Bantul (23/9). Puskesmas Sanden bersama Pemkab Bantul menggelar layanan kesehatan gratis dan pembagian jamu tradisional. Kegiatan tersebut berlangsung di Pondok Pesantren Al-Barokah Kranggan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu (20/9).
Sekitar 120 santri dan warga sekitar mengikuti kegiatan ini. Peserta mendapat pemeriksaan tinggi badan, berat badan, tekanan darah, hingga gula darah. Setelah itu, mereka menerima jamu Dejamu Kalimundu, hasil binaan Puskesmas Sanden yang dikembangkan melalui program Bantul Seroja. Program ini merupakan inovasi Dinas Kesehatan Bantul sejak pandemi dengan tujuan menjaga kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan ekonomi pelaku usaha jamu.
Kepala Puskesmas Sanden, Nunik Novitasari, mengatakan program Bantul Seroja diharapkan mampu mengangkat kembali jamu tradisional agar menjadi pilihan masyarakat maupun wisatawan. “Melalui program ini perekonomian jamu bisa meningkat. Wisatawan pun kelak mencari jamu sebagai jajanan sehat,” ujarnya.
Ketua DPD LDII Bantul, Nanang Dwi Antoro, menyebut kegiatan ini sejalan dengan bidang pengabdian LDII di sektor kesehatan dan herbal. Ia menekankan jamu merupakan warisan leluhur yang tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus terus dijaga keberlangsungannya.
“Lewat kegiatan ini kita sosialisasikan kembali agar masyarakat terbiasa minum jamu. Selain sehat, juga ada efek ganda: ekonomi berjalan dan kesehatan meningkat. Di sisi lain, kami ingin generasi muda mengenal jamu bukan sekadar minuman tradisional, melainkan solusi herbal yang terbukti bermanfaat sejak dulu. Dengan begitu, jamu bisa kembali menjadi bagian gaya hidup masyarakat modern,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Pemkab Bantul. Bupati Abdul Halim Muslih melalui Kabag Kesra Setda, Agung Setiawan, menyampaikan kegiatan ini selaras dengan program pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
“Program seperti ini sangat relevan dengan visi pemerintah daerah yang menempatkan kesehatan sebagai pondasi utama pembangunan,” kata Agung.
Dengan adanya kegiatan pemeriksaan kesehatan sekaligus pengenalan jamu tradisional, lanjut Agung, masyarakat tidak hanya mendapat manfaat langsung untuk jasmani, tetapi juga memperoleh wawasan penting tentang bagaimana menjaga diri secara mandiri dengan cara yang sederhana dan alami.
“Harapannya, masyarakat Bantul semakin terbiasa menerapkan pola hidup sehat sehingga kualitas sumber daya manusia di daerah ini terus meningkat,” ujarnya.