Wonogiri (24/7). Sekitar 400 santri dan siswa baru mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar Pondok Pesantren Al Barru serta SMP dan SMA Bina Insani naungan DPD LDII Wonogiri. Acara berlangsung dengan menghadirkan materi seputar lingkungan sekolah, bahaya bullying, judi online, hingga penyalahgunaan narkoba pada Rabu (23/7) di Ponpes Al Barru, Wonogiri, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen lembaga pendidikan naungan LDII, untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan. Para peserta yang terdiri dari santri dan guru berkumpul dalam satu forum edukatif, untuk membangun pemahaman awal sebelum memulai tahun ajaran baru.
Dalam sesi materi, AKP Setiyono dari Polres Wonogiri memberikan penjelasan mengenai dampak serius judi online dan bullying terhadap masa depan generasi muda. Ia mengingatkan para santri dan siswa agar tidak mudah terpengaruh oleh ajakan bermain judi daring yang kini banyak menyasar remaja.
“Judi online bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga bisa menghancurkan masa depan. Jangan sampai kita tergoda hal instan yang akhirnya membuat kita terjerumus,” ujar Setiyono. Ia juga mengajak para peserta untuk berani melawan praktik perundungan dan melaporkannya kepada guru atau pihak sekolah.
Aiptu Surono yang turut hadir menambahkan bahwa narkoba juga menjadi ancaman serius bagi pelajar. Ia menekankan pentingnya membentengi diri dengan aktivitas positif dan lingkungan yang mendukung. “Pelajar harus cerdas memilih pergaulan dan jangan segan mencari bantuan jika menemukan hal mencurigakan di lingkungan sekitar,” katanya.
Kepala SMP Bina Insani, Muswanto, menegaskan bahwa MPLS bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan kebersamaan. “Kami ingin para siswa tidak hanya mengenal ruang kelas, tetapi juga membentuk ikatan positif dengan guru dan teman-temannya,” ucap Muswanto.
Senada dengan itu, Kepala SMA Bina Insani, Weda Hendragiri, menekankan pentingnya pemahaman visi dan misi sekolah sejak dini. Ia mengajak para siswa untuk mengejar prestasi akademik tanpa melupakan karakter. “Kami berkomitmen mewujudkan lingkungan pesantren yang zero bullying, di mana setiap siswa merasa aman dan dihargai,” ujar Weda.
Weda mendorong lembaga pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga aktif dalam membentuk karakter dan kesadaran sosial siswa, “Harapannya, kegiatan semacam ini dapat terus digelar secara rutin dan konsisten untuk membangun generasi muda yang berdaya saing, berakhlak, dan tangguh menghadapi tantangan zaman,” harapnya.