PALING UPDATE
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Nuansa Persada
No Result
View All Result
Home Nasehat

Qiyamullail

in Nasehat
394
0
Qiyamullail

Ilustrasi: LINES.

548
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan

(Ketenangan yang Turun Saat Dunia Tertidur)

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang tak pernah diam, malam menyuguhkan keheningan yang tak bisa dibeli dengan uang dan tak bisa dihidangkan oleh siang. Malam adalah panggilan kepada jiwa-jiwa yang terang untuk benderang. Menanam asa, menyemai cinta, menabur benih kebajikan hingga mengikuti alunan syahdu; habis gelap terbitlah terang. Dan di antara semua bentuk ibadah yang benderang, qiyamullail—shalat malam—adalah bentuk penghambaan yang begitu personal, sunyi, namun penuh cahaya. Ia hadir bukan sekadar sebagai rutinitas, melainkan sebagai ruang rahasia, bercengkeramanya antara hamba dan Tuhannya.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ؛ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَد

Rasulullah ﷺ bersabda: “Tetapilah shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia adalah pendekatan diri kepada Allah, penghapus kesalahan, pencegah dari perbuatan dosa, dan pengusir penyakit dari tubuh.” (HR. Tirmidzi)

Indah. Cakep! Hadits ini bukan sekadar ajakan. Redaksinya diliputi seruan. Kalimatnya dipenuhi ajakan. Bahkan sebagian mengartikan sebagai panggilan. Ia adalah undangan lembut untuk kembali ke dalam diri, menembus kulit rutinitas dunia, dan menyentuh jiwa yang mulai kering – kerontang. Oleh panasnya siang. Oleh amarah dan penderitaan dunia yang meradang. Dengan dinginnya malam.

Qiyamullail adalah tradisi orang-orang shalih. Dalam sejarah panjang umat manusia, orang-orang besar tidak sekadar dikenal karena ide atau perjuangannya. Mereka dikenang karena relasi terdalamnya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka menegakkan malamnya di hadapan Allah—dalam senyap, dengan air mata, dan harapan. Qiyamullail adalah warisan para nabi, ulama, dan pencari kebenaran yang tak puas hanya dengan ibadah formal semata. Mereka haus akan keintiman spiritual. Mereka dahaga akan cinta abadi. Dan malam menjadi wadah paling sunyi untuk merayakan kehausan itu. Ruang rindu, ruang sendiri. Simaklah janji mereka.

قَالَ الْحَسَنُ البَصْرِيُّ “مَا أَحَبُّ أَنْ يَأْتِيَ عَلَيَّ لَيْلَةٌ لَا أُصَلِّي فِيهَا قِيَامًا، وَلَوْ أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ لَا يَتَقَبَّلُ مِنِّي صَلَاةَ اللَّيْلِ، لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَمُوتَ.”

Al-Hasan Al-Bashri berkata; “Aku tidak suka malam berlalu tanpa aku melakukan qiyamul lail. Bahkan kalaupun aku tahu bahwa Allah tidak menerima dariku shalat malam, aku tetap lebih suka mati daripada meninggalkannya.” (Hilyat al-Awliya’)

قِيلَ لِسُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ: مَا لَكَ لاَ تَنَامُ؟ قَالَ: كَيْفَ أَنَامُ وَاللَّهُ يَطْلُبُنِي بِالْفَرَائِضِ، وَرَسُولُهُ بِالسُّنَنِ، وَالْمَلَكُ بِالصِّدْقِ، وَالنَّفْسُ بِالشَّهَوَاتِ، وَإِبْلِيسُ بِالْمَعَاصِي، وَمَلَكُ الْمَوْتِ يَنْتَظِرُ السَّاعَةَ؟

Seseorang bertanya kepada Sufyan Ats-Tsauri, ‘Mengapa engkau tidak tidur malam?’ Ia menjawab: Bagaimana aku bisa tidur, sementara Allah memanggilku dengan kewajiban, Rasul-Nya dengan sunnah, malaikat dengan kejujuran, nafsuku dengan syahwat, setan dengan maksiat, dan malaikat maut sedang menunggu waktu? ” (Siyar A’lam An-Nubala’)

Abu Sulaiman Ad-Darani berkata:

لَوْلَا اللَّيْلُ مَا أَحْبَبْتُ الْبَقَاءَ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّهُ سَاعَاتُ خَلْوَتِي بِرَبِّي، وَهُوَ فَرَحِي وَقُرَّةُ عَيْنِي.

“Seandainya bukan karena malam (untuk beribadah), aku tidak suka tinggal di dunia. Karena malam adalah saat aku menyendiri bersama Tuhanku, itulah kebahagiaanku dan penyejuk hatiku.” (Hilyatul Auliya’)

Ibrahim bin Adham berkata;

أَهْلُ اللَّيْلِ فِي لَيْلِهِمْ أَلَذُّ مِنْ أَهْلِ اللَّهْوِ فِي لَهْوِهِمْ، وَلَوْلَا اللَّيْلُ مَا أَحْبَبْتُ الْبَقَاءَ فِي الدُّنْيَا.

“Ahli malam (yang beribadah) di malam hari mereka lebih nikmat dari para ahli maksiat dalam kelalaiannya. Seandainya bukan karena malam, aku tidak ingin hidup di dunia.” (Siyar A’lam an-Nubala’)

Rabi’ah al-Adawiyah – ulama wanita sufi besar berkata: “Tuhanku, malamku takkan indah tanpamu. Seandainya aku tidak bisa bermunajat kepada-Mu di malam hari, aku tak tahu untuk apa hidupku ini.”

Malik bin Dinar berkata:

“إِذَا لَمْ تَكُنْ لَكَ صَلَاةٌ فِي اللَّيْلِ، فَأَنْتَ مَيِّتٌ، وَإِنْ كُنْتَ تَحْسَبُ أَنَّكَ حَيٌّ.”

“Jika engkau tidak punya shalat malam, maka engkau itu orang mati, meskipun kau merasa hidup.” (Shifat al-Safwah)

Fudhail bin Iyadh berkata:

“إِذَا غَابَتْ عَنْكَ لَيْلَةٌ لَمْ تُقِمْهَا، فَاعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ حُرِمْتَ، وَأَنَّ شَيْئًا مِنْكَ قَدْ مَاتَ.”

“Jika suatu malam berlalu dan engkau tidak mendirikannya (dengan qiyam), ketahuilah: engkau telah terhalang, dan ada bagian dari hatimu yang telah mati.”

Yahya bin Mu’adz berkata:

“مَنْ أَحَبَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، أَحَبَّ الخَلْوَةَ بِهِ، وَمَنْ أَحَبَّ الخَلْوَةَ، فَقَدْ قَامَ اللَّيْلَ.”

“Siapa yang mencintai Allah, pasti rindu menyendiri bersama-Nya; dan siapa yang rindu menyendiri dengan-Nya, maka dia akan bangun malam.” (Risalah Qushayriyyah)

Hamba-hamba yang sudah kecanduan qiyamullail, begitu menikmati indahnya gelap, dinginnya malam, berharganya kesepian. Hanya untuk satu tujuan taqorrub ilallah. Gelap di luar, tapi terang di dalam.

Malam adalah jalan sunyi menuju Allah Yang Maha Perkasa. Shalat malam bukan ritual kaku. Ia adalah bahasa cinta, dialog jiwa dengan Penciptanya. Di saat dunia terlelap, Allah “turun ke langit dunia”, menanti siapa yang memohon, siapa yang meminta ampun, siapa yang menangis karena harap dan dosa. Tidak ada suasana yang lebih personal dari itu. Tidak ada pelukan yang lebih hangat dari harapan di atas sajadah malam. Sebenarnya di dalam sunyi itu, kita tak merasa sendirian. Justru di situlah kita benar-benar bertemu diri sendiri, dan bertemu Allah dalam bentuk yang paling jujur.

Qiyamullail menghapus dosa, juga menolak dosa. Ada sesuatu yang terjadi ketika seseorang terbiasa bangun malam. Hatinya menjadi lebih halus, pikirannya lebih jernih, dan batinnya lebih kuat menghadapi dunia. Qiyamullail bukan sekadar meringankan beban dosa-dosa masa lalu, tapi juga membangun benteng terhadap dosa yang akan datang. Orang yang terbiasa menangis di malam hari, biasanya tak mudah tertawa berlebihan di siang hari. Ia lebih sadar. Lebih tenang. Lebih tajam rasa malunya kepada Allah. Ibnul Qayyim mengatakan dalam Miftah Dar As-Sa’adah: “Istighfar yang keluar dari hati yang remuk saat sahur lebih dahsyat dari ledakan ribuan keluhan siang hari.”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَال”يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ؟”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda; “Allah Maha Barokah dan Maha Luhur, turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan? Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri? Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni?'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Qiyamullail adalah obat tubuh yang terlupa. Menariknya, hadits di atas ditutup dengan ungkapan yang sering luput diperhatikan: “Dan (qiyamullail) adalah pengusir penyakit dari tubuh.” Ini bukan sekadar metafora. Banyak penelitian modern membuktikan bahwa kualitas tidur dan kekuatan spiritual saling berkelindan. Jiwa yang tenang menyuburkan tubuh yang sehat. Bangun di sepertiga malam terakhir, berdiri dalam shalat, mengatur napas dalam bacaan Al-Qur’an—semua itu adalah terapi bagi tubuh yang diam-diam menanggung stres dan luka hidup. Obat yang alami dari Sang Penyembuh Segala Luka. Al-Hasan al-Bashri rahimahullah: “Aku tidak melihat sesuatu yang lebih menyehatkan tubuh, lebih menyinari hati, dan lebih melembutkan jiwa melebihi bangun malam dan istighfar di waktu sahur.”

Barangkali selama ini kita mengira bahwa qiyamullail hanya milik orang yang sempurna. Mari sadarlah. Ia adalah hadiah bagi siapa saja yang ingin disempurnakan oleh Allah. Tak harus lama. Tak harus menangis. Mulailah dengan dua rakaat yang ringan. Tapi datanglah dari hati yang rindu. Sebagaimana matahari yang menyinari dunia di siang hari, qiyamullail adalah cahaya yang menyinari batin di malam hari. Cahaya itu tak terlihat oleh manusia, tapi dirasakan oleh langit. Dicintai oleh bumi.

Di dunia yang serba cepat dan bising, qiyamullail adalah seni memperlambat waktu dan menenangkan jiwa. Ia adalah pelarian terbaik bukan dari masalah, tapi menuju kepada Yang Maha Menggenggam segalanya. Ia adalah bentuk cinta yang paling diam, tapi paling terdengar oleh langit. Malam adalah rahmat, dan qiyamullail adalah pintu rahasia untuk masuk ke dalamnya.

Tags: NasehatQiyamullail

Related Posts

Cara Wujudkan 3 Kata Kunci Keluarga Harmonis
Nasehat

Cara Wujudkan 3 Kata Kunci Keluarga Harmonis

by admin
July 24, 2025
0

Tiga kata yakni sakinah, mawaddah, dan wa rahmah merupakan impian semua orang ketika memulai kehidupan berumah tangga. Ust. Yoyok Dwi Sasongko dalam...

Read more
Menggenggam yang Abadi
Nasehat

Menggenggam yang Abadi

by admin
July 21, 2025
0

(Menemukan Arah di Tengah Ketidakpastian) Di tengah derasnya arus zaman yang serba cepat, segalanya tampak berubah dalam sekejap. Apa yang kemarin belum...

Read more
Lelah – Jadi Penerima Pesan
Nasehat

Lelah – Jadi Penerima Pesan

by admin
July 14, 2025
0

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan (Belajar Diam yang Cerdas) Ada sebentuk...

Read more
Tersapu Banjir Informasi
Nasehat

Tersapu Banjir Informasi

by admin
July 7, 2025
0

Oleh Faidzunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan (Mencari Titik Diam di Tengah Gelombang)...

Read more
Habib Ubaidillah: Hidayah adalah Nikmat Tertinggi, Harus Dijaga hingga Akhir Hayat
Nasehat

Habib Ubaidillah: Hidayah adalah Nikmat Tertinggi, Harus Dijaga hingga Akhir Hayat

by admin
July 4, 2025
0

Nganjuk (3/7). Di antara banyak karunia Allah yang diberikan kepada manusia, tak ada yang melebihi mahalnya nikmat hidayah. Hal tersebut disampaikan Pengasuh...

Read more
KH Aceng Karimullah: Allah Dekat, Berdoalah Tanpa Perantara
Nasehat

KH Aceng Karimullah: Allah Dekat, Berdoalah Tanpa Perantara

by admin
July 3, 2025
0

Jakarta (3/7). Banyak orang masih merasa jarak antara dirinya dan Allah begitu jauh, seolah-olah butuh perantara untuk berdoa. Padahal, dalam Al-Qur’an, Allah...

Read more

Trending

Qiyamullail
Nasehat

Qiyamullail

4 minutes ago
LDII Subang Bekali Juru Dakwah dengan Etika Dakwah Santun
Lintas Daerah

LDII Subang Bekali Juru Dakwah dengan Etika Dakwah Santun

19 hours ago
Kemenag Subang Dukung LDII Bekali Da’i dan Da’iyah
Lintas Daerah

Kemenag Subang Dukung LDII Bekali Da’i dan Da’iyah

19 hours ago
Perkuat Sinergi dengan Ulama, Kapolres Kediri Kota Kunjungi Ponpes Wali Barokah
Nasional

Perkuat Sinergi dengan Ulama, Kapolres Kediri Kota Kunjungi Ponpes Wali Barokah

19 hours ago
Dukung Pembangunan Daerah, LDII Audiensi dengan Gubernur Sumsel
Lintas Daerah

Dukung Pembangunan Daerah, LDII Audiensi dengan Gubernur Sumsel

19 hours ago
Nuansa Persada

Majalah Resmi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Hubungi kami untuk layanan iklan online: marketing@nuansaonline.com

Follow Us

Recent News

Qiyamullail

Qiyamullail

July 28, 2025
LDII Subang Bekali Juru Dakwah dengan Etika Dakwah Santun

LDII Subang Bekali Juru Dakwah dengan Etika Dakwah Santun

July 27, 2025

ARSIP

  • Iklan
  • Privacy & Policy

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Energi
  • Fa Aina Tadzhabun
  • Iptek
  • Apa Siapa
  • Digital
  • Hukum
  • Jejak Islam
  • Kesehatan
  • Kisah Teladan
  • Laporan
  • Lentera Hati
  • Liputan Khusus
  • Lintas Daerah
  • Resonansi
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Remaja
  • Siraman Rohani
  • Khutbah (PDF)
    • Khutbah Jumat Bahasa Arab
    • Idul Fitri Bahasa Arab
    • Idul Fitri (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (ust. Imam Rusdi)
    • Idul Adha (ust. Aceng Karimullah)
    • Idul Fitri (Kediri 2017)

© 2021 - Designed by LataniyaWeb

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In