Surakarta (17/11). Puluhan santri Pondok Pesantren Budi Luhur Surakarta menyelesaikan asrama kitab Sunan At-Tirmidzi di Masjid LDII Riyadhussalam, Surakarta, Jawa Tengah pada Rabu (12/11/2025). Khataman asrama ini menjadi salah satu pencapaian penting dalam program penguatan literasi hadits bagi santri tingkat lanjut, sekaligus bagian dari pembinaan LDII di wilayah Surakarta.
Kegiatan tersebut diikuti para santri lulusan SMA yang sebelumnya telah menuntaskan kajian tafsir Al Quran. Pihak pesantren mencatat, sebagian peserta bahkan telah menghafal 30 juz Al Quran. Asrama kitab Sunan At-Tirmidzi berlangsung setelah rangkaian kajian harian yang mereka jalani dari pagi hingga malam. Rutinitas belajar mereka berlangsung dalam empat sesi, sehingga proses penguasaan kitab dapat dilakukan lebih intensif dan terstruktur.
Pimpinan Ponpes Budi Luhur, KH Muhammad Thoyibun, menyampaikan para santri yang mengikuti khataman telah menyelesaikan kajian Al Quran, tafsir, dan penulisan huruf pegon. Ia menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari proses pendidikan berkelanjutan yang menekankan ketelitian, kedisiplinan, dan keluasan wawasan.
Menurutnya, pemahaman hadis tidak hanya menuntut hafalan, tetapi juga kemampuan membaca konteks. Ia menambahkan, dalam setengah bulan mendatang para santri diproyeksikan melanjutkan kajian Sunan Nasai sebagai tahap berikutnya.
KH Thoyibun, yang juga Dewan Pembina DPD LDII Surakarta, menjelaskan Sunan At-Tirmidzi mencakup banyak aspek kehidupan umat Islam. Mulai dari ibadah, adab, muamalah, hingga etika sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Ia menilai kitab tersebut memberikan landasan komprehensif bagi pembentukan karakter santri. Menurutnya, pembelajaran hadits melatih para santri untuk memahami hukum Islam secara utuh. Sekaligus menyiapkan mereka menjadi generasi yang mampu mengamalkan nilai-nilai agama secara bijak di tengah masyarakat.
Beberapa santri yang mengikuti khataman juga membagikan pengalaman mereka. Faradibah (22), asal Jombang, mengaku sempat kesulitan di awal, terutama ketika mempelajari bab jual beli dan waris. Namun kesulitan itu teratasi setelah proses pengulangan materi dilakukan secara intensif.
Sementara Asiah Zulfa Firdausa (24) dari Nusa Tenggara Timur mengatakan mengikuti khataman ini karena ingin memperdalam ilmu agama. Ia menyebut para guru selalu mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga ajaran Islam melalui ilmu yang benar.
Ponpes Budi Luhur berharap penguasaan hadits Sunan At-Tirmidzi tidak berhenti pada pemahaman teks. Para santri didorong menerapkan nilai-nilai hadits dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam menjaga akhlak dan etika sesuai tuntunan Al Quran dan Al Hadits.
Bagi LDII Surakarta, khataman ini menjadi upaya menyiapkan generasi berilmu, yang memahami dasar keagamaan secara mendalam. Sekaligus mampu membawa pengetahuan tersebut ke ruang publik dengan sikap yang baik.














