Bandung (16/11). Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang diwakili oleh Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Bakesbangpol, Khoirul Naim, membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) IX LDII Jawa Barat. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (15/11).
Kegiatan ini mengusung tema “LDII Berkhidmat untuk Umat, Berkontribusi bagi Negeri, Bersama Elemen Bangsa Mewujudkan Jawa Barat Istimewa menuju Indonesia Emas 2045.”
Dalam sambutannya, Khoirul Naim menegaskan Muswil bukan sekadar agenda rutin organisasi, tetapi momentum kebangsaan untuk memperteguh komitmen dalam menyatukan langkah membangun umat, bangsa, dan negara. “Muswil merupakan bagian dari arsitektur besar pembangunan Jabar, karena LDII menjadi mitra strategis dalam membangun moralitas, memperkuat ketahanan sosial, dan menggerakkan kolaborasi umat,” ujarnya.
Ia mengapresiasi tema Muswil yang dinilai menjadi peta jalan peradaban menuju Indonesia Emas 2045. Komponen “Berkhidmat untuk Umat” menurutnya selaras dengan prinsip bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi sesama.
“Manusia harus lahir untuk melayani, bukan dilayani; mengutamakan akhlak, bukan sekadar membangun struktur; menanamkan karakter, bukan sekadar seremoni. Khidmat, keteladanan, dan akhlakul karimah,” tegasnya.
Pada komponen kedua, “Berkontribusi bagi Negeri”, ia menekankan bahwa kontribusi tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga sosial, pendidikan, kesehatan, dan ketahanan masyarakat, “Kontribusi bagi negeri dalam konteks NKRI harga mati mencakup seluruh aspek pembangunan manusia,” imbuhnya.
Sementara komponen “Bersama Elemen Bangsa” ditekankan sebagai semangat kolaborasi lintas sektor, sejalan dengan konsep pentahelix (ABCGM) yang diterapkan Pemprov Jabar.
“Indonesia terlalu besar untuk dibangun sendiri. Dibutuhkan kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, masyarakat, pemerintah, dan media untuk mencapai tujuan bersama, termasuk mewujudkan Jabar sebagai Digital Province dan memperkuat UMKM,” jelasnya.
Ia juga menyinggung Indonesia Emas 2045 sebagai momentum bersejarah seratus tahun kemerdekaan. Menurutnya, pendidikan moral dan akhlak harus menjadi fondasi dalam menyiapkan SDM yang unggul. Di titik ini, LDII dinilai berperan penting dalam membina jamaah, memperkuat keluarga, dan melahirkan generasi muda berakhlakul karimah.
H. Khoirul Naim turut mengingatkan bahwa bangsa sedang memasuki masa penuh paradoks. “Di satu sisi kita menyambut bonus demografi, teknologi canggih, AI, dan peluang global. Di sisi lain, kita menghadapi degradasi moral dan krisis akhlak generasi muda. Kita memerlukan LDII sebagai partner pendidikan karakter melalui Gapura Panca Waluya,” tutupnya.













