Jakarta (25/10). DPP LDII menggelar Festival Keluarga 2025 bertema “Digital Cermat, Gizi Tepat, Modal Keluarga Hebat” di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Sabtu (25/10). Kegiatan ini menghadirkan berbagai *booth edukatif* seperti Literasi Digital Keluarga, Edukasi Gerakan Makan Buah, serta Pemeriksaan Kesehatan Keluarga dan Remaja Putri.
Salah satu yang menarik perhatian peserta adalah Booth Literasi Digital Keluarga, yang mengajak masyarakat memahami pentingnya bersikap bijak dan kritis dalam menggunakan media sosial.
Wakil Ketua Kelompok Kerja LDII News Network (LINES) DPP LDII, Faisal M. Dzulfikar, menilai literasi digital kini menjadi kebutuhan mendesak di tengah derasnya arus informasi daring, “Menurut riset, hampir 50 persen pengguna media sosial belum bisa membedakan mana berita hoaks dan mana yang benar. Bahkan 55 persen lainnya tidak memverifikasi informasi yang mereka terima,” ujarnya.
Faisal menambahkan, kebebasan berekspresi di media sosial perlu diimbangi dengan tanggung jawab, “Kita nggak tahu apakah informasi yang kita terima itu benar atau salah. Semua dipengaruhi oleh algoritma yang mengejar interaksi dan kecepatan. Karena itu, kami mendorong peserta memahami cara kerja algoritma dan mengelola media sosialnya dengan lebih bijak,” jelasnya.
Ia mencontohkan, beberapa isu besar seperti Justice for Audrey berawal dari informasi yang belum terverifikasi, “Teknologi informasi ini ibarat pisau bermata dua, seperti yang pernah disampaikan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso. Bisa memberi manfaat besar, tapi juga berisiko jika digunakan tanpa literasi,” tambahnya.
Untuk menumbuhkan sikap kritis di kalangan generasi muda, Faisal mengingatkan pentingnya membatasi waktu layar (screen time) dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya. “Kita harus biasakan sharing after verifying, bukan sharing before knowing. Karena setiap unggahan atau komentar adalah tanggung jawab publik,” ujarnya menegaskan.

Selain membahas etika digital, booth tersebut juga mengulas potensi ekonomi dari media sosial. Praktisi media sosial sekaligus Founder Ruang Generus (RuGen), Fiqih Hidayatullah, menilai generasi muda perlu memanfaatkan peluang digital secara cerdas. “Sekarang sudah eranya digital. Anak muda harus bisa melihat peluang lebih luas, karena banyak potensi cuan dari media sosial,” kata Fiqih.
Menurutnya, kunci bersaing di dunia digital adalah diferensiasi dan konsistensi, “Kita harus punya keunikan atau positioning agar bisa dikenal dan dipercaya. Dari situ baru bisa membangun personal branding yang kuat,” jelasnya.
Fiqih berharap kegiatan ini mendorong generasi muda dan keluarga lebih melek digital dan produktif di dunia daring, “Kesempatan di era digital makin besar. Asal konsisten, sabar, dan terus belajar, hasilnya akan mengikuti,” pungkasnya.
Festival Keluarga 2025 menjadi ruang inspiratif bagi keluarga dan generasi muda untuk memperkuat literasi digital, kesehatan, dan gizi, tiga fondasi penting menuju keluarga hebat di era modern.







