BANTUL – Sekitar 500 peserta dari berbagai jenjang usia memenuhi Masjid Al-Barokah di Kranggan, Murtigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta, dalam Pengajian Akbar yang digelar oleh DPD LDII Kabupaten Bantul pada Minggu, 11 Mei 2025. Kegiatan tahunan ini menjadi bagian dari strategi LDII dalam menanamkan nilai-nilai karakter luhur kepada generasi muda.
Peserta berasal dari kalangan pelajar SMP, SMA/SMK, mahasiswa, usia pra-nikah, hingga santri pondok pesantren. Mereka mengikuti serangkaian materi keagamaan yang difokuskan pada penguatan 29 karakter luhur, seperti birrul walidain (berbakti kepada orang tua, red), kesabaran, tanggung jawab, serta semangat gotong royong yang menjadi landasan pembinaan moral generasi muda LDII.
Pengajian kali ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu pengurus Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII, Ubaidillah Al Hasany, dan pengasuh Pondok Pesantren Gading Mangu, Nur Firdaus. Keduanya menekankan pentingnya membangun pribadi yang kuat secara spiritual dan tangguh menghadapi tantangan sosial. “Pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, dan salah satu pilar utamanya adalah birrul walidain. Kalau kita rawat orang tua dengan kasih sayang, suatu saat anak-anak akan meneladani itu,” ujar Nur Firdaus.
Dalam paparannya, Ubaidillah menjelaskan bahwa manusia tidak lepas dari cobaan. “Ada dua bentuk cobaan yang akan terus kita hadapi: cobaan yang menyusahkan dan cobaan yang menyenangkan. Keduanya butuh kesabaran. Jangan sampai kesenangan membuat kita lalai, dan kesusahan membuat kita putus asa,” tuturnya. Ia juga menekankan bahwa karakter luhur bukan hanya diajarkan, tapi harus dicontohkan dan dilatih melalui rutinitas sehari-hari.
Wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Bantul, Alek Rahmad Hasyi, menyebutkan bahwa pengajian akbar ini merupakan wujud komitmen LDII dalam menyiapkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. “Kami ingin generasi muda LDII menjadi pelopor perubahan positif di masyarakat. Bukan hanya pintar secara akademik, tapi juga memiliki jiwa sosial dan tanggung jawab moral,” ujarnya.
Alek menambahkan bahwa 29 karakter luhur yang disampaikan dalam pengajian telah dirumuskan LDII sebagai pondasi utama pembangunan karakter bangsa, mulai dari jujur, amanah, hemat, rukun, hingga kerja sama yang baik. “Ini adalah kontribusi LDII dalam menjawab tantangan degradasi moral di era digital. Lewat pengajian ini, kami ingin membekali generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh arus negatif zaman,” tambahnya.
Melalui pendekatan spiritual dan pembinaan karakter, LDII Bantul berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum konsolidasi nilai dakwah yang adaptif terhadap kebutuhan zaman, “Ke depan, DPD LDII Bantul berencana mengembangkan bentuk pengajian yang lebih interaktif dan relevan, termasuk melibatkan teknologi digital sebagai sarana pendidikan karakter bagi generasi muda,” inginnya.
Salah satu peserta, Royan, pelajar asal Bantul, mengaku termotivasi mengikuti acara ini. “Ceramahnya sangat menyentuh. Saya jadi sadar bahwa membentuk karakter diri itu penting sejak muda. Banyak pelajaran yang bisa saya bawa pulang, terutama soal tanggung jawab dan rasa hormat terhadap orang tua,” katanya.