Bogor (12/7). DPD LDII Kota Bogor menghadiri undangan Polresta Bogor Kota dalam kegiatan penanaman jagung perdana di Kelurahan Rancamaya, Bogor Selatan, pada Rabu (10/7). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan Polri Triwulan III, dan menjadi ajang kolaborasi antara Polri, pemerintah daerah, akademisi, ormas, hingga kelompok tani.
Penanaman dilakukan di lahan RW 01, Rancamaya, yang mulai diubah menjadi kawasan pertanian produktif. Program ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sinergi antara lembaga keamanan dan masyarakat.
Kegiatan dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Camat Bogor Selatan, Danramil, Lurah Rancamaya, perwakilan Fakultas Pertanian dan FEM IPB, serta sejumlah ormas seperti KWT/KTD Rancamaya, LDII, Senkom, Bakoma, dan Polmas Raya.
Kasat Binmas Polresta Bogor Kota, Kompol Waluyo mengapresiasi atas keterlibatan LDII dan dukungan para akademisi dari IPB, “Ini bukan hanya soal tanam jagung, tapi investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan masyarakat. Kami berterima kasih atas keterbukaan LDII untuk bersinergi,” ujarnya.
Ketua DPD LDII Kota Bogor, Radjab Tampubolon, menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas LDII di samping pendidikan dan kesehatan, “Kami sudah mengembangkan bibit sorgum bersertifikat, dan hari ini kami dukung penuh pengembangan jagung unggul bersama Polri dan masyarakat. Prinsip kami: semua tidak bisa semua, tapi semua harus bisa bersama-sama,” ujarnya.
LDII menyambut baik inisiatif Kapolresta untuk menjadikan lahan di Rancamaya lebih produktif melalui kerja sama lintas sektor. Dalam kegiatan ini, akademisi IPB turut memberikan pendampingan teknis agar pertanian yang dijalankan berbasis sains dan komunitas.
Peran aktif ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) juga menjadi fondasi kuat semangat gotong royong dalam program ini. Penanaman perdana ini menjadi langkah awal yang diharapkan dapat berkembang menjadi model kemitraan pertanian antara Polri, masyarakat, akademisi, dan ormas. Program ini tidak hanya untuk Bogor, tapi dapat direplikasi di daerah lain guna mendorong kemandirian pangan nasional.