PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Nasehat

Debu dalam Nafas Kita

in Nasehat
383
0
Debu dalam Nafas Kita

Ilustrasi: LINES.

549
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

— Sebuah Renungan tentang Microplastik —

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan

Di antara segala keajaiban yang diciptakan manusia, plastik mungkin salah satu penemuan paling paradoksal. Ia ringan, lentur, dan serba guna — lambang kemajuan dan kemudahan hidup modern. Namun, di balik kenyamanan yang ia bawa, terselip benih kehancuran yang halus, nyaris tak terlihat dalam perjalanannya. Ia kini ada di mana-mana: di lautan, di tanah, di udara, bahkan di dalam darah kita sendiri. Itulah microplastik — serpihan kecil dari peradaban yang kehilangan kendali atas inovasi ciptaannya.

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” (QS. Al-A‘raf: 56)

Microplastik adalah potongan plastik berukuran sangat kecil, umumnya berdiameter kurang dari 5 milimeter, yang kini telah mencemari hampir seluruh ekosistem di bumi — mulai dari lautan, sungai, tanah, udara, hingga tubuh manusia. Walau ukurannya kecil dan tampak sepele, dampaknya besar terhadap lingkungan dan kesehatan.

Jejak Kecil dari Kebiasaan Besar
Microplastik tidak lahir dari kebetulan, melainkan dari kebiasaan yang pelan-pelan berubah menjadi budaya: budaya sekali pakai, budaya nyaman tanpa tanggung jawab. Setiap pakaian sintetis yang kita cuci, setiap botol plastik yang kita buang, setiap jalanan yang dilalui ban kendaraan — semuanya meninggalkan jejak halus di bumi. Jejak yang tidak terhapus bahkan oleh waktu.

Plastik tidak pernah mati; ia hanya pecah menjadi serpihan lebih kecil, menembus air yang kita minum dan udara yang kita hirup. Ia seolah berkata: _“Aku bagian dari kalian sekarang.”_Dan memang benar, di tubuh manusia kini ditemukan partikel microplastik — tanda betapa tipisnya batas antara pencipta dan inovasinya.

Rumi pernah menulis:
“Apa pun yang kau tabur di tanah kehidupan, akan tumbuh kembali ke dalam dirimu.”

Kini, kita menanam plastik, dan plastik pun tumbuh di dalam tubuh kita — sebuah panen sunyi dari ketidaksadaran massal.

Senyapnya Bahaya yang Mengintai
Pencemaran masa kini tak lagi berupa asap tebal atau tumpukan sampah busuk. Ia hadir dalam bentuk yang tak kasat mata — partikel halus yang melayang di udara, mengendap di laut, dan menyelinap ke dalam sel tubuh manusia. Kita meneguknya dari air kemasan, menghirupnya di udara kota, menelannya bersama makanan laut yang kita santap dengan tenang.

Thomas Berry, seorang teolog ekologis, pernah menulis dengan getir:
“Krisis lingkungan bukan sekadar krisis ekologis, tetapi krisis spiritual. Kita telah kehilangan rasa hormat kepada bumi sebagai persekutuan hidup.”

وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ ۝ أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ

“Dan langit telah Dia tinggikan dan Dia letakkan neraca (keseimbangan). Supaya kamu jangan melampaui batas terhadap keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman [55]: 7–8)

Barangkali benar. Karena yang kita hadapi bukan semata krisis sampah, tetapi krisis kesadaran — lupa bahwa bumi bukan objek, melainkan rumah tempat kita bersama.

Luka yang Tidak Terlihat
Bahaya microplastik mungkin bisa diukur secara ilmiah: gangguan hormon, peradangan, atau kanker. Tapi luka yang lebih dalam tidak terukur: hilangnya kepekaan batin manusia terhadap kesucian alam. Setiap kali sungai tercemar, gunung digunduli, atau laut dijadikan tempat pembuangan, sesungguhnya yang rusak bukan hanya lingkungan — tetapi juga hubungan spiritual manusia dengan Tuhannya.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [30]: 41)

Sayyid Quthb pernah menulis dalam Fi Zhilalil Qur’an: “Kerusakan di darat dan laut bukanlah hukuman, melainkan tanda bahwa manusia telah keluar dari keseimbangan fitrahnya.”

Maka microplastik, sekecil apa pun, adalah tanda: bahwa keseimbangan itu retak. Bumi sedang menampilkan kembali wajah kita yang tak lagi mengenali maknanya sendiri.

Menjadi Saksi dan Penebus
Mungkin kita tak mampu memulihkan semua kerusakan. Tapi kita masih bisa menumbuhkan kesadaran — kesadaran yang perlahan mengembalikan kesucian niat dalam setiap tindakan kecil. Menolak kantong plastik, menggunakan botol isi ulang, memilih bahan alami — bukan sekadar gaya hidup, tapi bentuk taubat ekologis .

Seperti yang diingatkan Rumi:
“Kemarin aku pintar, maka aku ingin mengubah dunia.
Hari ini aku bijak, maka aku mengubah diriku sendiri.”

Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil — dari hati yang kembali sadar bahwa bumi ini adalah tubuh yang sama dengan tubuh kita sendiri.

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ

“Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi.” — (QS. Al-An‘am: 165)

Penutup: Seruan dari Dalam Nafas
Mikroplastik mengajarkan kita sesuatu yang dalam: bahwa yang kecil dan tak terlihat bisa mengubah segalanya. Mungkin Tuhan sedang menegur manusia bukan lewat bencana besar, tetapi lewat partikel halus yang ikut bernafas bersama kita — seolah berkata:
“Lihatlah, bahkan udara pun kini memanggul jejak ketidaksabaranmu.”

Sudah saatnya kita berhenti dan mendengar. Sebab di balik setiap serpihan kecil plastik, ada gema pelan dari bumi — suara yang mengingatkan kita untuk kembali bernafas dengan kesadaran, dengan hormat, dan penuh kasih.

الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ

“Dunia ini hijau dan indah, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai pengelola di dalamnya. Maka Dia akan melihat bagaimana kalian berbuat.” (HR. Muslim, no. 2742)

Tags: Mikroplastik

Related Posts

KH Aceng Karimullah Uraikan 6 Perkara yang Menjamin Surga
Nasehat

KH Aceng Karimullah Uraikan 6 Perkara yang Menjamin Surga

by admin
October 24, 2025
0

Jakarta (24/10). Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Aini Cilandak, Jakarta Selatan, Aceng Karimullah, mengupas tema “Jaminan Surga dan Peluang bagi Umat” yang tayang...

Read more
Menikah Jadi Jalan Ibadah dan Penjaga Iman
Nasehat

Menikah Jadi Jalan Ibadah dan Penjaga Iman

by admin
October 24, 2025
0

Nganjuk (24/10). Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah Lubis Kertosono, Habib Ubaidillah Alhasaniy, mengajak umat Islam untuk tidak menunda pernikahan. Dalam ceramahnya yang...

Read more
Nasehat

Akhlakul Karimah Jadi Benteng Moral Umat di Akhir Zaman

by admin
October 21, 2025
0

Jombang (21/10). Guru Pondok Pesantren Gadingmangu, Ustaz Abdullah Husnan Habibi menyampaikan tausiyah bertajuk “Urgency dan Fadhilah Akhlaqul Karimah” dalam sebuah program Oase...

Read more
Nasehat

Ini Dia 4 Cara Hadapi Kerusakan Akhir Zaman

by admin
October 21, 2025
0

Kediri (21/10). Guru Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Ustaz Miftah Khudin Mubarok, mengingatkan umat untuk tidak berputus asa menghadapi situasi akhir zaman...

Read more
Menemukan Makna Besar dalam Hal-Hal Kecil
Nasehat

Menemukan Makna Besar dalam Hal-Hal Kecil

by admin
October 20, 2025
0

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan Acap, bila mendengar kata leadership atau...

Read more
Meneladani Karakter Umat Beriman yang Selalu Bersyukur
Nasehat

Meneladani Karakter Umat Beriman yang Selalu Bersyukur

by admin
October 15, 2025
0

Jombang (15/10). Guru Pondok Pesantren Gadingmangu, Jombang, Jawa Timur, Ustaz Ryan Tirmidzi mengajak masyarakat memahami sifat dasar manusia dan pentingnya memiliki karakter...

Read more

Trending

Debu dalam Nafas Kita
Nasehat

Debu dalam Nafas Kita

3 hours ago
Singgih Januratmoko dan BPKH Salurkan Program Kemaslahatan Umat kepada Yayasan Naungan LDII
Lintas Daerah

Singgih Januratmoko dan BPKH Salurkan Program Kemaslahatan Umat kepada Yayasan Naungan LDII

17 hours ago
DPP LDII Ajak Keluarga Makan Buah dan Edukasi Membaca Nyaring
Berita Nasional

DPP LDII Ajak Keluarga Makan Buah dan Edukasi Membaca Nyaring

17 hours ago
Buka Muswil VIII, Wagub Lampung Ajak Perkuat Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045
Lintas Daerah

Buka Muswil VIII, Wagub Lampung Ajak Perkuat Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045

17 hours ago
Perkuat Sinergi Manajemen Masjid, DMI Jakarta Pusat Kunjungi Ponpes Gadingmangu
Nasional

Perkuat Sinergi Manajemen Masjid, DMI Jakarta Pusat Kunjungi Ponpes Gadingmangu

17 hours ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Debu dalam Nafas Kita

Debu dalam Nafas Kita

October 27, 2025
Singgih Januratmoko dan BPKH Salurkan Program Kemaslahatan Umat kepada Yayasan Naungan LDII

Singgih Januratmoko dan BPKH Salurkan Program Kemaslahatan Umat kepada Yayasan Naungan LDII

October 26, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In