Jakarta (14/5). PC LDII Kecamatan Senen dan TPQ Al-Firdaus menggelar seminar digital parenting bertema “Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak di Era Digital” pada Kamis (8/5) di Masjid Al-Firdaus, Bungur, Senen, Jakarta Pusat.
Seminar yang menghadirkan narasumber bidang pendidikan anak, Siti Nur Fatimah, seorang praktisi pendidikan anak usia dini dan fasilitator Widiya Nofita itu menjelaskan pentingnya peran orang tua membentuk karakter anak serta edukasi pemanfaatan teknologi digital.
Siti mengatakan, orang tua harus terus beradaptasi dengan dunia digital dan tumbuh kembang anak. “Termasuk mendoakan mereka, agar terhindar dari dampak negatif yang menghambat pembentukan karakter,” ujarnya.
Menurutnya, digital parenting memiliki pendekatan pola asuh lewat pengawasan, pembatasan, dan edukasi dalam penggunaan perangkat digital dan internet anak. “Orang tua harus memberikan batasan yang jelas mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan perangkat digital, serta memastikan anak memahami mudarat dunia maya,” kata dia.
Sementara itu Ketua PC LDII Senen H. Arie Saputra juga mengatakan, seminar orang tua itu menjadikan pemahaman mendalam mengenai peran penting orang tua menerapkan pola asuh yang tepat. “Sehingga anak-anak mampu tumbuh menjadi pribadi berkarakter di era digital,” ujar Arie.
Lebih lanjut Siti menegaskan, karakter anak dibentuk melalui proses panjang yang membutuhkan kesabaran, pengorbanan, dan biaya. “Karena itu orang tua harus selalu mendoakan anak-anaknya, beradaptasi dengan dunia anak, serta merespons perkembangan digital dengan positif agar anak terhindar dari dampak negatif yang bisa memengaruhi proses pembentukan karakter,” ujarnya.
LDII Senen menyelenggarakan seminar ini sebagai bagian dari program pembinaan generasi muda melalui peningkatan kapasitas orang tua. Kepala TPQ Al-Firdaus, Khairun Nasbie, menambahkan, “Semoga acara ini menumbuhkan kesadaran bahwa keberhasilan pembinaan generasi muda sangat dipengaruhi oleh peran orang tua dan pola asuh yang tepat.” LDII sendiri memiliki program pembinaan berjenjang mulai dari usia dini, pra-remaja, remaja, hingga pra-nikah, dengan harapan melahirkan SDM profesional religius yang berkarakter luhur, alim, faqih, dan mandiri sejak dini. (*)