Gunungkidul (13/8). DPD LDII Gunungkidul menggelar Perkemahan Cinta Alam Indonesia (CAI) yang berlangsung pada 26 hingga 27 Juli 2025 di Pendopo Watu Lempeng, kawasan Pantai Sepanjang, Gunungkidul. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan LDII Gunungkidul yang menekankan pembentukan karakter dan kepemimpinan generasi muda.
Ketua DPD LDII Gunungkidul Wahono Budi Rustanto mengatakan, tujuan utama kegiatan tersebut untuk menanamkan 29 karakter luhur sekaligus mempersiapkan agen-agen perubahan dari generasi muda. Ia menjelaskan, pihaknya ingin para santri tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki mental, sikap, dan karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman.
“Menurut kami, CAI bukan sekadar melatih kedisiplinan, tetapi juga menjadi wujud komitmen LDII dalam memperkuat jiwa nasionalisme, rasa cinta tanah air, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Ia menambahkan, perkemahan ini diisi dengan pembekalan nilai-nilai luhur, pelatihan kepemimpinan, simulasi kerja sama tim, serta praktik menjaga lingkungan hidup. “Kami berharap para santri dapat menjadi penggerak positif di tengah masyarakat dan teladan bagi generasi berikutnya,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi sarana bagi para peserta untuk memahami peran sebagai pemimpin yang berintegritas. Mereka dilatih agar memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi, baik di lingkungan pondok maupun dalam masyarakat luas. “Karakter mulia tidak tumbuh begitu saja. Ia perlu dipupuk melalui kebiasaan baik dan pengalaman langsung,” lanjut Wahono.
Ketua Panitia CAI 2025, Zaini Nusrudin Firdaus, menjelaskan perkemahan ini merupakan wujud konkret dari upaya menciptakan regenerasi. “Bukan soal mencari kader yang sudah jadi, tetapi bagaimana kita mencetak generasi baru yang siap mengemban amanah dan tanggung jawab,” ujarnya.
Ia menambahkan, peserta dibekali dengan ceramah dan praktik langsung nilai-nilai karakter yang diusung LDII, seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan peduli lingkungan, “Para peserta juga diajak berdiskusi tentang tantangan kepemimpinan di masa depan dan pentingnya menjadi bagian dari solusi atas persoalan sosial dan ekologis,” tambahnya.
Dengan menggabungkan pendekatan spiritual, intelektual, dan lingkungan, Pondok Pesantren Al-Hadi melalui program CAI berupaya mencetak pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan cinta tanah air. “Kami ingin mereka pulang dari sini dengan tekad untuk menjadi agen perubahan, bukan hanya menunggu perubahan datang,” pungkas Zaini.