Jakarta (12/7). Hari Koperasi Nasional yang diperingati setiap 12 Juli menjadi momen penting untuk meneguhkan kembali peran koperasi sebagai penggerak utama ekonomi kerakyatan. Peringatan tahun ini mengusung tema “Koperasi Maju, Indonesia Adil dan Makmur”, sejalan dengan semangat untuk membangun tatanan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Ketua DPP LDII, Ardito Bhinadi, menilai tema tersebut sangat relevan dengan semangat ekonomi syariah yang menempatkan keadilan, kesejahteraan bersama, dan pemerataan sebagai prinsip utama. “Koperasi tidak hanya milik anggotanya, tetapi punya peran besar dalam menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi di masyarakat,” ujar Ardito yang juga dosen Ekonomi Syariah di UPN Veteran Yogyakarta.
Ia menyoroti pentingnya kualitas ekosistem koperasi, termasuk regulasi, literasi keuangan, hingga adaptasi terhadap digitalisasi. Meski berbagai kebijakan pro-koperasi telah diluncurkan pemerintah, tantangan di lapangan seperti rendahnya kepercayaan publik dan keterbatasan akses informasi masih menjadi hambatan utama.
“Gerakan seperti Koperasi Merah Putih sangat bagus, tetapi perlu komitmen nyata semua pihak. Koperasi harus hadir sebagai lembaga yang inklusif, akuntabel, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di level akar rumput,” ungkapnya.
Secara khusus, Ardito menyoroti kiprah koperasi syariah yang dikelola oleh warga LDII. Menurutnya, koperasi syariah memiliki potensi besar dalam mendorong literasi keuangan syariah sekaligus memberdayakan ekonomi umat. Dengan prinsip bagi hasil dan tanpa riba, koperasi syariah dinilai mampu menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan.
“Selain memberikan solusi keuangan yang adil, koperasi syariah juga fokus pada sektor riil seperti pertanian, perdagangan, hingga industri rumahan. Ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Ardito.
Namun, ia juga mencatat sejumlah tantangan, seperti rendahnya pemahaman masyarakat terhadap koperasi syariah, keterbatasan sumber daya manusia, hingga kompetisi dengan lembaga keuangan konvensional.
Untuk itu, Ardito mendorong LDII agar lebih aktif dalam edukasi dan sosialisasi koperasi syariah melalui pengajian, seminar, hingga media sosial. Ia juga menekankan pentingnya inovasi layanan, digitalisasi, serta pelatihan rutin bagi para pengelola koperasi.
“Kita perlu membangun koperasi yang modern dan profesional. Kolaborasi dengan berbagai pihak serta pemanfaatan teknologi akan menjadi kunci agar koperasi syariah bisa tumbuh kuat dan mandiri,” tegasnya.
Ardito optimis, dengan strategi yang tepat dan dukungan kolektif, koperasi syariah LDII mampu menjadi bagian penting dalam mewujudkan ekonomi nasional yang lebih adil dan berkelanjutan.
“Momentum Hari Koperasi ke-78 harus membangkitkan semangat baru untuk memajukan koperasi sebagai kekuatan rakyat. Tema tahun ini bukan sekadar slogan, tapi cermin dari cita-cita besar menuju Indonesia yang adil dan makmur,” pungkasnya.