Luwu Utara (15/9). DPD LDII Kabupaten Luwu Utara menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) MUI Kabupaten Luwu Utara, pada Kamis (11/9). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kementerian Agama Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dan dihadiri sejumlah tokoh penting, dari pemerintahan dan perwakilan ormas Islam.
Bupati Luwu Utara yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra, Akram Risa dalam sambutannya mengatakan, visi misi MUI harus sejalan dengan visi pemerintah kabupaten, yaitu unggul, terkemuka dan akseleratif.
“Untuk mewujudkan visi misi tersebut, MUI supaya membangun kemitraan dengan pemerintah dan membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak,” ujarnya.
Musda berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan semangat ukhuwah Islamiyah yang kuat. Dalam forum tersebut, secara aklamasi, peserta Musda memilih KH Imam Tauhid sebagai Ketua Umum MUI Luwu Utara periode 2025–2030.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh peserta Musda, Dewan Formatur, serta para alim ulama dan cendekiawan yang telah memberikan kepercayaan dan amanah ini kepada saya,” ujar Imam Tauhid dalam pidato sambutannya.
Ia juga mengakui bahwa amanah yang diberikan adalah tanggung jawab besar dan memerlukan dukungan kolektif dari berbagai pihak.
“Tugas ini bukan hal yang ringan. Oleh karena itu, saya berharap kerja sama dan sinergi dari seluruh elemen di sini untuk membawa Luwu Utara ke arah yang lebih baik dan bermanfaat bagi umat,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Luwu Utara, Sappe Sangriseng menyampaikan ucapan selamat kepada Ketua MUI terpilih, seraya menyatakan kesiapan LDII untuk bersinergi dalam mendukung program-program keagamaan MUI ke depan.
“Kami siap berpartisipasi dan bersinergi bersama MUI demi memajukan Luwu Utara. Sekaligus meneguhkan MUI sebagai mitra strategis umat dan pemerintah dalam membina akidah, moral, serta kehidupan keagamaan yang moderat dan toleran,” ungkap Sappe.
Ia juga menyampaikan bahwa LDII akan melakukan silaturahim resmi setelah pelantikan Ketua MUI baru sebagai bentuk komitmen kolaboratif antar-lembaga.
Musda ini menjadi simbol kolaborasi antar-ormas dan lembaga keagamaan di Luwu Utara dapat berjalan harmonis dalam bingkai persatuan, dan semangat membangun kehidupan keagamaan yang inklusif dan damai.