Gunungkidul (20/8). Ratusan warga LDII dari Kapanewon Saptosari turun ke lapangan dalam kerja bakti massal yang diinisiasi DPD LDII Gunungkidul, berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul. Aksi ini menjadi bagian dari peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus upaya membersihkan aliran sungai di sisi utara Kantor PLN Wonosari dan Kantor Pemkab Gunungkidul.
Sekitar 100 relawan dari PC LDII Saptosari ikut mengangkut sampah dan limbah domestik yang menumpuk di sepanjang aliran sungai. Mereka bergabung bersama ratusan peserta lain dengan tema kegiatan “Kerja Bersama, Bakti untuk Negeri.”
Wakil Ketua PC LDII Saptosari, Edi Sumarwan, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi warga. “Alhamdulillah, kami mendukung penuh kerja bakti bersama LDII Gunungkidul untuk mewujudkan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, dan terbebas dari sampah,” katanya.
Ia menekankan pentingnya gotong royong dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama, “Melalui kerja bakti ini, tidak hanya membersihkan sungai, tapi juga menumbuhkan rasa peduli dan solidaritas di tengah masyarakat,” ujarnya.
Edi Sumarwan, menambahkan kegiatan ini juga menjadi ruang pendidikan sosial bagi warga. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan itu bukan pekerjaan sekali jadi. Ini harus berkelanjutan, dimulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga turun tangan langsung seperti hari ini,” ujarnya.
Ia juga berharap kerja bakti massal bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lain. “Kalau semangat gotong royong ini terus hidup, saya yakin sungai-sungai kita bisa kembali bersih dan menjadi sumber kehidupan, bukan sumber masalah,” katanya.
Sementara itu, perwakilan Pemuda LDII Saptosari, Yusuf Alim, menilai keterlibatan anak muda sangat penting dalam kegiatan semacam ini. “Generasi kami harus hadir di garda depan. Kalau pemuda hanya diam, siapa lagi yang akan melanjutkan kepedulian ini di masa depan?” katanya.
Ia menambahkan, kerja bakti juga mengajarkan solidaritas lintas usia. “Tadi kami bekerja bersama bapak-bapak dan ibu-ibu. Rasanya menyenangkan karena kami bisa belajar kebersamaan sekaligus memberi kontribusi nyata,” tuturnya.