Sleman (25/6). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman menyatakan dukungannya terhadap aksi bersih lingkungan yang digelar oleh masyarakat Padukuhan Sangurejo, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Sleman, pada Minggu, 1 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kampung Iklim (Proklim) dan menjadi bagian dari upaya nyata menuju predikat Proklim Lestari pada tahun 2026.
Aksi yang dipusatkan di Pendopo Kopi Luwak Merapi ini melibatkan warga dalam berbagai kegiatan seperti membersihkan jalan, sungai, taman, serta edukasi pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim. Mengusung slogan “Nyawiji Dadi Siji, Menuju Sangurejo Proklim Lestari”, kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol sinergi warga tetapi juga cerminan komitmen kolektif dalam pelestarian lingkungan hidup.
Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) sebesar Rp30 juta, yang berasal dari Program FOLU Net Sink 2030—program kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Norwegia untuk mendukung penyerapan emisi karbon dari sektor kehutanan dan tata guna lahan paling lambat tahun 2030.
Ketua Tim Kerja Pengendali Kerusakan dan Konservasi Lingkungan DLH Sleman, Dewi Setyawati, mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan mengelola lingkungan. Ia menilai aksi tersebut sebagai bukti konkret dari gerakan akar rumput yang punya dampak jangka panjang. “Ini bukan hanya soal bersih-bersih, tapi tentang bagaimana masyarakat bisa menjadi motor perubahan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. Proklim Sangurejo menunjukkan bahwa transformasi lingkungan bisa dimulai dari komunitas,” ujar Dewi.
Dewi juga menegaskan bahwa Proklim Sangurejo, yang telah meraih predikat Proklim Utama pada 2024, memiliki peluang besar untuk menjadi teladan di tingkat provinsi maupun nasional. “Kami berharap Sangurejo tak hanya berjuang sendiri, tapi bisa membina setidaknya 10 padukuhan lain agar bersama-sama menuju Proklim Lestari 2026. Ini akan jadi warisan lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII DIY, Atus Syahbudin, menyampaikan LDII mendukung penuh terhadap gerakan pelestarian lingkungan di tingkat komunitas. “LDII punya komitmen kuat dalam hal lingkungan hidup. Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari gerakan kecil di tingkat lokal seperti ini. Kegiatan seperti aksi bersih lingkungan bukan hanya simbolik, tapi menciptakan dampak riil di masyarakat,” ujarnya.
Atus juga menambahkan bahwa LDII mendorong seluruh anggotanya, khususnya generasi muda, untuk aktif dalam program-program lingkungan. “Kami ingin anak-anak muda LDII jadi agen perubahan, bukan hanya mengaji tapi juga peduli lingkungan. Karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah,” ucapnya.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk DLH Sleman, LDII, dan masyarakat sekitar, menunjukkan kekuatan kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan perubahan, “Program Proklim bukan hanya soal penghargaan, tetapi mencerminkan kesiapan komunitas dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” tutupnya.