Salatiga (19/10). Perguruan silat Persinas ASAD Kota Salatiga menggelar ujian kenaikan tingkat sabuk kuning untuk peserta putri gelombang pertama tahun 2025. Acara berlangsung di Gedung PPG Salatiga, pada Sabtu (27/9).
Acara dimulai dengan pembukaan resmi oleh pembina Persinas ASAD Salatiga, Joko Widodo. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pencak silat sebagai sarana pembentukan karakter. Ia menyebut latihan bela diri ini menjadi ruang untuk melatih kedisiplinan, menumbuhkan kepercayaan diri, serta membangun karakter luhur di kalangan generasi muda.
“Ujian ini menjadi salah satu agenda rutin pembinaan pesilat putri yang juga merupakan warga LDII Kota Salatiga. Seluruh peserta melalui serangkaian tahapan mulai dari penguasaan teknik dasar, jurus, uji fisik, hingga ketahanan mental,” kata Joko.
Joko menjelaskan, melalui latihan pencak silat, para pesilat akan belajar menumbuhkan kedisiplinan sejak dini, mulai dari cara menghargai waktu, menaati aturan latihan, hingga membentuk pola pikir yang terarah. Kedisiplinan ini, lanjutnya, akan berdampak luas dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
“Latihan rutin dan proses ujian kenaikan tingkat menjadi sarana untuk membentuk ketangguhan dan keberanian dalam mengambil tanggung jawab,” lanjutnya.
Joko juga menegaskan, pembentukan karakter luhur menjadi bagian tak terpisahkan dari pencak silat. Nilai-nilai seperti sopan santun, sportivitas, dan rasa hormat kepada guru serta sesama pesilat ditanamkan secara konsisten selama proses latihan.
“Kami berharap para peserta ujian sabuk kuning tidak hanya menguasai teknik bela diri, tetapi juga menjadi generasi yang berakhlak baik, memiliki semangat juang tinggi, dan mampu memberi teladan positif di lingkungan sekitar,” tuturnya.
Sementara itu, Dewan Penasihat LDII Kota Salatiga, Syukur Sutadi, memberikan pesan motivasi kepada seluruh peserta. Ia mengingatkan pentingnya menjaga pencak silat sebagai warisan budaya bangsa, yang memiliki nilai luhur dan sejarah panjang. Pencak silat, menurutnya, bukan sekadar seni bela diri, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, sportivitas, dan cinta tanah air kepada generasi muda.
Syukur menjelaskan, melalui latihan pencak silat yang teratur, generasi muda tidak hanya dibentuk secara fisik menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, tetapi juga secara mental dan spiritual agar memiliki karakter yang kokoh. Latihan ini menjadi media penting untuk menanamkan rasa tanggung jawab, menghargai tradisi
Sebagai informasi, prosesi penyematan sabuk kuning menjadi puncak acara. Para pesilat menerima sabuk kuning sebagai simbol pencapaian dan awal dari tanggung jawab baru.