Serang (14/10). Balai Litbang Agama Jakarta bersama Kementerian Agama Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Gedung LDII Banten, Kabupaten Serang, Rabu (8/10). Acara bertajuk “Penguatan Deteksi Dini Konflik Berdimensi Keagamaan” mengangkat tema “Penguatan Moderasi Beragama”.
Kepala Kanwil Kemenag Banten, Amrulloh membuka FGD secara resmi. Ia menyebut, konflik keagamaan dapat terjadi secara internal maupun antarumat beragama. ”Perbedaan dalam beragama adalah sesuatu yang harus dihargai, bukan dijadikan sumber konflik,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa potensi konflik di masyarakat tak hanya berasal dari perbedaan agama, tetapi juga bisa dipicu oleh faktor ekonomi, bisnis, hingga budaya. “Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat penting dalam menjaga agar masyarakat tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif,” pesannya.
Amrulloh juga berterima kasih kepada LDII Banten yang sudah menyediakan tempat yang nyaman ini. Ia berharap, ke depan Kemenag Banten dan LDII bisa terus menjalin kerjasama dan bersilaturrahim dalam berbagai kegiatan yang ada.
Sementara itu, Kepala Balai Litbang Agama Jakarta, Irhason dalam sambutannya menjelaskan urgensi pelaksanaan kegiatan FGD ini. “Kegiatan ini merupakan program prioritas dari Balai Litbang Agama Jakarta untuk menangani potensi resistensi dan konflik yang berdimensi keagamaan secara cepat, tepat, dan efisien. Yang terpenting, diskusi ini menghasilkan rumusan konkret yang bermanfaat untuk Provinsi Banten,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi aktif dalam forum ini agar bisa melahirkan ide-ide strategis pencegahan konflik keagamaan. “Diskusi ini bukan hanya untuk berbagi pendapat, tapi juga merumuskan langkah apa yang bisa kita lakukan bersama,” katanya.
Irhason menambahkan, FGD ini juga bertujuan untuk mencegah dan menangani potensi konflik keagamaan dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi, komunikasi, dan kebersamaan di tengah masyarakat.
Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Rektor UIN Maulana Hasanuddin, Ali Muhtarom bersama Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banten, KH Romly selaku narasumber. Hadir pula Ketua LDII Banten Dimo Tono Sumito dan Sekretaris LDII Banten Kabid Bagaskara, perwakilan 6 agama (Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu, Protestan), ormas Islam serta para tokoh budaya.
Dimo berharap, dengan adanya FGD ini, lahir sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat deteksi dini serta pencegahan terhadap potensi konflik keagamaan. “Hal ini demi menjaga kerukunan dan ketenteraman di Provinsi Banten,” ujarnya.