Bantul (24/6). Generasi muda LDII Ngestiharjo, Bantul, terus menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menginisiasi gerakan Bank Sampah, yang diluncurkan pada Sabtu, 14 Juni 2025, sebagai bentuk konkret pengolahan sampah anorganik berbasis masyarakat.
Kegiatan ini menyasar sampah-sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi, seperti plastik, kertas, kardus, dan logam. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan, dipilah, lalu dijual ke pengepul untuk kemudian didaur ulang. Inisiatif ini tidak hanya ditujukan untuk mengurangi timbunan sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Salah satu penggerak muda-mudi LDII Ngestiharjo, Desi, mengatakan bahwa Bank Sampah menjadi langkah awal membangun budaya memilah sampah dari rumah tangga. “Kami ingin masyarakat sadar bahwa memisahkan sampah basah dan kering itu hal sederhana, tapi dampaknya besar. Dengan memilah sejak dari rumah, proses pengolahan jadi lebih mudah dan lingkungan tetap terjaga,” ujarnya.
Desi menambahkan, selain dampak lingkungan, pengelolaan sampah yang tepat juga memiliki potensi ekonomi. “Sampah yang selama ini dianggap tidak berguna, kalau dipilah dengan baik bisa menjadi tambahan penghasilan. Ini peluang yang harus dimanfaatkan,” kata dia.
Setelah terkumpul, sampah-sampah anorganik diangkut menggunakan mobil pick-up untuk dijual ke pengepul. Hasil penjualan sampah ini nantinya akan dimanfaatkan untuk mendukung program sosial dan pemberdayaan lingkungan di wilayah Ngestiharjo.
Ketua PAC LDII Ngestiharjo, Miftah, mengapresiasi semangat generasi muda dalam mendorong gerakan ini. Menurutnya, Bank Sampah bukan sekadar soal pengumpulan sampah, melainkan bagian dari upaya edukasi masyarakat. “Kami bangga dengan langkah anak-anak muda LDII. Ini bukan hanya soal sampah, tapi soal bagaimana kita peduli, menjaga bumi, dan mewujudkan lingkungan yang sehat sebagai bagian dari ibadah,” ujar Miftah.
Ia berharap kegiatan ini bisa terus berkembang dan menjadi budaya masyarakat. “Kalau semua sadar pentingnya memilah dan mengelola sampah, kita bisa ciptakan lingkungan yang bersih, rapi, dan sehat. Kami yakin, gerakan kecil seperti ini bisa berdampak besar,” tuturnya.
LDII Ngestiharjo menargetkan Bank Sampah menjadi wadah edukasi berkelanjutan, khususnya bagi generasi muda, “Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dapat ditanamkan sejak dini, menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya,” pungkasnya. (OB/FW)