Banyuwangi (19/9). Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyuwangi, H. Nur Chozin, secara resmi melantik Pengurus Forum Pemuda Lintas Agama Banyuwangi Bersatu (Formula Satu) periode 2025–2030. Acara yang berlangsung khidmat ini digelar di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi pada Sabtu (13/9).
Dalam sambutannya, H. Nur Chozin menyampaikan harapan agar kepengurusan baru Formula Satu dapat menjadi mitra strategis FKUB dalam menjaga kerukunan antarumat beragama, khususnya di kalangan pemuda. Ia menekankan pentingnya semangat persaudaraan (ukhuwah) dan menyatukan visi dalam membangun Banyuwangi yang damai dan harmonis.
“Kesetaraan dalam menjalankan ajaran agama sesuai keyakinan masing-masing merupakan fondasi utama dalam membangun toleransi dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya upaya bersama dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Menurutnya, hal ini membutuhkan sinergi dan kepedulian seluruh elemen masyarakat.
Adapun susunan pengurus Formula Satu periode 2025–2030 melibatkan berbagai organisasi keagamaan, di antaranya NU, Muhammadiyah, Hindu, Kristen, Katolik, dan LDII.
Dengan terbentuknya kepengurusan ini, Formula Satu diharapkan menjadi ruang kolaborasi pemuda lintas agama dalam menjaga perdamaian dan memperkuat moderasi beragama di Banyuwangi.
Dalam kepengurusan baru tersebut, perwakilan dari Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Suhariyanto, dipercaya sebagai Penasihat. Sementara itu, Andreas Askhab Firdaus yang juga merupakan ustaz di Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM) Nurul Huda didapuk sebagai Bendahara.
Suhariyanto sendiri bukanlah sosok baru di Formula Satu. Ia pernah menjabat sebagai Ketua periode 2015–2020, dan hingga kini tetap aktif dalam membina generasi muda lintas agama di Banyuwangi.
Sementara itu, Andreas Askhab Firdaus menyampaikan kesiapannya untuk mengemban amanah yang diberikan. Ia menekankan pentingnya sinergi antarorganisasi pemuda berbasis agama dalam menangkal ideologi radikal dan memperkuat nilai-nilai toleransi.
“Formula Satu harus menjadi benteng moral bagi pemuda dalam memperkuat semangat toleransi serta menangkal potensi ancaman radikalisme di wilayah Banyuwangi,” ujarnya.