Jombang (26/11). DPP LDII mendorong santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gadingmangu, Jombang, Jawa Timur, mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi. Program tersebut dimulai dengan pelatihan Ekonomi Sirkuler terfokus pada pengelolaan limbah Nonbahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada Minggu (9/11).
Kegiatan tersebut merespons terhadap tantangan pengelolaan sampah modern, “Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menanamkan pola pikir bahwa mengelola sampah dapar menghasilkan rupiah. Kami mengajarkan kepada santri bagaimana mengelola sampah menjadi rupiah sehingga tidak hanya dibuang begitu saja,” ujar Anggota Departemen Litbang, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII, Erni Suhaina Ilham Fadzry.
Erni yang juga pendiri Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) menekankan bahwa keberhasilan program ini, dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan konsep Ecopesantren di Ponpes Gadingmangu. Menurutnya hal tersebut selaras dengan upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup.
Sementara itu, Humas Ponpes Gadingmangu, Widodo, menyambut baik dan memberikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi ini. Ia menyatakan bahwa Pones Gadingmangu telah memiliki komitmen yang kuat dan berkelanjutan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengurangan sampah.
“Komitmen ini diwujudkan salah satunya melalui kebijakan mengelola sampah anorganik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kolaborasi antara DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu ini diharapkan menjadi model bagi institusi pendidikan lainnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama dapat bersinergi secara efektif dengan isu lingkungan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Menurutnya Ponpes Gadingmangu telah mengambil langkah maju, mentransformasi diri menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga pionir dalam aksi nyata menjaga kelestarian lingkungan.














