Denpasar (5/9). DPW LDII Bali menggelar Pelatihan Jurnalistik yang diikuti 60 peserta dari Bali dan NTB. Ketua DPW LDII Provinsi Bali Olih Solihat Karso menyebut, pelatihan ini merupakan kesempatan berharga untuk memperkuat peran LDII dalam menyampaikan informasi positif kepada masyarakat.
“Pelatihan ini sangat penting karena menjadi corong LDII di tengah masyarakat, bahkan di hadapan para pemangku asas. Melalui media seperti Majalah Nuansa ataupun media online LDII, kita bisa menyampaikan program-program LDII dalam kontribusinya untuk masyarakat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, keberadaan generasi muda sangat diperlukan keterlibatannya dalam sebuah organisasi. “LDII sangat membutuhkan peran aktif dan sumbangsih generasi muda terutama dalam memanfaatkan media massa dan media sosial. Hal ini adalah sarana untuk menyebarkan karya dan kontribusi LDII di tengah masyarakat. Sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kerja-kerja organisasi di berbagai bidang, terutama kemasyarakatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, setiap DPD LDII di tujuh kabupaten/kota se-Bali telah memiliki program kerja masing-masing. Sedangkan DPW Bali berperan untuk meneruskan program DPP LDII dengan menyesuaikan pada kebutuhan masyarakat setempat.
“Kami melihat generasi muda punya potensi besar untuk menjadi jurnalis muda yang menjunjung nilai kebangsaan. Alhamdulillah, narasumber yang berpengalaman dari DPP LDII dan LDII News Network bisa menyampaikan materi dengan baik sehingga diterima dengan antusias oleh para peserta dari Bali dan NTB,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Dewan Penasihat DPW LDII Bali, KH Shoim. Ia menekankan, pelatihan jurnalistik bukan sekadar membekali keterampilan teknis, tetapi juga membentuk tanggung jawab moral generasi muda dalam bermedia.
“Saat ini eranya anak muda, ini adalah sarana bagi mereka untuk ikut berkontribusi. Zaman dulu perjuangan dengan fisik. Sekarang era digital, perjuangan itu lewat media massa dan media sosial, maka gadget masing-masing menjadi alat yang efektif,” ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, peserta dibekali keterampilan jurnalistik sebagai bekal beramal saleh dan berkiprah di era digital. Jurnalis bukan hanya dituntut pandai menulis, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral. “Undang-undang pers memang melindungi, tapi di hadapan Allah, setiap kesalahan tetap akan dimintai pertanggungjawaban,” tegas Shoim.
Ia menambahkan, ilmu yang diberikan pemateri dari DPP LDII sangat berharga, bermanfaat dan dapat dilaksanakan. “Ilmu jurnalistik yang diajarkan ini sedang ramai dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti bagaimana membuat berita, membuat konten dan membuat video yang menarik serta bermanfaat. Setelah pelatihan, peserta diharapkan menjadi garda terdepan, mampu mengemas kegiatan dan menyebarkannya kebaikan LDII kepada publik,” pungkasnya.