Banda Aceh (12/10). Kebenaran di media sosial bergantung oleh persepsi publik, bukan lagi berdasarkan fakta. Inilah fenomena post truth pada era new media atau media baru, sehingga LDII bisa sangat dirugikan atau mengambil peluang dalam menyebarkan informasi kepada publik.
Hal tersebut ditekankan Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi saat memberi sambutan, dalam acara “Pelatihan Jurnalistik Mahir Dasar” pada Jumat (10/10). Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara DPP LDII, DPW LDII, dan Yayasan Al Mukmin, “Media sosial merupakan ruang diskusi publik, di mana LDII bisa menjadi korban dari persepsi negatif yang diciptakan pihak-pihak tertentu,” papar Rulli di hadapan 85 peserta dari 12 kabupaten/kota di Masjid Al Mukmin, Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Rulli mengatakan, LDII telah berkontribusi dalam pembangunan nasional sejak 1972. Namun, bila tidak diinformasikan kepada pemerintah dan masyarakat, akan terus terjadi kesalahpahaman, “Pelatihan ini dilaksanakan, agar generasi muda LDII bisa memproduksi informasi yang sesuai dengan fakta, sekaligus mengurangi informasi yang tidak benar mengenai LDII,” tutur Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media DPP LDII tersebut.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Provinsi Aceh Marzuki Ali menilai semangat generasi muda Aceh ternyata mampu menghasilkan karya jurnalistik yang baik. “Kami meyakini bahwa generasi muda Aceh memiliki potensi besar yang layak dikembangkan. Dan hari ini terbukti, semangat mereka luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, pelatihan yang berlangsung selama tiga hari itu menjadi bukti bahwa anak muda Aceh tidak kalah dari daerah lain. Ia menilai, meski masih tahap awal, para peserta telah menunjukkan proses belajar yang baik dan antusias.
“Kami tidak menilai hasil, tapi prosesnya. Mereka memahami materi, mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, dan itu yang terpenting. Hasil bisa terus kita poles seiring waktu, yang penting mereka punya semangat,” lanjutnya.
Ia menambahkan, LDII sangat membutuhkan tenaga muda yang bersemangat dan terampil, terutama di bidang jurnalistik dan media. Karena itu, pelatihan ini menjadi wadah untuk membangun keterampilan sekaligus menumbuhkan produktivitas di era digital. “Semangat itu harus diimbangi dengan keterampilan. Selama tiga hari pelatihan ini, Alhamdulillah materi bisa terserap dengan baik. Untuk pemula, hasil mereka sudah luar biasa,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga berpesan kepada generasi muda agar bijak menggunakan media sosial. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi, anak muda perlu cerdas memilih konten yang dikonsumsi.
“Jangan mudah terprovokasi. Saring dulu sebelum mengikuti atau membagikan sesuatu. Isi waktu dan pikiran dengan hal-hal yang baik — baca buku, tonton konten positif, dan ikuti media mainstream yang kredibel,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPW LDII Aceh, Diky Agung Setiawan selaku Ketua Panitia Pelatihan Jurnalistik mengatakan, pihaknya menghelat pelatihan untuk meningkatkan publikasi mengenai berbagai kegiatan LDII, “Publikasi kegiatan kami sangat minim karena keterbatasan sumberdaya manusia yang mumpuni di bidang jurnalistik,” tutur Diky.
Padahal, menurut Diky, kegiatan LDII sangat banyak namun kurangnya publikasi membuat kiprah ormas Islam tersebut kurang didengar masyarakat awam, “Dengan pelatihan ini kami berharap bisa meningkatkan publikasi,” paparnya. Dengan peningkatan publikasi, masyarakat mengenal LDII sebagai ormas Islam yang rahmatan lil alamin.
Ia menargetkan, seluruh peserta nanti akan bergabung dalam kelompok kerja LDII News Network (LINES) di bawah Biro KIM DPW LDII Aceh, “Mereka akan menerima surat keputusan atau SK, untuk mempermudah melaksanakan tugas,” ujarnya.