Denpasar (9/6). Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengapresiasi LDII Bali yang tetap melestarikan tradisi ‘ngejot’ yaitu berbagi kepada tetangga. Ngejot ala LDII Bali merupakan hasil penyembelihan 145 sapi dan 275 kambing yang ditebar ke warga sekitar.
Menurut Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, prosesi ‘ngejot’ telah dilakukan antarumat beragama. Ia mengingatkan bahwa sejatinya di setiap agama ada hari pengingat bahwa manusia harus tolong menolong, baik melalui tradisi kurban atau yang lain.
“Setiap hari raya keagamaan kita akan saling membantu, LDII menjaga, memelihara, dan meneruskan tradisi ngejot, itu luar biasa, salah satu modal dasar mengapa di Bali ini sejak zaman dulu kerukunan itu terpelihara, terjaga, terbangun,” katanya. Ia mengapresiasi LDII Bali karena hal itu menjadi kerukunan antarumat beragama.
Sementara itu LDII Bali mendata sekitar 200 kepala keluarga (KK) tetangga yang kebagian daging. “Bukan saja kepada umat Islam, kami berikan kepada seluruh umat yang ada di Bali, kami masukkan konsep menyama braya, bahwa kita ini saudara, hanya beda keyakinan,” ucap Olih Solihat.
Olih juga menambahkan, kegiatan seperti ngejot tiap hari raya satu sama lain akan memupuk persaudaraan dan justru memastikan daerah tersebut selalu rukun meski heterogen. “Kami harapkan kerukunan antarumat bisa lebih terbina dan alhamdullilah selama ini tidak ada masalah,” kata dia.

Ketua LDII Bali Olih Solihat Karso didampingi Wakil Ketua DPW LDII Bali H. Hardilan dan Sekretaris H. Agus Permadi, memastikan semua daging kambing dan sapi yang dipotong itu dibungkus menjadi 10 ribu lebih besek daging yang dibagikan ke seluruh Bali.
Pengerahan ngejot ke sembilan kabupaten yang berada di Bali, seperti Denpasar, Badung, Gianyar, Karangasem, Buleleng, Tabanan, dan Jembrana. “Didata oleh masing-masing Perwakilan Anak Cabang (PAC) LDII Bali yang berhak memperoleh daging kemudian nantinya akan didistribusikan sesuai dengan hasil pendataan. Cara ini dinilai lebih tepat sasaran dan efisien, jadi tidak harus antri dan berebut di satu lokasi,” jelasnya.
Menurut Hardilan, pemotongan dan pembagian daging kurban ini juga mengerahkan jajaran Pengurus DPD, PC dan PAC LDII seluruh Bali. “Nanti ada pola subsidi silang ke daerah yang kekurangan daging kurban,” ucapnya.
Salah satu warga Padangsambian, Gusti Ayu Anjani yang rutin menerima ngejot dari LDII Bali merasa senang karena tradisi itu tidak pernah absen di daerahnya.
Meski ia tak mengonsumsi daging sapi, ia berharap dari tradisi itu kerukunan antarumat terus terjalin dan momen Idul Adha setiap tahunnya lancar dan khusyuk. “Semua di sini sudah akrab dan tetap senang setiap tahun dikasih daging kurban lagi. Terima kasih banyak, ini saya tidak tau masak apa jadi saya berikan anak kos mengolah,” kata dia.
Baca Juga: Nyepi Saat Ramadan Tokoh Adat Padangsambian dan LDII Bali Sepakat Jaga Toleransi dan Damai