Jakarta (13/7). Dua pesilat Perguruan Silat Nasional (Persinas) ASAD berhasil mengukir prestasi tingkat internasional dengan meraih medali emas dan perak dalam kejuaraan 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 yang berlangsung di Da Nang, Vietnam, awal Juni 2024 lalu.
Kedua atlet tersebut ialah Ibnu Fakih Andi Abdillah, yang berhasil meraih medali emas Kelas B Putra usai mengalahkan tuan rumah Nguyen Huu Hung pada laga final. Sedangkan Ramadhan Arya Prayoga membawa pulang medali perak di Kelas F Putra setelah kalah dari wakil tuan rumah Lam Tai pada babak final.
Sebelumnya, keduanya telah meraih prestasi gemilang tingkat nasional. Ibnu menjadi juara pertama dalam ajang Kejuaraan Nasional Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), pada November 2023.
“Awalnya saya juara di Kejurnas PPLP yang diselenggarakan November 2023. Seleksinya lihat dari yang juara Popnas dan Juara Kejurnas PPLP, kami semua dipanggil untuk mewakili Indonesia di ASEAN School Games,” ungkap Ibnu.
Sementara Arya juga meraih juara pertama di Kelas F Putra, pada bulan yang sama. Dengan pencapiannya tersebut, Kemenpora lantas memilih keduanya untuk mewakili Indonesia dalam ASEAN School Games yang merupakan ajang tahunan untuk pelajar sekolah menengah dari negara Asia Tenggara. Mereka masuk dalam timnas pencak silat mewakili Indonesia bersama 15 atlet lainnya.
Sebelum berangkat ke Vietnam, Arya mengaku mendapat pembinaan intensif dari PPLP. Persiapan yang ia lakukan berupa latihan intensif pagi, sore, bahkan malam. Arya bersama alet lainnya mempersiapkan diri dan mental dengan berlatih giat dan gigih.
“Kami dapat binaan dari PPLP jadi kami latihannya sudah terprogram. Programnya seperti latihan pagi, dan sore setelah pulang sekolah. Kadang ada tambahan latihan malam, biasanya satu sampai dua jam,” ungkap Arya.
Keberhasilan Ibnu dan Arya dalam meraih medali untuk pada ASEAN School Games ternyata tak lepas dari dukungan dan doa kedua orang tuanya. Ibnu membeberkan kedua orang tuanya selalu mendukungnya dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana berlatih.
“Alhamdulillah kemarin ibu saya sedang melaksanakan haji saat saya tanding. Jadi langsung didoakan langsung di Mekkah. Jadi bisa meraih emas karena berkat doa ibu dan dorongan keluarga. Orang tua selalu dukung dan support anaknya. Selain doa, kalau minta peralatan-peralatan juga dikasih,” ungkap Ibnu.
Senada, Arya mengungkapkan orangtua menjadi sumber utama semangatnya untuk lebih giat dalam meraih prestasi, “Dukungan orang tua sangat berpengaruh kepada saya. Saya baru masuk PPLP tahun 2022, saya merasa kurang dalam segala hal. Awalnya saya selalu ingin pulang karena waktu tes saya masuk nilai paling rendah. Tapi orang tua mensupport saya. Dari situ saya latihan lebih giat, dan semangat lagi,” ungkapnya.
Arya mengaku berkat dorongan kedua orang tuanya tersebut, ia selalu berusaha untuk tampil maksimal saat bertanding, “Kita harus doa dan usaha, dan yakin. Harus punya mental yang bagus, kalo kita usaha jangan nanggung-nanggung. Harus masksimal,” lanjutnya.
Keduanya berpesan kepada generasi muda LDII untuk terus mengasah dan memaksimalkan potensi yang dimiliki dan disiplin membagi waktu untuk kepentingan dunia dan akhirat, “Yang pertama ibadahnya dijaga. Selalu berusaha dan doa, disiplin waktu juga. Kalau latihan ya latihan, kalua ada ngaji ya tetep harus ngaji,” pesan Ibnu.
“Jadikan kekalahanmu awal dari kesuksesanmu. Jangan sampai melupakan Tuhanmu, karena Tuhanmulah yang menentukan takdirmu,” pesan Arya.