Manokwari (18/6). Penggerak Pembina Generus (PPG) naungan LDII Warpramasi mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh DPP LDII dengan studio utama Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri pada Sabtu (14/6). Meski sedang turun hujan dan cuaca dingin menyelimuti tak menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti materi secara online.
Studio mini PPG Warpramasi bertempat di Masjid Baitul Izza Kampung Desay SP 2 Distrik Prafi. Pada kesempatan itu, turut hadir mengikuti webinar Dewan Penasihat DPD LDII Manokwari, Kuatman dan Edi Susilo.
Usai mengikuti webinar, acara dilanjutkan dengan musyawarah yang rutin dilaksanakan satu minggu sekali. Pada kesempatan itu, Ketua PPG Manokwari Yusuf Wibowo melanjutkan dengan mengadakan pelatihan keaktifan administrasi dewan guru pengajar generus. Terdiri dari kurikulum, buku jurnal, target pencapaian dan cara perhitungan presentasi kehadiran peserta didik.
“Hal ini sangat penting karena bertujuan meningkatkan SDM dewan guru (ustadz dan ustadzah) sehingga lebih aktif kreatif dan menyenangkan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM),” ujarnya.
PPG naungan LDII bertugas untuk menggerakkan, mensupervisi, dan mendukung pelaksanaan pembinaan generus di tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC). Pembinaan ini bertujuan menciptakan generasi muda LDII yang berakhlakul karimah (berakhlak mulia), “*faqih fiddin*” (memiliki kefahaman agama) dan memiliki jiwa mandiri.
Yusuf menambahkan, kegiatan webinar seperti ini rutin dilaksanakan setiap bulan guna memantau perkembangan anak didik pada Taman Pengajian Quran (TPQ)/Taman Pengajian Anak (TPA) pada seluruh masjid-masjid di bawah naungan LDII Manokwari. Sekaligus menyusun program-program dan simulasi-simulasi bahan ajar bagi perkembangan peserta didik di masing-masing TPQ/TPA.
“Kami memang sangat serius dalam menjalankan program ini sebagai bagian kontribusi LDII untuk bangsa dalam mempersiapkan bonus demografi generasi emas bangsa 2045,” harapnya.
Dikatakan Yusuf, bonus demografi adalah fenomena ketika suatu negara memiliki proporsi penduduk usia produktif (umumnya usia 15-64 tahun) yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia). Ini adalah periode waktu yang dapat menjadi peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik, namun juga dapat menjadi tantangan jika tidak dikelola dengan baik.
Indonesia diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2045, di mana sekitar 70 persen penduduknya akan berada pada usia produktif. Ini adalah kesempatan besar bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan ekonomi, tetapi juga membutuhkan perencanaan dan upaya yang matang untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul.