PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Opini

Memaknai Alam Sebagai Tubuh Manusia

in Opini
384
0
Memaknai Alam Sebagai Tubuh Manusia

Allah SWT menciptakan bumi dan segala sumberdaya alam di dalamnya untuk dimanfaatkan manusia sekaligus sebagai penopang hidup manusia. Foto: LINES

555
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Siham Afatta*)

Allah SWT menciptakan bumi dan segala sumberdaya alam di dalamnya untuk dimanfaatkan manusia sekaligus sebagai penopang hidup manusia. Surat Al Isra ayat 44 menunjukkan bahwa langit dan bumi beribadah kepada Allah, dengan cara yang tidak diketahui manusia.

Bumi bagaikan makhluk seperti sistem tubuh tubuh manusia, yang memiliki organ dengan beragam unsur seperti tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, dan lainnya – kesemuanya saling terhubung dan berpengaruh antara satu dengan lainnya. Alhasil, bumi ini memiliki ‘tubuh’ yang stabil, yang seimbang, memungkinkan manusia hidup dan beribadah dengan lancar, aman, nyaman.

Bagaikan sistem pernafasan kita, hutan dan lapisan atmosfir yang terbentang luas menjadi tempat pertukaran udara dan gas – seperti sistem pernafasan kita. Sementara manusia melepaskan karbon dioksida, kemudian tumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang bermanfaat. Bagaikan kulit tubuh manusia, hamparan hutan dan pepohonan menjadi ‘kulit’ bagi bumi, untuk kekokohan struktur tanah agar tidak mudah erosi atau longsor.

Layaknya sistem pencernaan kita, tanah dan proses penguraian di dalamnya memecah beragam zat organik sisa organisme hingga menjadi beragam unsur hara penting. Dari tanah, tanaman  pangan kita menyimpan senyawa kimia – karbon, nitrogen, fosfor, dan lainnya –  sebagai zat sumber energi, penentu tumbuh kembang dan perbaikan tubuh berbagai makhluk.

Serupa sistem sirkulasi darah pada jantung, pembuluh darah, dan paru-paru, siklus air – dari mata air, sungai, muara, hingga lautan – menjaga sistem tranportasi agar unsur hara dan energi dapat dijumpai di tanah dan air, mulai kawasan pegunungan, dataran rendah, hingga pesisir dan lautan.

Bagai beragam jenis sel yang membangun tubuh kita, keanekaragaman hayati **di bumi memuat beragam jenis tumbuhan yang melimpah, hewan, mikroorganisme yang menjadi penentu keutuhan dan fungsi ekosistem. Sama halnya, beragam sel saraf, sel darah, sel otot, sel tulang, dan lainnya, masing-masing berperan spesifik membentuk dan menjaga organ tubuh kita agar utuh dan lengkap.

Bumi Bisa Sakit

Layaknya manusia, bumi bisa sakit. Ketika salah satu komponen ekosistem terganggu, terjadilah ‘ketidakstabilan ekologis’. Dalam kesehatan, ini setara dengan ‘ketidakseimbangan homeostatis’ – proses yang umum melatarbelakangi keadaan ‘sakit’.

Saat temperatur tidak seimbang – manusia mengalami demam, bumi mengalami pemanasan global dan perubahan iklim. Keduanya sama rapuhnya. Cukup temperatur rata-rata tubuh naik di atas 1 derajat Celcius saja – sontak tubuh manusia maupun bumi mulai bergejolak, resah, dan tidak nyaman.

Saat nutrisi tidak seimbang – berlebih gula mengakibatkan diabetes pada manusia, sebagaimana bila nitrogen berlebih dalam kandungan tanah mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Keduanya penyebabnya sama, yakni asupan yang berlebihan. Analoginya, manusia akan sakit bila pola konsumsi makanannya berlebihan, sementara pencemaran tanah terjadi akibat pola pupuk kimia berlebih.

Saat sistem kekebalan tidak seimbang – virus dan bakteri menginfeksi organ tubuh kita karena kurang vitamin dan nutrisi penting untuk imunitas. Sama halnya, wabah hama lebih mudah menyerang tanaman pangan karena satwa pengendali hama seperti burung, reptil, serangga, kelelawar, dan lainnya berkurang atau punah. Hasil panen juga menurun sebab memburuknya kualitas air dan tanah*.*

Saat kandungan gas oksigen dan karbondioksida tidak seimbang – kemampuan kerja tubuh menurun dan organ tubuh bisa rusak saat ada gangguan pada penyerapa oksigen di paru-paru. Juga pada atmosfir, semakin menurun kemampuannya menjaga suhu bumi, dan udara semakin tidak layak bagi manusia. Semakin sedikit hutan dan tumbuhan hijau untuk mengolah  karbon dioksida menjadi oksigen.

Ukuran manusia lebih kecil dari bumi. Namun, tidak sedikit peneliti di dunia memandang jumlah dan intensitas kegiatan manusia yang beragam menjadi kekuatan perusak dominan di muka bumi. Dampaknya mampu memodifikasi proses ekosistem, keanekaragaman hayati, dan iklim di bumi dalam jangka waktu panjang. Paul J. Crutzen, seorang kimiawan atmosferik menyebut rentang waktu ini sebagai era Antroposen.

Penghijauan Sebagai Solusi

Upaya penghijauan dan penanaman pohon menjadi bagian dari solusi – namun ini belum cukup. ****Sebab di era Antroposen ini, beragam kegiatan manusia secara sinergis mengakselerasi perubahan pada iklim, hewan, tumbuhan, tanah, dan air/lautan.

Di antar perubahan tersebut adalah perubahan iklim. Fenomena tersebut akibat penambahan gas rumah kaca dari pembakaran batu bara, minyak bumi dan gas alam. Pencemaran berkelanjutan mengakibatkan asupan sampah plastik dan beragam limbah yang tidak terkelola mengendap di badan tanah dan air, hingga tubuh hewan dan manusia. Pemanfaatan berlebih dan tak terkendali terhadap air tanah berakibat langsung pada ancaman kepunahan pada hewan dan ikan liar. Keadaan itu diperparah dengan penebangan hutan, berkurangya habitat, serta alih fungsi kawasan hijau untuk peluasan kawasan kota dan hunian, pertanian, serta industri kayu dan pertambangan.

Dengan masalah yang paralel itu, upaya pelestarian lingkungan perlu berlangsung secara holistik dan berkesinambungan, tidak mengandalkan upaya yang ‘itu-itu saja’ dan sesaat. Misalnya, penanaman kembali hutan (reforestasi) dan upaya penghijauan lainnya, kita perlu memastikan perencanaan yang strategis dengan pertimbangan baik aspek sosial, ekonomi dan ekologis tidak terbatas pada:

  • Pelestarian diutamakan pada kawasan hutan alam yang sama sekali belum dieksploitasi oleh manusia
  • Pilih jenis tumbuhan yang sesuai dengan keadaan asli atau karakteristik lokasi penghijauan. Termasuk pertimbangan menerapkan metode reboisasi campuran dengan menggabungkan penanaman pohon dengan regenerasi alami, akan menyesuaikan strategi dengan kondisi lokasi tertentu, sehingga mengoptimalkan hasil.
  • Keterlibatan masyarakat dan stakeholder lokal dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan sehingga keteladanan sosial terbangun, kebutuhan sosial dan ekonomi bisa diserap, dan terakomodir dalam upaya pelestarian.
  • Upaya pascatanam dipastikan terencana untuk pemantauan dan pemeliharaan kawasan penghijauan. Kesuksesan dan keberlanjutan reforestasi di antaranya bertumpu pada keberdayaan para pihak di tingkat tapak dalam meninjau kawasan reforestasi dan melakukan tindakan penjagaan dan pemeliharaan yang diperlukan.
  • Strategi kelembagaan, pembiayaan, serta peraturan disiapkan sejak awal untuk pengelolaan jangka menengah hingga panjang. Untuk memastikan terjadi regenerasi hutan secara alami di waktu mendatang yang tidak terputus atau terganggu.

Selain itu, sebab keterhubungan berbagai masalah lingkunan di era Anthroposen ini, beragam bentuk upaya perlindungan lingkungan lainnya sama penting untuk dilanjutkan, namun tidak terbatas pada:

  • Pengendalian polusi: menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk mengurangi polusi udara, air, dan tanah. Ini termasuk membatasi emisi industri, mengelola limbah, dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
  • Konservasi keanekaragaman hayati: melindungi spesies yang terancam punah dan habitatnya melalui pembentukan kawasan lindung, koridor satwa liar, dan program konservasi.
  • Pertanian berkelanjutan: mempromosikan praktik pertanian yang menjaga kesehatan tanah, mengurangi penggunaan pestisida, dan menghemat air. Teknik seperti rotasi tanaman, pertanian organik, dan agroforestri sangat penting.
  • Energi terbarukan: beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidroelektrik. Ini mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi perubahan iklim.
  • Pengelolaan air: memastikan penggunaan air yang berkelanjutan melalui irigasi yang efisien, pemanenan air hujan, dan melindungi daerah aliran sungai. Ini membantu menjaga kualitas dan ketersediaan air.
  • Perencanaan kota: merancang kota agar lebih berkelanjutan dengan memasukkan ruang hijau, mempromosikan transportasi umum, dan menerapkan kode bangunan yang hemat energi.
  • Pendidikan lingkungan: meningkatkan kesadaran dan mendidik masyarakat tentang masalah lingkungan dan praktik berkelanjutan. Ini dapat menghasilkan perilaku yang lebih bertanggung jawab dan terinformasi.
  • Mitigasi perubahan iklim: menerapkan kebijakan dan teknologi untuk mengurangi emisi karbon, seperti penetapan harga karbon, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta mempromosikan efisiensi energi.

Pada 10 Januari kita bisa mengambil andil dalam melanjutkan komitmen penanaman pohon secara masal (Go Green). Selain itu, pastikan kita tetap memperkaya ragam upaya dalam menjaga lingkungan. Sehingga, mulai dari lingkup rumah tangga hingga masyarakat luas, berupaya, agar masalah lingkungan tidak berlanjut lintas generasi.

*) Siham Afatta, Ph.D. adalah pemerhati lingkungan sekaligus Anggota Departemen Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII.

Tags: Memaknai AlamTubuh Manusia

Related Posts

Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat
Opini

Refleksi Hari Guru Nasional 2025: Indonesia Kuat Dimulai dari Guru Hebat

by admin
November 26, 2025
0

Oleh Sudarsono* “Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa yang kuat jika guru masih dipandang komoditas. Lebih dari sekedar seremoni tahunan, Hari Guru...

Read more
Guru Hebat Lahir dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Opini

Guru Hebat Lahir dari Kebiasaan Kecil yang Konsisten

by admin
November 26, 2025
0

Oleh Thonang Effendi* Guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi cermin hidup yang diam-diam diamati murid setiap hari. Mereka mungkin tidak selalu mengingat...

Read more
Anak-anak Pahlawan Lingkungan Masa Depan
Opini

Anak-anak Pahlawan Lingkungan Masa Depan

by admin
November 16, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Sri Sartikah* “Anak-anak bukan sekadar pewaris bumi, mereka adalah aktor utama yang bisa mengubah cara kita merawat alam. Dari...

Read more
Ibu Rumah Tangga, Pahlawan Lingkungan yang Tak Pernah Disebut
Opini

Ibu Rumah Tangga, Pahlawan Lingkungan yang Tak Pernah Disebut

by admin
November 14, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Sri Sartikah* Koordinator Bidang (Korbid), Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup...

Read more
Saatnya Bumi Menanti Pahlawan Hijau Melawan Perubahan Iklim
Opini

Saatnya Bumi Menanti Pahlawan Hijau Melawan Perubahan Iklim

by admin
November 12, 2025
0

Oleh Atus Syahbudin Perubahan iklim sudah terasa hingga ke dalam rumah. Suhu Kota Yogyakarta terasa kian panas, hujan turun tak menentu, dan...

Read more
Dari Sampah Jadi Berkah: Perwujudan Ekonomi Sirkuler di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin
Opini

Dari Sampah Jadi Berkah: Perwujudan Ekonomi Sirkuler di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin

by admin
November 4, 2025
0

Oleh Sudarsono dan Hari Winarsa* Sampah yang biasanya jadi masalah, di Pondok Pesantren Minhaajurroosyidiin justru diolah jadi betkah. Dari sisa limbah dapur...

Read more

Trending

Santri Wali Barokah Boarding School Raih 4 Juara Pencak Silat Rektor Cup 2025 UIN Syekh Wasil Kediri
Nasional

Santri Wali Barokah Boarding School Raih 4 Juara Pencak Silat Rektor Cup 2025 UIN Syekh Wasil Kediri

1 day ago
Pengajian Suami-Istri LDII Kalbar Cermati Isu Perceraian Rumah Tangga
Lintas Daerah

Pengajian Suami-Istri LDII Kalbar Cermati Isu Perceraian Rumah Tangga

1 day ago
Warga LDII Sidoarjo Raih Penghargaan Guru Berdedikasi Tingkat Nasional
Lintas Daerah

Warga LDII Sidoarjo Raih Penghargaan Guru Berdedikasi Tingkat Nasional

2 days ago
LDII Surabaya: Pancasila Asas Organisasi Sejak Organisasi Didirikan
Lintas Daerah

LDII Surabaya: Pancasila Asas Organisasi Sejak Organisasi Didirikan

2 days ago
Perkuat Persatuan dan Wawasan Kebangsaan, Pemuda LDII Ikuti Outbound Pemuda Lintas Agama
Lintas Daerah

Perkuat Persatuan dan Wawasan Kebangsaan, Pemuda LDII Ikuti Outbound Pemuda Lintas Agama

2 days ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Santri Wali Barokah Boarding School Raih 4 Juara Pencak Silat Rektor Cup 2025 UIN Syekh Wasil Kediri

Santri Wali Barokah Boarding School Raih 4 Juara Pencak Silat Rektor Cup 2025 UIN Syekh Wasil Kediri

December 5, 2025
Pengajian Suami-Istri LDII Kalbar Cermati Isu Perceraian Rumah Tangga

Pengajian Suami-Istri LDII Kalbar Cermati Isu Perceraian Rumah Tangga

December 5, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by GenerusMedia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by GenerusMedia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In