Surabaya (10/9). Ribuan warga Kota Pahlawan menggelar deklarasi “Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia”, di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (4/9). Kegiatan tersebut menjadi momentum kebangkitan warga Surabaya usai kerusuhan beberapa waktu lalu yang merusak fasilitas umum dan menghambat aktivitas ekonomi.
Sebanyak 9.319 orang dari berbagai organisasi kemasyarakatan turut hadir. Mereka terdiri dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Walubi, LDII, Karang Taruna, Pemuda Pancasila, Pemuda Pusura, Maluku Satu Rasa, Madura Asli, BEM universitas, Pramuka, komunitas ojek daring, hingga Satgas Kampung Pancasila RW. Hadir pula Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Mereka mengucapkan lima poin ikrar, yakni menjaga Surabaya tetap aman dan rukun, memperkuat identitas kota, menyampaikan aspirasi tanpa terprovokasi, menolak kekerasan dan anarkisme, serta bersatu dalam harmoni.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama jajaran Forkopimda turut menyaksikan jalannya deklarasi. Ia mengapresiasi kekompakan seluruh elemen masyarakat yang hadir. “Saya maturnuwun. Hari ini elemen Surabaya menunjukkan kebersamaan luar biasa. Dengan kekuatan agama, Pancasila, dan gotong royong, kita bisa menjaga kota ini,” ungkapnya.
Eri juga mengajak warga kembali bangkit dari keterpurukan pasca kerusuhan. “Yang berdagang, silakan berdagang kembali. Yang berusaha, ayo buka usahanya lagi. Arek-arek Suroboyo semuanya adalah pahlawan yang menjaga kota ini,” tambahnya.
Ia juga mencontohkan warga Wonokromo dan Bubutan yang berinisiatif menjaga wilayahnya saat kerusuhan berlangsung. Menurutnya, hal tersebut mencerminkan semangat pantang menyerah arek Suroboyo. “Darah arek-arek Suroboyo adalah darah pejuang. Tidak boleh ada ketakutan. Hari ini kita tunjukkan Surabaya tidak bisa dipecah belah,” tegas Eri.
Deklarasi ini tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ditindaklanjuti dengan menghidupkan kembali PAM Swakarsa melalui Kampung Pancasila, menjadikan setiap kampung sebagai benteng kecil penjaga keamanan kota.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Surabaya, Achmad Setiadi, mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan dukungan penuh atas ikrar tersebut. Ia menegaskan, kerusuhan yang terjadi menjadi pelajaran penting bagi warga agar lebih waspada terhadap provokasi.
“LDII bersama seluruh elemen masyarakat siap menjaga Surabaya tetap damai, rukun, dan kondusif. Semangat gotong royong adalah kunci, karena keamanan kota bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban kita bersama,” ujarnya.
Dengan ikrar kebersamaan ini, warga Surabaya bertekad menjaga kota layaknya rumah sendiri. Warung kembali buka, roda ekonomi berputar, dan suasana cangkrukan hidup lagi, kali ini dengan kesadaran baru, Surabaya harus dijaga bersama.