Yogyakarta (2/7). Prestasi diraih pemuda LDII DIY lewat ajang Proyek Sosial PFmuda 2025 yang digelar Pertamina Foundation. Tim Greennovation Nusantara, yang mereka bentuk, berhasil menembus babak grand final nasional dalam kategori Sociopreneur.
Setelah melewati seleksi ketat dan sesi pitching di tingkat regional, tim ini terpilih sebagai salah satu finalis nasional. Tim beranggotakan Muhammad Aji Wiyuda, Hendra Saputra Wibowo, Ananda Putra Akbarulloh, Anida Ayu Kintana, dan Zulaikha. Mereka membawa inovasi bertajuk Ramuan Barokah 354, sebuah formula pakan alami berbahan lokal untuk budidaya ikan lele.
Dalam kesempatan tersebut, Hendra mengatakan Ramuan Barokah 354 mampu meningkatkan pertumbuhan lele sekaligus memperbaiki kualitas air kolam. Tak hanya itu, limbah hasil budidaya lebih ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian.
“Kami tidak menyangka bisa melaju sampai tahap ini. Terpilih sebagai finalis PFmuda melalui inovasi pakan lele berkelanjutan ini jadi motivasi besar buat kami. Kami percaya inovasi kecil bisa berdampak besar untuk peternak lokal,” kata Hendra, mewakili tim.
Ke depan, Greennovation Nusantara berencana menggandeng mitra strategis, termasuk PT Janu Putra Sejahtera Tbk sebagai sponsor utama. Mereka juga sudah berkolaborasi dengan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Rukun di Gunungkidul sebagai penerima manfaat awal. Tak hanya untuk perikanan, mereka menyiapkan pengembangan proyek ke sektor unggas lewat riset lanjutan.
Sebagai informasi, sesi mentoring tematik PFmuda berlangsung daring pada 1 hingga 2 Juli 2025. Usai mentoring, para finalis unjuk gigi dalam sesi Demo Day, ajang pertemuan dengan dewan juri dan pemangku kepentingan nasional.
Hendra mengatakan, optimistis proyek ini bisa berkembang menjadi solusi pakan alami yang memberdayakan petani dan peternak. “Kami berharap inovasi ini bisa memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan,” katanya.
Ketua DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, turut mengapresiasi capaian generasi muda LDII di ajang PFmuda. Ia menilai Indonesia memiliki kekayaan tanaman lokal yang berpotensi besar, sebagian bahkan telah diwariskan turun-temurun melalui tradisi etnobotani.
“Di tengah kemajuan teknologi, kita harus tetap berdampingan dengan kearifan lokal. Bahan baku lokal itu melimpah dan murah, tinggal bagaimana kita mengolahnya,” ujar Atus.
Ia juga menyinggung pentingnya menghidupkan kembali ramuan-ramuan alami, seperti yang dilakukan Puskesmas dalam mengembangkan pengobatan herbal.
“Temukan teknik sederhana untuk membarokahkannya, demi kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. Semangat terus Greennovation Nusantara di grand final PFmuda. Kesehatan itu juga bergantung pada apa yang kita konsumsi,” tutup Atus.