Kediri (9/12). Pondok Pesantren Wali Barokah memperkuat sinergi dengan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) IIK Bhakti Wiyata melalui kunjungan silaturahim ke Ruang Dekanat FKG Bhakta. Pertemuan ini mematangkan transisi kerja sama dari MoU menuju Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih teknis dalam mendukung Program Pesantren Sehat.
Rombongan pesantren dipimpin Ketua Ponpes Wali Barokah, KH. Sunarto, bersama jajaran pimpinan unit pendidikan. Dekan FKG IIK Bhakta, Dr. drg. Puspa Dila Rohmaniar, menyambut positif kelanjutan kemitraan tersebut. “Kami melibatkan RSGM dan program profesi untuk merumuskan langkah teknis agar kerja sama berjalan maksimal,” ujarnya.
Kerja sama ini mencakup kegiatan Pengabdian Masyarakat, edukasi kesehatan, dan pemeriksaan gigi rutin minimal setahun sekali. Ketua Ponpes Wali Barokah menilai kolaborasi ini penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan santri. “Prestasi kami dalam Program Pesantren Sehat bukan berarti tanpa kekurangan. Salah satunya kesehatan gigi yang perlu ditingkatkan,” ungkap KH. Sunarto.
Ia berharap sinergi ini melahirkan kader Poskestren yang kompeten di bidang kesehatan gigi. “Model integrasi pesantren dan institusi kesehatan ini semoga bisa menjadi contoh nasional,” tambahnya. Ponpes Wali Barokah juga menegaskan visinya mencetak dai dan sarjana berilmu sekaligus sehat menuju Indonesia Emas 2045.
Dukung Program Pesantren Sehat, FKG IIK Bhakta dan Ponpes Wali Barokah Matangkan PKS, Targetkan Pemeriksaan Gigi Rutin
Sinergi Pesantren dan Institusi Kesehatan: Ponpes Wali Barokah Gandeng FKG IIK Bhakta Cetak Generasi Unggul dan Sehat
FKG IIK Bhakta Sambut Positif Kelanjutan Kerja Sama dengan Ponpes Wali Barokah: ‘Model Integrasi Lembaga Islam dan Kesehatan’
Kediri (9/12) Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kediri melakukan kunjungan silaturahim ke Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Bhakti Wiyata (Bhakta), bertempat di Ruang Dekanat FKG, pada Selasa (9/12). Kunjungan ini bertujuan untuk mematangkan implementasi kerjasama di bidang kesehatan dan pendidikan guna mendukung program Pesantren Sehat.
Rombongan Ponpes Wali Barokah dipimpin oleh Ketua Ponpes, KH. Sunarto, didampingi Kepala SMA yang bernaung di bawah Yayasan Wali Barokah, H. Agus DS, Sekretaris Ponpes Wali Barokah, Daud Soleh, serta Sekretaris Ponpes Wali Barokah, H. Suherman Prayogo.
Dekan FKG IIK Bhakta, Dr. drg. Puspa Dila Rohmaniar dalam sambutannya memberikan respon positif kelanjutan MoU dengan Ponpes Wali Barokah. Ia menekankan bahwa kerjasama antara institusi pendidikan kesehatan dan pesantren akan membuka potensi pengembangan bagi kedua belah pihak.
“Lewat kerjasama ini kita bisa saling mengembangkan potensi untuk sama-sama menjadi lebih baik. Hari ini adalah kelanjutan dari pertemuan lalu untuk membahas langkah teknis agar kerjasama terjalin dengan maksimal, terutama dengan melibatkan RSGM dan program studi profesi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kerjasama ini merupakan wadah bagi kedua institusi untuk saling mengembangkan potensi. “Kerjasama ini memungkinkan kita untuk sama-sama menjadi lebih baik. Kami melibatkan tim lengkap mulai dari RSGM hingga program studi profesi untuk merumuskan langkah teknis agar kerjasama ini terjalin dengan maksimal,” ungkapnya.
“Kami harap kerjasama antara Ponpes Wali Barokah dan IIK Bhakti Wiyata ini diharapkan menjadi model integrasi antara lembaga pendidikan Islam dan institusi kesehatan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan berkemajuan,” harapnya.
Pertemuan ini juga membahas transisi dari nota kesepahaman (MoU) menuju Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih teknis. Rencananya, implementasi kerjasama akan diwujudkan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat, edukasi kesehatan, hingga pemeriksaan gigi yang diharapkan dapat berjalan rutin minimal satu tahun sekali.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah, KH. Sunarto, mengungkapkan bahwa kerjasama ini sangat strategis bagi pengembangan kualitas kesehatan para santri. Meskipun Ponpes Wali Barokah telah berprestasi sebagai Juara 1 Pesantren Sehat tingkat Kota Kediri dan Juara 3 tingkat Provinsi Jawa Timur, ia mengakui masih ada aspek kesehatan yang perlu ditingkatkan, khususnya kesehatan gigi.
“Kami sempat berpikir apa kekurangannya, teryata kekurangan itu kami rasakan walaupun kecil tetapi berpengaruh, salah satunya kesehatan gigi. Harapan kami, kerjasama ini bisa melahirkan kader-kader kesehatan Poskestren yang mengerti tentang kesehatan gigi, sehingga penanganan santri lebih ideal,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa pertemuan tersebut juga membahas transisi dari nota kesepahaman (MoU) menuju Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih teknis. Beberapa program yang direncanakan meliputi kegiatan Pengabdian Masyarakat, edukasi kesehatan berkala, hingga pemeriksaan gigi bagi para santri yang diharapkan dapat berjalan rutin minimal satu tahun sekali.
“Sinergi ini diharapkan menjadi model integrasi antara lembaga pendidikan Islam dan institusi kesehatan dalam menciptakan lingkungan pesantren yang sehat, serta memberikan ruang riset dan pengabdian yang luas bagi sivitas akademika IIK Bhakti Wiyata,” ujarnya.
Lebih lanjut, KH. Sunarto memaparkan visi jangka panjang Ponpes Wali Barokah dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia berharap dapat mencetak generasi dai dan sarjana yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki fisik yang prima.
“Apalah artinya punya ilmu tinggi menjadi seorang dai tetapi hal-hal seperti kesehatan ini tidak dipertimbangkan. Pemikiran semacam inilah yang ingin kami bangun,” tegasnya.













