Tangerang (28/6). Prestasi membanggakan kembali diraih oleh generasi muda LDII. Liza Azzahra (21), meraih Juara 1 Miss Hijab Banten 2025. Ajang ini merupakan kompetisi beauty pageant khusus muslimah yang berfokus pada nilai-nilai Islami dan kontribusi sosial. Prestasi ini sekaligus menempatkan Liza sebagai wakil Provinsi Banten untuk bersaing di tingkat nasional dalam ajang Miss Hijab Indonesia.
Ajang Miss Hijab ini merupakan kompetisi yang digagas untuk mendorong perempuan berhijab tampil percaya diri, cerdas, dan berintegritas. Kompetisi ini tak semata menilai kecantikan fisik, namun lebih menekankan nilai-nilai *manner, integrity, smart* dan salehah (MISS) sebagai standar penilaian utama.
“Jadi dalam kompetisi ini bukan dinilai dari putih, langsing atau standar cantik pada umumnya, namun lebih pada penilaian akhlak, intelektual, attitude, dan nilai keislaman yang ditunjukkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Liza.
Dalam ajang tahunan ini para peserta harus melalui berbagai tahapan seleksi ketat. Mulai dari seleksi awal melalui presentasi identitas diri dan program advokasi, hingga masa karantina selama dua hari satu malam di apartemen Victoria Square. Di karantina, para finalis diuji dari berbagai aspek, mulai dari pengembangan advokasi, debat, hingga sesi wawancara mendalam.
Dalam ajang tersebut, setiap finalis diwajibkan membawa program advokasi yang orisinal, berdampak nyata, dan sudah berjalan. Liza menghadirkan program bertajuk GLOW, singkatan dari Grow, Learn, Observe, and Wise, yang berfokus pada kesehatan mental dan pemberdayaan anak-anak.
“Visinya adalah menciptakan ruang yang aman dan suportif bagi anak untuk berekspresi, berkarya, dan berkembang. Kita pastikan setiap anak didengar, dihargai, dan dihormati,” jelas Liza.
Melalui GLOW, Liza mendorong peningkatan nilai-nilai spiritual, emosional, intelektual, dan sosial anak-anak, terutama mereka yang berada dalam lingkungan kurang suportif. “Program ini dijalankan secara aktif melalui *role playing* untuk meningkatkan empati dan kesadaran sosial. Selain itu sesi diskusi, brainstorming mini untuk melatih skill kepemimpinan sejak dini hingga kegiatan interaktif dengan pendekatan yang menyenangkan namun mendalam,” ujar Liza.
Program advokasi menjadi salah satu aspek terpenting dalam penilaian. Setiap finalis wajib menyusun program advokasi yang orisinal dan berkelanjutan di bidang sosial, pendidikan, hijab, atau isu-isu perempuan. Tak hanya ide, program tersebut harus sudah dijalankan dan menunjukkan dampak nyata.
Di malam grand final, para finalis harus melewati tiga babak seleksi: *speech, motion challenge*, dan sesi tanya jawab. Dari puluhan peserta, Liza berhasil lolos ke top 8, lalu top 5, dan akhirnya masuk ke top 3 untuk kemudian dinobatkan sebagai Juara 1 Miss Hijab Banten 2025.
Sebagai pemenang utama, Liza berhak atas beasiswa penuh dari STIE PPI dan trip edukatif ke Malaysia bersama pemenang lima besar lainnya. Ia juga otomatis melaju ke tingkat nasional dalam ajang Miss Hijab Indonesia.
Liza berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya muslimah LDII, untuk terus percaya diri, berkarya, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. “Setiap perempuan berhak punya mimpi dan definisi cantiknya sendiri, bukan untuk memenuhi standar orang lain, tapi untuk jadi versi terbaik dari dirinya, dengan menjadikan iman sebagai pondasinya,” tutup Liza.