Nunukan (6/8). DPD LDII Kabupaten Nunukan menggelar ‘pengajian semalam suntuk’ bagi para generasi muda yang dirangkai dengan kerja bakti bersih sampah di lingkungan. Kegiatan itu berlangsung di Padepokan Persinas ASAD Nunukan, Kalimantan Utara.
Berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 26-27 Juli 2025 itu bertujuan menerapkan 29 karakter luhur bagi generasi muda tak hanya pribadi juga lingkungan sekitar, sesuai tema ‘Menciptakan Generus yang Unggul, Profesional Religius dan Berkarakter 29 Karakter Luhur’.
Ketua DPD LDII Kabupaten Nunukan Khusnul Yakin mengatakan, acara itu sebagai upaya membendung dampak negatif terhadap pemuda. “Menjadi upaya edukasi dan membentengi generasi muda LDII dari pengaruh negatif pergaulan bebas remaja saat ini, termasuk judi online dan narkoba. Saya berharap semua pihak, terutama pengurus LDII di segala tingkatan, turut aktif menyukseskan program ini,” ujarnya.
Ia berharap para pemuda terus terbina hingga terbiasa dengan 29 karakter luhur sehari-hari diantaranya yaitu berakhlakul karimah, alim dan fakih, berwatak yang jujur, amanah serta memiliki bekal kemandirian hidup dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
Khusnul juga menambahkan, hal itu juga merupakan peran LDII yang membangun masyarakat religius bebas dari pengaruh negatif, “Dukungan dari pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat memperkuat upaya pencegahan ini demi terciptanya lingkungan yang aman, sehat, dan berakhlak,” ujarnya.
Selain itu, Minggu siang dilanjut aksi bersih-bersih lingkungan dengan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar, khususnya mengumpulkan sampah sisa pengajian sebelumnya dan merapikan area.
Wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Nunukan Herry Asmara menambahkan, ia mengapresiasi semua peserta yang telah berpartisipasi. “Kami sangat bangga dengan semangat dan partisipasi para pemuda LDII dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat LDII setempat dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Herry juga menegaskan, pengajian semalam suntuk dan kerja bakti ini menjadi bukti bahwa kegiatan sosial dan keagamaan dapat dilakukan dengan rukun, kompak, penuh semangat, partisipasi, edukasi, dedikasi, serta toleransi yang tinggi.