya diselenggarakan minimal dua kali setahun. Ke depan, LDII merencanakan frekuensi yang lebih sering, per triwulan atau semester, sebagai bentuk pembinaan berkelanjutan terhadap generasi penerus.
Wakil Ketua LDII Kota Cimahi, Fauzan Hadi menegaskan kegiatan ini bukan sekadar kompetisi hafalan. “Harapannya, dengan hati, jiwa, dan pikiran dipenuhi ayat-ayat Al Quran, anak-anak ini meminimalkan melakukan hal-hal buruk dan bisa menjadi contoh bagi teman-temannya,” katanya.
Untuk jenjang pendidikan selanjutnya, LDII tidak hanya fokus pada tahfidz, tetapi juga pendidikan akhlakul karimah dan budi pekerti melalui 29 karakter luhut yang dirancang khusus untuk menyongsong era kemajuan Indonesia.
Fauzan menyerukan kepada para mentor di tingkat kota dan kecamatan untuk mendidik secara detail, tidak hanya menuntaskan hafalan, tetapi juga mengajarkan makharijul huruf, tajwid, dan intisari ayat-ayat yang dihafal sejak dini, “Hal tersebut akan terbawa sampai nanti dewasa dalam ingatan mereka,” pungkas Fauzan.











