Jakarta (29/10). Perwakilan Ponpes Minhajurrosyidin menghadiri ‘Malam Bakti Santri untuk Negeri’ yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (24/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri 2025, yang dihadiri oleh keluarga besar Kementerian Agama, ratusan santri, para pengasuh pondok pesantren, serta sejumlah penerima beasiswa pendidikan tinggi dari kalangan santri.
Acara yang mengusung semangat “Bakti Santri untuk Negeri, Belajar Tiada Henti, Berkarya Tanpa Menepi” itu menjadi simbol dedikasi dan kontribusi santri bagi kemajuan bangsa.
Pada acara tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengapresiasi dan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, atas perhatian dan keberpihakannya terhadap dunia pesantren.
“Izinkan saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, atas keberpihakan nyata beliau kepada dunia pesantren. Berbagai program yang menyentuh kepentingan pesantren terus mendapatkan penguatan, termasuk persetujuan pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kemenag,” ujarnya.
Menurut Menag, pembentukan Ditjen Pesantren merupakan amanah besar yang diharapkan dapat memperkuat tata kelola serta meningkatkan pelayanan pemerintah terhadap pesantren di seluruh Indonesia. “Kami berkomitmen, dengan terbentuknya Direktorat Jenderal Pesantren, layanan negara bagi pesantren akan semakin cepat, tepat, dan berdampak,” tegasnya.
Sementara Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin Jakarta, Ujang Saepudin yang hadir mewakili Pimpinan Ponpes Minhaajurrosyidin mengatakan bahwa momentum Hari Santri menjadi pengingat bagi para santri untuk terus semangat menuntut ilmu dan menjaga adab kepada guru serta kiai.
“Kami berharap para santri tetap semangat, hormat, dan takdim kepada guru dan kiai. Selesai mondok, jadilah santri yang mandiri, maju, dan profesional religius—menguasai ilmu agama sekaligus teknologi, berakhlak mulia, berjiwa wirausaha, dan siap mengabdi untuk kemaslahatan negeri,” ujarnya.
Ujang juga menekankan pentingnya sinergi antara pesantren, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan kolaborasi tersebut, menurutnya, santri akan menjadi pelopor kebaikan, penjaga moral, dan penggerak ekonomi umat.














