Kediri (21/10). Guru Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Ustaz Miftah Khudin Mubarok, mengingatkan umat untuk tidak berputus asa menghadapi situasi akhir zaman yang semakin dipenuhi kemaksiatan. Ia menyampaikan tausiyah dalam program Oase Hikmah LDII TV yang membahas realitas, penyebab, dan strategi menghindari kerusakan moral di era modern.
Ia menjelaskan keburukan kian mendominasi berbagai lini kehidupan. Peran media sosial menjadi salah satu pemicu utama munculnya kemaksiatan. Ketika iman melemah dan waktu luang dibiarkan tanpa makna, ruang itu diambil alih setan untuk menjerumuskan manusia.
Mengutip sabda Rasulullah SAW, ia menegaskan dua nikmat yang sering membuat manusia merugi adalah nikmat sehat dan waktu luang. Jika keduanya tidak digunakan untuk kebaikan, maka keburukan akan mudah menyusup ke dalam kehidupan. “Kemaksiatan kini terjadi di mana saja, mencakup berbagai bentuk pelanggaran seperti perzinaan, perampokan, dan pembunuhan,” ujarnya.
Ia menyebut kondisi zaman terus mengalami kemerosotan. Berdasarkan hadis, setiap tahun yang datang lebih buruk dari tahun sebelumnya. Meski demikian, situasi ini tidak menjadi alasan untuk menyerah. “Tantangan tersebut justru harus dijadikan dorongan untuk memperkuat iman dan takwa,” lanjutnya.
Miftah kemudian menyampaikan empat strategi untuk menghadapi kerusakan akhir zaman.
Pertama, meningkatkan kualitas diri dengan ilmu agama. Orang yang berilmu lebih sulit digoda setan dibanding ribuan ahli ibadah yang tidak memahami ajaran agama. Ia menekankan pentingnya memahami Alqur’an dan Hadis, bukan sekadar membacanya.
Kedua, memperbanyak mendengarkan nasihat. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Az-Zariyat, yang menegaskan pentingnya nasihat bagi orang beriman sebagai pengingat dan pencegah perbuatan maksiat.
Ketiga, memilih teman yang saleh. Ia mengingatkan, baik buruknya agama seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Keempat, menaati aturan. Ia mengingatkan pentingnya menaati perintah Allah dan Rasul, serta peraturan negara selama tidak bertentangan dengan nilai dasar Pancasila dan UUD 1945. Ketaatan ini menjadi bagian dari upaya menjaga diri dari fitnah akhir zaman.
Ia menutup tausiyah dengan mengingatkan hakikat tujuan hidup manusia, yaitu mencari rida Allah. Segala usaha memperbaiki diri diarahkan agar kehidupan diridai Allah dan mendapat perlindungan dari berbagai fitnah akhir zaman.