Mamuju (12/11). Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengundang tokoh lintas agama dan organisasi keagamaan dalam acara “Dialog Kerukunan Umat Beragama dan Moderasi Beragama”. Diskusi yang digelar di Aula Hotel Berkah, Mamuju, tersebut dihadiri pula Wakil Ketua DPW LDII Sulbar, Bambang Cahyadi.
Kegiatan yang berlangsung pada 6–7 November 2025 ini, secara resmi dibuka Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Adnan Nota. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya memperkuat kehidupan beragama dan kebangsaan melalui empat pilar bangsa, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar 1945.
“Empat pilar kebangsaan merupakan dasar dan karakter bangsa Indonesia yang harus kita jaga bersama. Tantangan kita saat ini bukan hanya menjaga kerukunan, tetapi juga membentengi generasi muda dari pengaruh negatif di media sosial,” ujar Adnan Nota.
Ia menambahkan, media sosial kini menjadi tantangan besar karena banyaknya konten yang dapat memecah belah persatuan bangsa. “Peran orang tua, tokoh agama, dan semua elemen masyarakat sangat penting untuk mengarahkan generasi muda agar bijak dalam bermedia sosial,” imbuhnya.
Dialog menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Kepala Satgas Wilayah Sulbar Densus 88 Polri Kompol Soffan Ansyari, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulbar Sanusi Usman, serta Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Khaerul.
Kompol Soffan Ansyari menyoroti potensi penyalahgunaan media sosial oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme dan intoleransi. Menurutnya, media sosial sering dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi berbahaya.
“Kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan organisasi masyarakat sangat penting dalam membina generasi muda agar terhindar dari pengaruh tersebut,” tegas Soffan.
Mewakili ormas keagamaan, Bambang Cahyadi menyampaikan pentingnya pemetaan wilayah yang rawan terhadap penyebaran paham radikal. Hal ini bertujuan agar program pembinaan dari kemenag dapat lebih tepat sasaran. “LDII pun siap mendukung kegiatan pembinaan umat dan dialog kebangsaan,” ujar Bambang.
Dialog turut dihadiri Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan beberapa perwakilan ormas keagamaan.
Mengakhiri dialog, para peserta memberikan rekomendasi agar Dialog Kerukunan Umat Beragama dapat diselenggarakan secara rutin setiap bulan dengan melibatkan ormas-ormas keagamaan secara bergilir sebagai tuan rumah.
“Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan ormas keagamaan dalam menjaga kerukunan umat, memperkokoh nilai-nilai kebangsaan, serta mencegah berkembangnya paham radikalisme di Sulawesi Barat,” pungkas Bambang.














